Title : Escape from the Undead Land [ Part 6 ] The Battle
Author : Jung Yeonmin
Posted by Lee Hyemi
Cast :
Main cast:
- Lee Hyukjae
- Lee Donghae
- Jo Twins
Hermina’s family:
- Park Jungsoo
- All of SHINee member
- Cho Kyuhyun
Other cast:
- Kim Youngwoon
- Lee Sungmin
- Kwon Boa
- Kim Ki Bum
Genre : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating : G
Summary :
Mataku terbelak bagai tak percaya akan sebuah pemandangan yang
benar-benar membuat emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Kudapati sebuah
asap yang bergerumul dan memancarkan sebuah gambar, gambar dari donghae
yang disiksa oleh para makhluk-makhluk aneh itu yang kurasa mereka
adalah sebangsa hermina. Tempat yang mengerikan, tidak ada cahaya
matahari tidak ada kehangatan mereka terlihat begitu mengerikan, seolah
mereka hendak membunuh donghae.
“APA YANG KAU LAKUKAN??” bentakku tak sabaran kepada angeloth yang kini berdiri menatapku dengan muka serius.
“cepat atau lambat dia akan menjadi aphr, dia bisa membahayakan kami
semua. Sebelum kami semua lenyap… ialah yang harus dikorbankan..”
“m-m-maksudmu????”
“kami akan melenyapkan donghae dari dunia ini untuk selamanya..”
***
Author POV, Kerajaan Hactrex
Sebuah Aphr kerdil dengan bola matanya yang mencuat berjalan dengan
payah dengan sebelah kakinya dan senyuman mengembang dibibirnya hingga
memperlihatkan deretan giginya yang menghitam dan kurus seperti kacang
kering. Iapun berjalan setengah berlari dengan pontang-panting seakan
membawa kabar gembira. Fisiknya terlihat begitu kumuh dan menghentikan
langkahnya tepat didepan sebuah kerajaan yang sangat megah dan terlihat
begitu mengerikan.
“apa urusanmu?” Tanya salah seorang aphr bertubuh besar yang dilapisi
jeratan rotan yang melilit disekujur tubuhnya yang merupakan salah satu
dari ribuan prajurit yang menjaga didepan pintu besar yang terlihat
lapun namun sangat kokoh dan bahkan tidak bisa ditembus oleh benda
apapun.
“aku menemukan mereka” katanya dengan senyumnya yang semakin melebar.
Aphr itupun menatap lekat aphr kerdil yang masih mengembangkan
senyumannya itu. Seakan menelaah akan kebenaran yang diucapkan aphr
kecil itu, setelah agak lama iapun membukakan pintu raksasa tersebut
hanya dengan sentuhan jarinya. Hanya terdapat sebuah ruang hampa yang
sangat gelap.
“kau akan ku antarkan langsung bertemu dengan raja, jaga sikapmu atau kau akan mati”
“baiklah”
Aphr kerdil itupun berjalan dengan hati-hati memasuki ruangan hampa
tersebut dan sekejap, gelap yang ia lihat sebelumnyapun berubah menjadi
sebuah tempat yang sangat mengerikan. Api biru berkobar disamping kiri
dan kana aphr tersebut, sebuah ruangan yang begitu luas, begitu megah
namun gelap dan memiliki tatanan yang mengerikan. Tepat didepannya
terdapat sebuah singgasana yang sangat megah, dan terdapat seseorang
duduk dengan jubah hitam legam membalut tubuhnya. Suasana disanapun
seakan mengancam, aphr kerdil tersebut dapat dengan jelas merasakan
ratusan pasang mata memperhatikannya.
“apa yang kau dapatkan?” Tanya seseorang yang duduk di singgasana tersebut, dengan suaranya yang mencekam.
“m-m-maaf mengganggu anda tuan, hamba datang karena mengetahui keberadaan para buronan yang sedang tuan cari”
Raja tersebut hanya terdiam menunggu kata-kata berikut yang akan diucapkan aphr kerdil itu.
“umm, seorang arwah pengacau, seorang manusia utuh dan… seorang penghianat mereka kan yang kau cari?”
“lalu?”
“waktu itu.. aku melintasi hutan yang tidak pernah dimasuki seorang
aphr karena disana.. yaa entahlah disana memang tidak ada yang menarik
untuk didatangi namun.. ketika aku melintasinya, aku bisa merasakannya!
Aku merasakan kehadiran seorang aphr namun baunya tidak begitu kuat.
Akupun memasuki hutan itu namun tidak terdapat apa-apa namun tuan aku
berani bersumpah aku merasakannya!”
“hem HUAHAHAHAHAHAHAHA” raja itupun merespon dengan tawanya yang jahat seakan ia menang akan sesuatu hal.
“ha.. hahahahahahaha” aphr kerdil itupun ikut tertawa
“DIAM! Aku tidak menyuruhmu tertawa!” aphr itupun terdiam.
“huh, kerja bagus aphr kerdil, tunjukan tempat tersebut padaku”
sembari berkata tersebut iapun bersiul sekejap sepasang mata mulai
terpasang didalam kegelapan dan merekapun mulai menampakan wujud mereka.
Rex, monster yang sangat mengerikan, dengan ketiga tanduknya
yang runcing dan taring-taring mereka yang begitu tajam dan air liur
mereka yang sukses melepuhkan benda apapun. Namun diantaranya, terdapat Rex yang
paling mengerikan. Ia memiliki tubuh yang lebih besar dari yang
lainnya, rupanya menyerupai naga namun sama dengan rex lainnya, ia
memiliki tiga buah tanduk runcing dan taring-taring yang jauh lebih
tajam serta air liur yang mampu memusnahkan dalam sekejap.
Cakar-cakarnya yang tajam dan keras, makhluk-makhluk ini kurang lebih
menyerupai dinosaurus jenis T-rex namun memiliki sayap seperti naga dan
taring yang mencuat seperti mammoth* namun lebih runcing dan ramping dari seekor mammoth.
“bersiaplah, kita akan berperang”
***
Hyukjae POV
“DIMANA DONGHAE?? JAWAB!” bentakku kepada seorang angeloth yang
sedang menampilkan penyiksaan yang dilakukan para hermina terhadap
donghae.
“maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini karena..”
“AKU TIDAK BUTUH PENJELASANMU!! ANTAR AKU KESANA SEKARANG!” akupun
menarik baju putihnya hingga membuat tubuhnya terangkat. Wajahnya tetap
sama tenang. Ia sama sekali tidak melakukan perlawanan. Akupun
menghempaskan tubuhnya dan hendak melayangkan tinju, seketika itu juga
ia menjentikan jarinya dan pemandangan padang bunga yang indah itupun
sirna.
Hanya gelap menyelimuti tempat aku berpijak sekarang, gelap dan
sangat menyeramkan, suasana yang begitu tegang dan mencekam. kudapati
para hermina yang menyerupai setengah manusia berkepala hewan dan
berdiri dengan kedua kaki mereka menyiksa donghae yang meronta-ronta
kesakitan. Akupun berjalan mendekat dengan tidak sabaran, langkahkupun
dihentikan oleh salah satu keluarga hermina yang berjenis peri itu.
“maaf hyukjae.. ini demi keselamatan kita semua” tukasnya dengan wajahnya yang menunjukan penyesalan.
“kau.. kau salah satu dari lima peri yang tadi bukan???? Minggir!! Aku ingin menghentikan semua ini!”
Tiba-tiba ruangan itupun bergetar seakan terkena gempa namun bukan
sebuah gempa biasa. Seperti sesuatu menubruk pohon-pohon yang menjadi
pondasi tempat hidup para hermina itu. Semuanyapun membeku. Mereka semua
berhenti menyiksa donghae. Akupun memperhatikan jungsoo yang seketika
matanya membelak, dan suasanapun menegang.
“oh tidak… kita terlambat” ucap salah seorang peri hermina tersebut.
Akupun memperhatikan jungsoo yang mengatakan suatu bahasa yang tidak
ku mengerti seolah menyerukan kepada para hermina tersebut untuk
melakukan perlindungan. Sebuah terompet yang sangat pengang dan jelas
tidak ramah ditelinga diperbunyikan seolah menandakan sesuatu yang
gawat. Para hemrmina tersebutpun merancu pergi meninggalkan donghae dan
air muka mereka semua terlihat panic. Akupun mendekati donghae dan
segera melepaskan tali yang mengikatnya.
“donghae ya, apa yang telah terjadi??”
“ini semua.. salahku..”
“apa?? Apa yang telah kau lakukan???!!!”
“tidak… semakin hari aku semakin terlihat menjadi aphr, para aphr itu dapat dengan mudah mencium keberadaan sesamanya”
“m-m-maksudmu..”
“mereka.. mereka me—“
Tiba-tiba saja kalimat donghae terputus dan menghunuskan pedangnya ke
arahku dengan air mukanya yang seolah-olah ia tidak ingin melakukan
itu.
“donghae ya apa yang terjadi padamu?!!”
“lari!!! Lari hyukjae!! Aku—“ lagi-lagi kalimatnya terputus dan pedangnya berusaha menusukku.
Donghaepun terus menerus menyuruhku berlari dengan tangan dan
pedangnya yang seolah tidak bisa berkoordinasi dengan pikirannya. Seakan
memangsaku dan menghunuskan pedangnya berkali-kali kearahku. Akupun
berlari secepat mungkin meninggalkan donghae. Dari kejauhan aku
mendengarnya berteriak dengan begitu mengerikan. Akupun berlari tanpa
arah dan begitu rancau.
“lee hyukjae kau bisa mendengar suaraku?”
Akupun terdiam. Suara seorang wanita yang tidak kukenal. Hanya terdengar suaranya tanpa sosok yang jelas.
“aku Kwon Boa, dengarkan suaraku. Aku akan menuntunmu untuk dapat keluar dari tempat ini”
“bagaimana aku bisa mempercayaimu?”
“ayahmu, ialah yang meminta bantuan kepadaku”
Tiba-tiba getaran semakin kuat dan membuat tubuhku tidak seimbang.
Akupun berjalan dengan susah payah kearah jendela. Akupun mengintip
dibalik jendela mungil yang terdapat disisi kananku. Mataku terbelak
tidak percaya berates-ratus ah tidak mungkin ribuan aphr dan beberapa
makhluk aneh yang mereka tunggangi kini mengerumuni rumah pohon yang
luar biasa ini. Makhluk-makhluk aneh yang ditunggangi para aphr tersebut
menyeruduk pohon-pohon yang menjadi pondasi tempat ini sehinga
menyebabkan getaran-getaran yang sedaritadi ku rasakan. Tiba-tiba seekor
makhluk aneh dengan aphr diatasnya melesat dengan cepat dan mendekat ke
arah jendela mungil tempatku mengintip namun jaraknyapun tak sampai,
seolah sesuatu menyelubungi tempat ini sehingga tidak bisa ditembus oleh
para aphr tersebut. Namun aphr itu mencobanya berkali-kali hingga aku
mendapati sebuah retakan. Akupun mengambil langkah mundur dan segera
melangkahkan kakiku untuk berlari menjauh dari jendela mungil tersebut.
“berlarilah hyukjae, selamatkan dirimu! Ambil senjatamu ditempat kau
bangun tadi. Aku akan memberitahukanmu cara untuk selamat dari tempat
itu” sahut suara wanita tersebut.
Akupun mengingat-ngingat kamar tempat aku terbangun tadi. Hanya
bermodalkan insting dan perasaan, akupun melangkahkan kakiku tanpa aku
yakin jalan apa yang akan kutemui. Tiba-tiba terdengar kembali suara
wanita itu, iapun membimbingku untuk menemukan kembali kamar tempatku
terbangun. Perlahan goncanganpun semakin kuat dan langit-langit yang
menutupi bagian atas rumah inipun mulai runtuh. Dengan susah payah aku
setengah berlari menerobos segala macam benda yang hendak menimpaku
hingga aku mendapati sebuah pintu yang sedikit terbuka. Ya, kurasa
disanalah tempat pertama kali aku membuka mataku setelah pingsan.
Akupun memasuki pintu yang sudah terbuka itu. Dengan sigap aku
mencari-cari panah yang diberikan youngmin waktu itu, namun nihil! Aku
mencari disetiap sudut ruangan namun aku sama sekali tidak menemukan
benda itu. Rumah pohon raksasa itupun kian bergoncang hebat hingga
membuat tubuhku tidak dapat berdiri dengan seimbang. Sial! Kurasa para
hermina itu sengaja mengambil senjata itu dariku agar kita tidak
melakukan perlawanan. Akupun tiarap dan berusaha merangkap, kedua kakiku
sudah tidak mampu untuk menjaga keseimbangan untuk berdiri. Akupun
merangkak menuju pintu luar hingga kudapati sepasang kaki yang errrr
menjijikan! Sepasang kaki dengan kuku-kuku jari kakinya yang rusak
kehitaman, salah satu jempol kaki kirinya yang copot sebagian sehingga
menggantung dan bergelayut. Betisnya yang sudah tidak diselimuti kulit
dan hanya diselimuti sebagian daging sehingga aku dapat melihat jelas
tulang keringnya. Akupun berfikir keras, hermina? Ah tidak ini kan…
HARPPP
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Tepat saat aku berfikir keras aku merasakan lengan kiriku digigit
oleh makhluk yang berdiri didepanku itu. Akupun mengerang dan berusaha
berdiri dan dengan susah payah aku menendang makhluk itu sebelum ia
berhasil membuat lengan kiriku copot. Akupun mengambil langkah mundur
dengan berpegangan ke dinding kayu. Matakupun terbelak melihat sosok
didepan ku, aphr. Aku nyaris tidak percaya, aphr didepanku ini adalah
orang yang membawaku sampai kesini dan membuat diriku merasa nyaman
didekatnya. Donghae, dia benar-benar telah berubah menjadi aphr
sepenuhnya. Wajahnya tak setampan ketika pertama kali kita bertemu.
Bagai aphr yang kehausan darah ia melihatku dengan wajahnya yang rusak
dan kedua bola matanya yang nyaris keluar dari wajahnya itu. Ia
menatapku seolah aku adalah santapan lezat untuknya. Bagus! Senjataku
hilang entah kemana dan aku berada di sebuah rumah pohon yang bergoncang
dan pintu masuk dicegat oleh seorang aphr yang menjadi teman
seperjalananku yang kini menatapku sebagai santapan lezatnya. Bagus.
Ottokhae???? Apa yang harus kulakukan?? Ditempat seperti ini aku
benar-benar tidak memiliki jalan keluar. Darah terus mengucur deras dari
lengan kiriku yang sukses menimbulkan bekas luka yang sangat buruk
membuat lenganku terlihat membusuk. Kalau aku biarkan terus menerus
seperti ini aku akan mati kehabisan darah! Lagi-lagi goncangan hebat
sukses membuat kedua kakiku lemas dan tangan kananku yang sudah tidak
mampu bertahan didinding. Akupun terjatuh dan donghae semakin mendekat.
Jangankan untuk berlari, untuk berteriak meminta tolongpun aku sudah
tidak mampu. Perlahan akupun memejamkan mataku Appa, eomma mianhae..
jeongmal mianhae..
.
.
.
.
“hyukjae ya! Hyukkie! Bangun kau harus pergi sekolah! Hey jangan malas!”
Seorang wanita berparas cantik, menarik selimut seorang bocah kecil
yang terbangun dan mengerucutkan wajahnya. Bocah kecil itupun menarik
kembali selimutnya sehingga kini ia tenggelam dalam selimut tebal itu.
Wanita itupun tersenyum. Dengan mengambil langkah dengan hati-hati
seolah ia tidak ingin menimbulkan suara, iapun keluar dari kamar
tersebut. Bocah kecil itupun mengintip dari sedikit celah yang ia buka
dari selimutnya dan mendapati kamarnya yang kini kosong. Iapun menahan
nafasnya seolah takut jika musuh mendapatinya. Perlahan ia membuka selimutnya dengan hati-hati.
DORR!
Bocah kecil itupun terlonjak, mendapati seorang pria yang cukup
tampan yang kini hadir disampingnya dengan senyumannya yang lembut. Pria
itupun mendekat dan menggelitik anak semata wayangnya itu. Bocah kecil
itupun tertawa terkekeh geli mendapati sekujur tubuhnya digelitik oleh
pria tampan itu. Tidak lama kemudian, wanita cantik itupun kembali
memasuki kamar bocah kecil itu dengan nampan di tangannya yang berisikan
beberapa potong roti dan segelas susu segar. Pria itupun berhenti
menggelitiki anak semata wayangnya yang kini kelelahan akan tertawa.
“hyukjae ya, ini eomma bawakan segelas susu strawberry kesukaanmu”
Dengan cepat bocah kecil yang nyawanya sudah terkumpul itu menyergap susu strawberry kesukaannya itu.
“nah sekarang habiskan sarapanmu, mandi dan siap-siap pergi ke sekolah bersama appa” ajak appanya dengan lembut.
“bfaiklah affa! (baiklah appa)”
Bocah kecil itupun segera mengahabiskan sarapannya, iapun segera
berbenah dan kini ia siap pergi ke sekolah. Iapun mencium eommanya
sebelum akhirnya ia menaiki mobil bersama appanya. Senyum bahagia
terlukis jelas di ketiga wajah keluarga yang hangat itu. Mobil berhenti
tepat di sebuah taman kanak-kanak dan terdapat seorang wanita muda yang
cantik yang siap menyambut kehadiran muridnya. Bocah kecil bernama
hyukjae itupun menciup tangan appanya dengan lembut. Appanyapun mengusap
dengan lembut kepala anaknya tersebut.
“jadilah anak yang baik ya nak”
“serahkan padaku!” bocah kecil itupun tersenyum dengan senyumannya
yang manis dan melangkah keluar dari pintu mobil appanya. Iapun
melambaikan tangan sembari diantar oleh gurunya kekelas.
Teng nong neng
Cklek
“Hyukjae ya!!! Kemana saja kau??? Ini sudah sangat larut malam dan
kau baru pulang??!! Tidakah kau tahu jam berapa sekarang??!!” sambut
seorang wanita paruh baya dengan beberapa kerutan kecil di sekitar
matanya.
“jam 1.30 pagi? Ayolah ini bukan masalah yang besar! Remaja jaman
sekarang bahkan sering pulang di pagi hari apa yang salah dari pulang
jam 1.30 pagi??”
“kau..” belum sempat wanita itu melanjutkan kalimatnya namja yang
memiliki wajah tampan dan tegas itupun masuk ke dalam rumahya begitu
saja tanpa menghiraukan omongan wanita tersebut.
“cih dasar wanita tua! Bisamu hanya marah-marah saja setiap hari!”
“apa kau bilang??!!”
Namja itupun hanya berjalan dengan santai dan tidak menghiraukannya, kemudian ia memasuki kamarnya dan menguncinya dengan rapat.
***
“ehem, anakmu terbukti membolos sekolah selama tiga bulan, tertangkap
basah berjudi di sekolah, membawa majalah dan video yadong ke sekolah,
dan kasus yang sama sekali tidak bisa di tolelir lagi, ia memukul guru
olahraganya. Kasusnya terlalu berat sehingga ia harus dikeluarkan dari
sekolah”
“apa?? Kau tidak bisa berbuat begitu kepada anak kami!”
“maaf pak, namun kasusnya sudah terlalu berat inilah satu-satunya jalan yang bisa kami ambil”
“tidak! Kau harus membiarkannya tetap sekolah! Aku tidak ingin anakku dikeluarkan dari sekolah”
“maaf nyonya tapi..”
“kumohon” wanita itupun bersujud sambil berderai air mata di bawah kaki seorang kepala sekolah.
“nyonya kau tidak perlu melakukan…” pria paruh baya yang sedaritadi
ikut memperjuangkan anaknyapun turut bersujud dikaki kepala sekolah
tersebut.
“kumohon jangan keluarkan anak kami! Aku akan membayar berapapun agar
anak kami tetap bisa sekolah! Aku mohon jangan biarkan ia tidak
bersekolah”
“tuan.. nyonya.. ah baiklah baiklah aku akan memberikan satu
kesempatan terakhir untuk anak kalian sekarang bangunlah kalian tidak
perlu sampai harus bersujud kepadaku”
“benarkah??” kini wanita dan pria paruh baya itupun perlahan berdiri.
“ya ya yaa, tapi ingat ini adalah satu kesempatan terakhirnya! Dengan syarat, ia harus berubah, arraseo?”
“ne, kamsahamnida jeongmal kamsahamnida” sahut kedua orang tuanya bahagia dan tidak henti-hentinya membungkuk.
***
Sebuah mobil melintas dengan kecepatan diatas rata-rata menembus malam yang sunyi.
“sayang, mobilmu keren sekali! Kau benar-benar hebat!”
“hahahaha si tua bodoh itu untung saja ia mau membelikanku sebagai
hadiah ulang tahunku! Ah, kau tahu? Mobil ini memiliki kecepatan
maksimal yang melebihi angin!”
“benarkah?? Waah aku ingin melihatnya!”
“pegangan yang erat ya nona, kita akan berjalan lebih cepat dari angin!!”
Mobil ferari merah itupun melintas dijalanan yang sunyi hingga sorot
lampunyapun mendapati sebuah tubuh seorang wanita dengan seorang anak
kecil. Namun terlambat, pedal rem belum sempat ia injak dan sukses
menabrak wanita dan anak kecil tersebut.
Nguing nguing nguing nguing
Sirine ambulance dan polisi bersahutan.
“anak anda terjerat kasus tabrakan serta pengemudi ugal-ugalan dan mendapati tindak pidana penjara minimal 5 tahun”
“apa??? Pak polisi, ayolah dia baru saja menginjak usia 16 tahun dia tidak seharusnya menghabiskan masa remajanya di penjara!”
“maaf pak sudah kewajiban bagi tiap warga menaati peraturan dan sudah sewajarnya bagi yang melanggar harus menerima hukuman”
“aku akan membayarnya! Ya berapapun itu akan kubayar selama anakku bisa bebas dari penjara!”
“hmm baiklah kalau kau ingin membayar namun hukuman penjaranya tetap ada namun hanya berkurang”
“berapa lama?”
“tiga bulan”
“bagaimana jika… aku saja yang menggantikannya dipenjara? Kumohon!
Aku menjaminmu ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama, aku yang
akan menghukumnya sendiri namun biarkan aku yang menjalankan hukuman
penjaranya”
“maaf pak tapi..”
“ayolahh kumohon”
Polisi itupun menghela nafasnya dan menatap iba pria paruh baya yang
mulai memutih rambutnya itu yang memohon dengan sangat kepadanya.
“kau tahu? Seharusnya ini tidak boleh.. ah anakmu itu harus membayar mahal untuk mempunyai seorang ayah sepertimu..”
Tok tok tok
“hyukjae ya, bangun hari sudah siang hari ini appamu sudah pulang..”
“hahh maksudmu si tua yang meninggalkan anak istrinya selama tiga
bulan tanpa kabar itu?? Cih appa macam appa itu! Aku tidak mau
menyambutnya”
“hyukjae ya..” sahut wanita tua itu melemah. Kerutan-kerutan kian
banyak terlukis di wajahnya matanya yang lelah dan sedih melihat tingkah
anak semata wayangnya. Begitu sakit hatinya memperjuangkan anaknya
sedangkan ia terus dihujat oleh anak semata wayangnya itu.
Teng nong neng nong
“iyaa sebentar akan kubukakan pintu”
Cklek
“syukurlah kau sudah boleh pulang” sambut wanita itu dengan hangan akan kedatangan suaminya.
“bagaimana kabarnya?”
“yah.. begitulah.. aku mendapat surat dari sekolah.. kali ini dia benar-benar tidak bisa diselamatkan..”
Ayahnyapun membuang nafas lelah.
“sudahlah, ini sudah sampai titik terakhir kita.. kita sudah tidak memiliki jalan lain”
Wanita itupun perlahan terisak dan mulai meneteskan air matanya.
Namja yang bernama hyukjae itupun mendengar jelas percakapan mereka
berdua. Iapun membaringkan tubuhnya dan perlahan menutup kedua matanya.
“dasar membosankan sekali! Kuharap aku bisa keluar dan tidak bertemu mereka kembali!”
.
.
.
.
“hey hyuk bodoh bangun! Hey bangun!!! Enak saja kau tidur enak-enak disaat genting begini!”
Perlahan aku mendengar sebuah suara yang familiar dikupingku dengan
nadanya yang tinggi seperti biasanya. Perlahan aku membuka kedua mataku
dan mencoba menyesuaikan itensitas cahaya yang merasuki lensa mataku.
Kudapati paras seorang namja yang menatapku dengan dingin.
“engghh youngmin..? kau kah itu?”
PLAAAK
Sebuah deplakan cukup kuat mendarat dikepalaku.
“bodoh! Ini bukan saatnya kau tidur enak-enakan disaat begini!!”
Akupun memutar kepalaku dan mencoba melihat siapa yang telah
mendeplak kepalaku. Kudapati sosok namja yang sudah tidak asing bagiku.
Ia menatapku dengan tatapannya yang datar tanpa mengubah sedikitpun
ekspresinya. Iapun mendekat dan menjabat tangan kananku.
“cho kyuhyun, panggil aku kyuhyun dan sebaya denganmu”
Akupun mengangguk dan masih berusaha mencerna ini semua. Akupun
merasakan sakit dilengan kiriku ternyata.. apa yang sudah terjadi padaku
bukanlah sebuah mimpi. Akupun menatap sekeliling, kami seperti berada
disebuah puncak dari rumah pohon tersebut yang hanya beratapkan langit
bermandikan cahaya matahari yang begitu hangat. Hamparan rumput yang
tidak begitu luas dan terdapat penyangga dipinggirnya. Akupun dapat
mendengar jelas keramaian hiruk pikuk dibawah sana.
“disini, kita seharusnya akan aman” kata kyuhyun yang seolah
bisa membaca pikiranku. Namja itupun menatap serius kepada sebuah
layar. Akupun mendekatinya.
“apa itu?”
“ini keadaan dibawah sana”
Akupun mendapati suasana yang begitu chaos dibawah sana.
Para aphr yang berhasil membobol pertahanan para hermina. Membunuh dan
menebas para hermina tanpa belas kasihan. Para hermina berjenis peri
yang kutemui tadi pagi tidaklah menunjukan sikap mereka yang bodoh,
namun mereka benar-benar serius. Goresan-goresan terdapat disekujur
tubuhnya darahnya mereka menetes namun mereka menghiraukannya. Bekerja
sama untuk melindungin satu sama lainnya. Hingga tanpa mereka sadari
salah seorang aphr menggigit lengan salah satu namja yang kurasa termuda
diantara mereka berlima.
“itu.. taeminnie..” kata kyu yang kini aku dapati air mukanya berubah.
Keempat hermina peri lainnya berusaha menyelamatkannya namun nihil.
Tidak ada yang bisa melepaskan peri kecil itu. Ia terus meronta
kesakitan, dan keempatnya hanya bisa menyaksikan sambil berjuang
melepaskannya walau mereka tahu itu percuma. Perlahan lengan peri kecil
itupun mulai lenyap dengan rakus aphr itupun mencabik-cabik dan
mengunyah bagian tubuh lainnya. Seolah aphr tersebut sedang menyantap
sosis, peri kecil hermina itupun dikoyak dan dikunyah dengan rakus tanpa
berdaya disaksikan oleh keempat kakaknya yang kini hanya bisa berderai
air mata.
“dia.. mati..” akupun menelan ludahku dan menatapnya dengan sangat iba.
Namja yang bernama cho itupun hanya dapat mengela nafasnya dengan berat.
Akupun kembali menyaksikan keadaan dari layar mungil itu. Kali ini
angeloth, bernama leeteuk itu yang ikut dalam perang. Berbagai macam
benda tajam telah menancap dan merusak sayapnya yang indah. Kekuatan
sihir yang dilakukannyapun mulai melemah. Namun sekuat tenaga ia
berusaha bertahan melawan ribuan aphr yang menyerbu didepannya. Hingga
satu diantara ribuan aphr itu ada satu yang mencolok dan berbeda. Dengan
makhluk sangat aneh dan paling besar diantara yang lainnya
ditungganginya. Datang dengan santainya kearah angeloth tersebut seolah
ia menantangnya.
“dialah raja hactrex!” sahut youngmin dengan penuh dengki menatapnya.
Seseorang yang ditutup dengan jubah hitam sehingga aku tidak dapat
melihat wajahnya dengan jelas. Iapun mengacungkan sebuah tongkat yang
berbentuk sangat aneh tepat didepan angeloth itu kemudian iapun mulai
membidik ke arahnya. Iapun turun dari tunggangannya, sang angeloth yang
sudah melemah sekuat tenaga mengeluarkan berbagai macam sihirnya namun
nihil. Ia tidak terkalahkan, dan iapun berjalan dengan santai semakin
mendekat dan mendekat ke arah angeloth tersebut yang nampaknya sudah
mulai pasrah. Angeloth itupun menutup kedua matanya dengan perlahan
iapun tersenyum tipis.
“ani… ANDWAAAAAAEEEEEEEEE” namja bernama cho itupun berteriak sekuat
tenaga menyaksikan tongkat tersebut yang menembus tubuh angeloth
tersebut.
Sayapnyapun perlahan lepas dan mengurai menjadi butiran-butiran
cahaya yang indah. Begitu dalam tongkat itu ditancapkan ke dadanya
sehingga menembusnya. Dengan tanpa belas kasihan tubuh angeloth yang
sudah tidak bernyawa itu diinjaknya sehingga melepaskan tongkatnya dari
tancapan tubuhnya. Kemudian dengan beringas ia melempar tubuh angeloth
itu ke lautan aphr yang terlihat lapar dan mengoyak tubuh angeloth yang
sudah tidak bernyawa itu. Tepat saat angeloth itu kalah para
aphr itupun masuk dan menyerbu rumah pohon tersebut. Pertahanan mereka
mulai pudar, keempat peri anak buah angeloth itupun melemah. Hujan
kematian berbagai macam hermina yang menjadi santapan para aphr. Semua
pemandangan yang begitu membuat hatiku berderit. Isak tangis perlahan
kudengar dari namja bernama cho itu. Kufikir, orang sepertinya tidak
akan pernah mengeluarkan air matanya. Terlihat di wajahnya kesedihan
yang begitu mendalam.
“lalu.. bagaimana kita bisa keluar dari sini?” Tanya youngmin pada kyu.
Iapun tidak menjawab dengan air matanya iapun menatap layar yang
menampilkan pemandangan para aphr yang mulai menerobos rumah pohon
tersebut.
“kita…”
“hey, kau bilang kita akan selamat kalau disini bukan??”
“kubilang seharusnya”
“jadi maksudmu???”
“angeloth itu mati… kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini..” jawab namja itu dengan tatapannya yang sendu.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Mianhaeeeeeeeeeeeeeeeeeee jeongmal mianhae yo reader lama
buaangggettt apdetnyaa TT_TT author abis ngajarin suami author akang
ayam baru bikin twitter *digeplak mvp* tenang aja reader author janji
buat part berikutnya ga bakal lama deh oke deh kalo gitu, salam olahraga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar