Title : Escape from the Undead Land [ Part 5 ]
Author : Jung Yeonmin
Posted by Lee Hyemi
Cast :
Main cast:
- Lee Hyukjae
- Lee Donghae
- Jo Twins
Hermina’s family:
- Park Jungsoo
- All of SHINee member
- Cho Kyuhyun
Other cast:
- Kim Youngwoon
- Lee Sungmin
- Kwon Boa
- Kim Ki Bum
Genre : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating : G
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Hyukjae POV
Sosok yang sangat indah. Wajah tampan yang mempesona bercahaya dengan
aura kehangatan yang kudapat disekitarnya. Kudapati sayap berbulu putih
menjuntai indah di pundaknya. Makhluk yang sangat fana, kurasa.. aku
telah masuk kedalam sebuah cerita dongeng. Kufikir, dia adalah seorang
makhluk sejenis malaikat dengan segala kesempurnaannya tapi ternyata.. angeloth? Oke,
sekarang apa lagi? Kukira di tempat aneh ini hanya terdapat makhluk
jenis aphr, manusia yang nadinya tidak berjalan, arwah yang belum
sepenuhnya menjadi aphr dan.. aku manusia seutuhnya. Tapi..
makhluk-makhluk ini sangat berbeda. Bukan aphr, maupun manusia. Mereka
memiliki sayap-sayap kecil namun milik seorang angeloth bernama jungsoo
lah yang paling indah.
Akupun melempar pandanganku kesegala arah. Kurasa, aku berada diatas
sebuah rumah pohon yang sangat besar sekarang. Angeloth yang bernama
jungsoo itu terlihat begitu bersinar. Disekitarnya terdapat lima sosok
namja yang kurasa mereka adalah pengawal dari jungsoo. Mereka juga
memiliki sayap namun sangat kecil terdapat di punggungnya seperti sayap
para peri di cerita dongeng.
“ya, donghae ya apa itu angeloth?” bisikku pada donghae
“mereka sebangsa malaikat hanya saja..”
“ehem, para hermina, aku percayakan mereka pada kalian
antarkan mereka ke kamar tamu dan berikan makanan kepada mereka
sepertinya mereka lapar” kata jungsoo memotong omongan donghae.
“hemm maaf aku harus pergi sekarang ada beberapa hal yang harus
kuselesaikan sekarang, nanti kita berbicara lagi di waktu minum teh”
lanjutnya.
“baiklah tidak masalah dan terimakasih sudah berbaik hati pada kami” sambut donghae dengan senang
“ya tentu saja, menolong sesama adalah tugasku J”
Kemudian angeloth bernama jungsoo itupun pergi, umh lebih tepatnya ia
menghilang dibalik siraman cahaya yang menembus sela-sela rumah pohon
ini. Kelima namja yang ia panggil para hermina itupun menatap
kami lekat-lekat. Salah seorang darinyapun berjalan mendekati kami entah
mengapa secara otomatis kakikupun bergerak kearah belakang. Dengan
wajahnya yang datar dan ekspresi yang dingin iapun menyodorkan
tangannya.
Aku terdiam
“ya, jinki hyung kalau kau memasang tampang seperti itu manusia itu akan takut!” sahut salah seorang darinya.
Orang yang berdiri didepanku, yang menyodorkan tangannya dan
dipanggil jinki itu hanya melirik ke arah seorang namja yang berwajah cantik dan terlihat polos.
“lalu..?” katanya dan tiba-tiba saja sebuah tinju melayang di wajah mulusnya itu sukses membuatnya terjatuh ke lantai kayu.
“Minho ya!! Apa yang kau lakukan pada jinki hyung??” kata seorang
namja yang terlihat dari perawakannya ia adalah tipe orang yang cerewet.
“aku cuman.. berusaha merubah ekspresinya yang tidak ramah ini kepada para tamu kita hyung!”
“Pabo yaa!! Bukan begitu caranyaa!! Pikirkan dengan otak jangan asal
melayangkan tinjumu saja!!” protes namja yang sedaritadi hanya terdiam
saja.
“kenapa jadi aku yang disalahkan???”
“sekarang jinki-hyung pingsan pabo minho!!”
“aahh key-hyung bisamu hanyalah protes saja padahal aku kan cuman..”
“jangan berkata begitu minho! Diamlah, sekarang jinki hyung terjatuh apa yang harus—“
“ne arasseo jonghyun-hyung aku mengalah aku diam”
“sudah jangan salahkan minho-hyung”
“ahh ini juga salahmu taeminnie!”
“DIAAMM kenapa kalian malah bertengkar sih?? Aku ingin istirahat cepat antarkan kami!!” protes youngmin.
“KAU YANG DIAAM!!” sahut mereka berempat dan melanjutkan perdebatan sengit mereka yang menurutku sangat… tidak penting.
“hey, donghae ya bagaimana ini?” tanyaku
“hemm biar aku coba”
“umm maaf mengganggu kalian, bisakah kalian berhenti bertengkar?”
Mereka tidak menggubris donghae
“umm kalau kalian berhenti bertengkar akan.. akan kuberikan makanan enak!”
Mereka masih mengabaikan donghae
“LIHAT!! Lihaatt disana ada yeoja cantik!!!”
Masih tidak diperhatikan
Donghaepun mengambil nafas panjang dan bersiap-siap.
“PERMISI ADA YANG MAU IKUT DENGANKU BERSENANG-SENANG KE CLUB MALAM BERSAMA PARA WANITA CANTIK????”
Hening
“Benarkah??? Donghae ya memangnya ditempat seperti ini ada tempat
seperti itu??? Kenapa kau tidak bilang padaku???!!” tanyaku dengan polos
Hening
Suasana membeku kelima namja itu memperhatikan kami
Donghae melirikku iapun tersenyum tipis sedangkan keempat namja itu
menatap kami dengan dingin. Oh tidak sepertinya sesuatu yang buruk akan
terjadi.
“kalau kubilang 3 lari” bisik donghae padaku dan youngmin
“satu.. dua… TIGA! LARII!!”
Kamipun berlari merancau memasuki rumah pohon itu dan memasuki
koridor-koridor yang beratapkan dedaunan secara acak tanpa kita tahu apa
yang ada di ujung koridor itu. Ke empat hermina itu mengejar
kami. Disepanjang jalan aku menemui makhluk-makhluk aneh lainnya.
Seperti rusa berkepala badak, kucing yang tidak berkaki dan berjalan
seperti ulat, manusia berkepala cobra, zebra yang memakai jas lengkap
dengan kacamata sepatu kulit dan berjalan layaknya seorang manusia, koki
buaya yang berdiri dengan kedua kakinya dan memegang sebuah panci besar
berisikan kepala seorang manusia yang melotot kearah kami dan yang
membuatku kaget mata manusia tersebut masih bisa melirik dan mengikuti
arah kami yang terus berlari.
“donghae ya.. apa kau lihat itu?”
“mwo ya?”
“ah.. aniya lupakan”
“hey pabo! Kenapa kita harus berlari??” Tanya youngmin pada kami
“entahlah” kata donghae menaikan pundaknya
“mwo?? Kau yang menyuruh kami berlari!” protesku padanya
“lalu sekarang kau mau berhenti? Kita sudah dikejar oleh mereka”
“aisshh jinjja!! Tapi—“
Kalimatku terpotong langkah kami terhenti mendapati sebuah jalan
buntu. Bagus sebuah dinding kayu menghalangi jalan kami tanpa kami tahu
apa yang terdapat dibaliknya. Kemungkinan besar dibalik dinding kayu
tersebut terdapat jalan buntu alias tidak terdapat ruangan lain lagi dan
kita akan terjatuh dari rumah pohon yang cukup tinggi. Terlalu
beresiko. Langkah kelima hermina itu semakin mendekat akupun berfikir keras dan berusaha memutar otak.
“GAME OVER”
Kami bertigapun terdiam. Sebuah bisikan menggelitik telingaku seolah
seseorang sengaja mengatakan itu dan mengajak kami untuk pergi ke suatu
tempat. Akupun mengikuti suara itu hingga aku mendapati sebuah pintu
yang terlihat sangat kokoh.
“suaranya berasal dari sini”
“kalau gitu dobrak saja!” pinta youngmin
“baiklah dalam hitungan ketiga kita dobrak sama-sama” kata donghae
“DOBRAK SEKARANG!!” teriak youngmin
Kamipun bergegas mendobrak pintu karena langkah kelima hermina itu
semakin mendekat. Kufikir akan mengeluarkan suara keras dan sulit untuk
mendobraknya, ternyata diluar dugaan aku merasa hanya melewati sebuah
kain dan sekarang kami bertiga telah berada di dalam sebuah kamar yang
cukup kecil. Sebuah kamar yang berdinding dan berlantai batu. Berbeda
sekali dengan ruangan lain yang terdapat di tempat itu. Penerangan
disana hanyalah sebuah obor yang menempel pada dindingnya. Akupun
melempar pandangan kesegala arah. Kudapati barang-barang yang sangat
tidak singkron dengan keadaan yang ada disini. Maksudku barang-barang
yang berada di sini terlalu modern, ini seperti barang-barang yang
berasal dari dunia manusia. Kudapati sebuah video game dan berbagai
perlatan game modern dan tentu saja beberapa televisi yang terdapat di
setiap sudut ruangan ini. Hanya satu buah set video game yang menarik
perhatianku. Sebuah video game yang bercoverkan hitam dan hanya terdapat
sebuah garis pendek berwarna merah di tengahnya. Alat untuk menyetel
video ini juga berbeda dengan pemutar video game pada umumnya. Bentuknya
kotak tanpa relif lain dan berwarna hitam legam tersambungkan ke sebuah
kabel yang menyambung dengan sebuah joystick yang berwarna merah, merah
darah. Anehnya benda ini tidak tersambungkan ke televisi yang terdapat
didekatnya. Dan tidak terdapat kabel untuk menyambungkannya.
Akupun berdiri dan menatap lekat game yang paling menarik perhatianku
itu. Memperhatikannya membuatku serasa terhipnotis dan mengabaikan
segala omongan donghae dan youngmin yang terus berkomentar tentang
ruangan ini. Aku bahkan tidak bisa menggerakan tubuhku, mataku hanya
tertuju pada satu set game tersebut.
Krrsk krrskk
Sebuah suara muncul berasal dari televisi yang tepat berada di
depanku. Akupun menelan ludah. Perlahan tv tersebut mengeluarkan sebuah
gambar, gambar yang tidak jelas. Sebuah gambar yang terlihat seperti tv
semut. Cukup lama gambar tersebut muncul di tv itu donghae dan
youngminpun mendekat ikut memperhatikan. Tiba-tiba beberapa tetes darah
keluar dengan sendirinya dari dalam tv tersebut. Aku berusaha mengambil
langkah mundur namun nihil, kakiku seperti mereka dan otak dengan
tubuhku tidak dapat berkoordinasi dengan baik. Darh itu kini mulai
menetes dan membanjiri lantai batu itu dan mulai mendekat ke arah
kakiku. Donghae dan youngmin berhasil mengambil langkah mundur tapi
kenapa hanya aku yang tidak bisa. Semut semut yang terdapat di
tv itu semakin lama semakin memburam semakin bising suara yang
dihasilkan, darah yang menetespun semakin banyak. Tiba-tiba sebuah
tangan muncul dari dalam monitor tv.
Sebuah tangan yang kurus dan pucat, dengan kuku-kuku panjang berwarna
kehitaman. Salah satu jarinya yang seakan membusuk. Tangan itu terus
keluar perlahan dari dalam tv tersebut hingga sebuah kepala muncul tepat
di depan wajahku. Sebuah wajah wanita tirus yang hancur dan pucat,
dengan mata merah yang melotot keluar rambut panjangnya yang rusak turut
menghiasi wajahnya. Bibirnya yang pecah-pecah dan sobek hingga pipinya.
Batang hidungnya yang telah hilang dan kini digantikan oleh dua buah
lubang. Perlahan wajahnya semakin mendekati wajahku begitupun sebelah
tangannya. Aku ingin berlari namun apadaya aku tidak bisa. Tiba-tiba
sebuah tangan menyambar leherku, sesak. Dan semuanya berubah menjadi
gelap.
***
Silau, sinar apa ini? Sebuah cahaya indah menyirami sekujur tubuhku,
hangat dan terasa damai. Perlahan membuka kedua mataku dan mencoba
menggerakan badanku. Kepalaku terasa berat dan leherku terasa sedikit
sakit.
“kau sudah sadar?”
“kau.. kau kan hermina itu yang menyodorkan tanganmu ke arahku itu kan??”
Iapun menghela nafas
“haahh maafkan para dongsaengku yah, padahal aku kan hanya ingin meminta maaf tadi tapi jadi gini keadaannya”
“bagaimana kau bisa menemukanku??”
Iapun terdiam menatapku, kemudian iapun tersenyum dan diikuti tawa meledak dari ujung bibirnya. Akupun mengerutkan dahiku.
“heey kenapa kau malah tertawa??”
“aku lucu mengingat ekspresimu yang pingsan ketakutan saat kau ditemukan! Maaf ya dia memang suka jahil tapi jangan dimasukan ke hati”
“dia siapa yang kau maksud dengan dia?”
“tentu saja keluarga kami, bagian dari hermina”
“hermina? Daritadi aku mendengar kata itu sampai kupingku bosan mendengarnya! Bisa kau jelaskan apa itu hermina?”
“umm bagaimana yah.. ah kurasa jungsoo-ssi akan menjelaskannya nanti tidak usah khawatir”
“eh?? Kapan?? Jungsoo-ssi maksudmu si angeloth itu??”
“ya benar, ia sudah menunggumu di taman untuk minum teh, kajja kurasa
kau sudah cukup kuat untuk berjalan aku akan mengantarmu ke taman”
Iapun beranjak keluar dari ruangan yang kurasa ini adalah sebuah
kamar. Ruangan kosong hanya berisikan sebuah tempat tidur dan jendela
yang berhasil disusup oleh cahaya hangat yang memenuhi ruangan itu.
Iapun memutar gagang pintu dan mulai mengajakku keluar. Aku kembali
kepada koridor-koridor rumah pohon ini yang berdinding dan berlantaikan
kayu serta beratapkan dedaunan yang ditembus cahaya matahari. Dan
lagi-lagi aku bertemu berbagai macam makhluk aneh.
“jangan kaget kalau kau bertemu dengan para hermina yang lainnya, anggap saja kau sedang menonton film di dunia manusia ituu”
“ah iya lagipula aku sudah terbiasa melihat yang lebih mengerikan”
“ohh aphr ya?”
“bukan, tapi eommaku jika marah”
“begitukah? Hahaha kau lucu sekali”
“ha-ha” akupun tertawa hambar.
“oh iya, namaku Jinki salam kenal”
“oh aku lee hyukjae panggil saja hyukjae”
“kau manusia ya? Aku peri loh!”
“iya aku manusia, iyaa aku sudah tau pakaianmu yang seperti peter pan dan sayap seperti thinker bell itu apalagi yang menunjukan kalau kau bukan seorang peri”
“wow hebat, siapa peter pan dan thinker bell itu? Apa mereka juga keren seperti para hermina disini?”
“umm ya kurang lebih begitu..” jawabku tak yakin.
Kamipun tiba di sebuah taman yang penuh dengan siraman cahaya
matahari yang hangat. Taman yang begitu cantik aku bagai hidup di surge.
Begitu damai dan tentram ditemani kupu-kupu yang berterbangan dari
bunga satu ke bunga lainnya. Bunga-bunga disinipun luar biasa indahnya,
tidak pernah sekalipun aku menjumpai bunga seindah malaikat ini. Akupun
mendapati sebuah meja bundar yang dikelilingi beberapa bangku taman yang
berada di tengah lautan bunga yang sangat indah.
“disana, tuan jungsoo-ssi sudah menunggumu disana” kata hermina sebangsa peri itu sembari menunjuk ke arah bangku taman itu.
“baiklah”
Akupun melangkahkan kedua kakiku yang terasa ringan. Berjalan
menelusuri bunga-bunga yang indah dan ditemani siraman cahaya matahari
yang hangat. Langkahku terhenti ketika aku berhasil mencapai bangku
taman itu. Kudapati jungsoo yang berdiri membelakangiku hingga aku dapat
melihat jelas sayapnya yang indah.
“kau kah itu.. lee hyukjae?” katanya dengan lembut dan tetap membelakangiku.
“ah ne, ini aku”
Iapun membalikan badannya dan tersenyum lembut kemudian ia member
isyarat padaku untuk duduk. Ia juga menyuguhkanku secangkir teh hangat
dan beberapa cookies yang luar biasa nikmatnya. Setelah selesai
menikmati hidangan, jungsoopun mulai membuka mulut.
“maafkan aku untuk segala ketidaknyamanan yang kau terima disini”
“yaa tidak masalah.. tapi sebelumnya kau harus jelaskan padaku! Apa itu hermina, dan tempat apa ini sebenarnya??”
“yaa.. hermina sebenarnya kami adalah bangsa yang terbuang dari surga
karena mempunyai kesalahan. Kami berkumpul dan diusir di mana-mana,
tidak diterima di dunia tidak diterima juga di surga namun kami tidak
ingin pergi ke daerah musuh, atau bisa dibilang neraka. Hingga kamipun
terjebak disini, di Axhprote Land.. karena para aphr itu cukup berbahaya
dengan kekuatan sihir kami yang masih tersisa menciptakan tempat ini
dan membuat pelindung sehingga mereka semua tidak dapat mencapai atau
mendeteksi keberadaan kami. Intinya, tempat disini adalah tempat teraman
dari berbagai ancaman berbahaya diluar sana”
“ohhh begitu rupanya.. cukup panjang juga penjelasanmu.. lalu?”
“lalu soal yang waktu itu, aku minta maaf dia memang senang bermain-main tolong dimaafkan kesalahannya” katanya dengan nada lembut dan sorotan mata yang begitu dalam.
“dia?”
“ya, dia.. kemarilah nak dan minta maaf kepada manusia ini..” katanya seolah berbicara kepada seseorang.
Tiba-tiba dibalik padang bunga yang luas dikejauhan aku melihat
sebuah sosok seorang namja. Cukup tinggi namun aku tidak dapat
melihatnya dengan jelas. Ia berjalan secara bermalas-malasan dan semakin
mendekat. Iapun menghentikan langkahnya tepat didepan kami berdua.
Seorang manusia utuh. Cukup tampan dan dia terlihat lebih muda dariku
namun terlihat berantakan, dikedua matanya terlihat jelas lingkaran
hitam yang melukis dengan jelasnya. Sorotan matanya yang jahil dan
senyum miringnya yang seolah meremehkanku, disalah satu tangannya ia
terlihat memegang sebuah benda yang terlihat seperti psp berwarna hitam legam.
“cho, jangan menatapnya seperti itu kau harus minta maaf” kata jungsoo secara tenang namun tegas.
“baiklah baiklah pak tua, aku minta maaf ya bodoh! Sudah cukup kan?”
Jungsoopun menarik nafas “maafkan kelakuan anak ini dia memang umm sedikit kurang ajar”
“cih bocah yang sombong aku tidak suka melihat sorot mata dan gaya berbicaranya itu”
“diamlah bodoh kau tidak mengerti apa-apakan” katanya sengit
“berhenti memanggilku bodoh!”
“sudah hentikan, cho tutup mulutmu! Aku memanggilmu kemari untuk meminta maaf bukan untuk mencari perkara”
“dia yang mencari perka—“
“CHO KYUHYUN HENTIKAN” bentak jungsoo dan tiba-tiba saja angin
berhembus begitu kencang dan bunga-bunga indah itupun menjadi layu dalam
sekejap. Namja itu terdiam. Beberapa lama kemudian ketika emosi jungsoo
stabil bunga-bunga itupun kembali bermekaran.
Namja itupun pergi tanpa pamit dan meninggalkan kami begitu saja
dalam diam. Entah mengapa, aku seakan bisa membaca isi hatinya dibalik
dirinya yang keras, ia terlihat.. kesepian.
“kupikir ia akan senang dengan kehadiranmu.. yang juga sama sepertinya”
“eh? Dia manusia?”
“kurang lebih begitu. Mungkin butuh waktu… mau kah kau menunggu?”
“maksudmu?”
Senyum lembut yang sedaritadi terlukis diwajahnya kini tergantikan
oleh air mukanya yang menunjukan bahawa ia sedang membicarakan suatu hal
yang serius.
“kau… bisa meminta apapun yang kau mau dan pasti akan aku berikan
namun tempat ini juga aman, kau akan hidup bagai di surga dan abadi
tempat ini jauh berlipat lebih menyenangkan daripada bumi jadi…”
“kau bermaksud menyuruhku untuk tinggal disini?”
“ya! Tepat sekali!”
“maka jawabanku tidak. Terimakasih untuk semuanya”
Terlihat jelas kekecewaan terbias diwajahnya.
“percayalah kau tidak akan pernah bisa keluar dari axphrote land, aku bertaruh”
Akupun hanya bisa mengunci mulutku rapat dan mulai beranjak. Tidak,
donghae bilang kami pasti bisa keluar dari sini, aku tidak ingin terus
hidup abadi disini. Walaupun.. tempat ini begitu fana dan seperti
disurga aku tetap merindukan kehidupanku sebagai manusia normal. Aku
belum sempat meminta maaf atas semua kelakuanku kepada appa dan eommaku,
aku tidak mungkin meninggalkan mereka begitu saja.
“AAAAAAAAAAAHHHH!!!” sebuah jeritan suara yang khas, itu suara
donghae! Terdengar jelas tepat dibelakangku, dengan sigap akupun memutar
badanku.
Mataku terbelak bagai tak percaya akan sebuah pemandangan yang
benar-benar membuat emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Kudapati sebuah
asap yang bergerumul dan memancarkan sebuah gambar, gambar dari donghae
yang disiksa oleh para makhluk-makhluk aneh itu yang kurasa mereka
adalah sebangsa hermina. Tempat yang mengerikan, tidak ada cahaya
matahari tidak ada kehangatan mereka terlihat begitu mengerikan, seolah
mereka hendak membunuh donghae.
“APA YANG KAU LAKUKAN??” bentakku tak sabaran kepada angeloth yang kini berdiri menatapku dengan muka serius.
“cepat atau lambat dia akan menjadi aphr, dia bisa membahayakan kami
semua. Sebelum kami semua lenyap… ialah yang harus dikorbankan..”
“m-m-maksudmu????”
“kami akan melenyapkan donghae dari dunia ini untuk selamanya..”
***
Author POV, The street, Seoul
Seorang wanita dengan kuku-kuku panjang bercat merah kelam berjalan
dengan tergesa-gesa. Gemerincing gelang-gelang emas yang melingkar di
kedua tangan dan kakinya berbunyi disetiap langkahnya. Wanita yang tidak
dapat terlihat jelas wajahnya yang tertutupi oleh sebuah tudung kepala.
Baju benang wol yang membalut tubuhnya yang indah serta rok rample mini
yang bergaya lama eropa. Kakinya yang tak beralaskan hanyalah terdapat
beberapa gelang emas yang melingkar dikedua kakinya yang indah. Wanita
itu menenteng sebuah tas yang cukup besar namun lusuh, dengan
tergesa-gesa iapun memasuki sebuah café bergaya eropa kuno dan siap
untuk menemui client pentingnya hari ini.
“kau sudah datang madam” sapa seorang pria yang berbalut tuxedo hitam dan membungkuk kepadanya.
“katakan”
“kurasa.. mereka mencari korban lagi seperti kasus yang sedang marak dibicarakan”
Wanita itupun mengangguk dan melanjutkan langkah kakinya. Iapun
menghampiri dua orang pria yang berpakaian lengkap dengan setelan jas.
Salahsatunya tengah menunggu dengan gelisah. Wanita itupun meletakan
tasnya diatas meja tepat didepan mereka semua dan berhasil mengalihkan
perhatian mereka.
“selamat datang di la borerau bleu café” katanya singkat dengan
nadanya yang sombong. Wanita itupun duduk didepan mereka berdua dengan
elegan.
“madam, ini adalah youngwoon dan relatifnya sungmin. Seperti yang telah kuceritakan anaknya menghilang disana dengan keadaan hidup”
“ya, aku sudah tau. aku kwon boa, aku lebih suka kau memanggilku dengan nyonya kwon”
“baiklah nyonya kwon” kata sungmin berbicara secara berhati-hati.
“tidak usah banyak bertele-tele kita langsung saja, mana foto anakmu?”
Youngwoonpun menyerahkan selembar foto dari anak semata wayangnya
itu. Kwon, memperhatikan dengan seksama setiap lekuk wajah anak
tersebut. Kemudian iapun membuka tas besar yang lusuh yang sedaritadi
ditentengnya. Terdapat berbagai jenis peralatan kuno dan lebih mengarah
ke peralatan-peralatan sihir yang begitu lengkap. Iapun meraih sebuah
benda yang terlihat seperti mangkuk. Iapun mengambil sebuah botol yang
berisi cairan berwarna keunguan dan menuangkannya kedalam mangkuk
tersebut. Iapun menggigit jari telunjuknya hingga darah mencuat keluar
dari jarinya dan iapun menggambar sesuatu di atas permukaan cairan
keunguan itu sembari membacakan sebuah mantra. Iapun mencelupkan foto
hyukjae, untuk beberapa lama wanita itu terdiam tak berekspresi. Ia
terus terpaku pada genangan cairan ungu yang tidak bergeming.
“apa yang kau lihat disana???” Tanya youngwoon tidak sabaran.
Namun wanita itu hanya terdiam.
“jawablah hey!!!” youngwoon berdiri dan sedikit membentak ia terlihat
sangat tidak sabaran dengan wanita yang samasekali tidak menunjukan
ekspresinya.
Youngwoonpun berdiri mendekat kearah wanita yang bagai terpaku
sepertu patung, iapun menyibakan tudung yang sedaritadi menutupi
wajahnya. Mata kedua pria yang terdapat didalam ruangan tersebut
terbelak tidak percaya. Ternyata, wanita tersebut tidak hanya berdiam
namun matanya yang melotot dan memaksa ingin keluar. Tidak lama kemudian
tubuhnya berguncang hebat dan detik itu juga wanita itu berteriak
hebat. Berteriak seolah seseorang telah menyakitinya, teriakan yang
terdengar sangat menyakitkan. Cairan ungu itupun berubah menjadi
kehitaman dan terdapat gelembung-gelembung seolah cairan tersebut telah
mendidih. Seketika itu juga, sang pelayanpun dengan cekatan menumpahkan
cairan kehitaman itu. Wanita tersebut berhenti berteriak dan mulai
mengatur nafasnya.
“ini buruk..” katanya setelah agak tenang dengan wajahnya yang menegang.
“APA?? KATAKAN PADAKU APA YANG TERJADI KEPADANYA??”
“ia berada di tempat yang aman namun keadaannya tidak aman… dia harus bertahan dan bisa keluar dari sana..”
“ap-apa??? Dimana dia sebenarnya??”
Wanita itu tidak menjawab iapun berdiri dengan wajah yang masih menegang.
“Kibum kita harus bergerak cepat! Siapkan pelindung, dan aku akan membuat pintu masuk”
“baik madam” pelayan itupun membungkuk.
“hey pak polisi!! Apa maksudnya ini???”
“maafkan aku, kau pasti tidak akan bisa menerimanya dengan akal sehat
tapi jika kau ingin anakmu selamat, tunggulah dengan sabar dan biarkan
kami bekerja”
Kemudian pria tersebut meninggalkan youngwoon dan sungmin begitu
saja. Sepi, kaget, dan tidak percaya semua yang tidak bisa diterima oleh
akal sehat. Sungmin yang terlalu shock melihat itu semua hanya bisa
terdiam dan terpaku, sedangkan youngwoon hanya bisa menghela nafas
dengan pasrah.
_To Be Continued_
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
MIANHAEEEEEEEEEEEEEEEE untuk post yang lagi-lagi lamaa mianhae manhae
mianhae >< aku juga mau minta maaf buat typo di EFTUL ke 4
harusnya youngwoon tapi malah jongwoon pabo, author emang pabo banget
kepikiran akang yesung mulu sih :$ author juga sangat berterimakasih buat
readers setia yang masih nungguin kelanjutan penpik author yang ga mutu
pokoknya lope yu so mach deh :****** tunggu kelanjutannya yaa chingudeu
^^
Salam alay sejahtera! Dan tetaplah menjadi bintang di langit :3 #random
Tidak ada komentar:
Posting Komentar