Senin, 05 November 2012

FF Super Junior horror "Death Love part 1"

Author : Vinn Li Britannia
Tittle : Death Love
Genre : Romance, fantasy
Rating : PG-15 (maybe)
Length : Chaptered
Disclaimer : Park Jung Soo hanya milik Tuhan, keluarganya, ANGELS dan E.L.F . Tapi hatinya hanya milikku seorang :-P #Digebukin E.L.F rame-rame
Main Cast : -Leeteuk Super Junior as Angel Teuk/Park Jung Soo
-Me as Choi Sang Mi
-Zhou Mi
-Kyuhyun Super Junior as Dark Devil Kyu
Genre : Romance,fantasy,middle horror, angst
Happy reading…
Angel Teuk POV
Bukan lagi khayalan.
Sesuatu yang mustahil ada, sesungguhnya bisa tiba-tiba muncul dalam dunia dan kehidupan ini tanpa kau ketahui kapan kemunculannya. Mungkin kau masih mengira iblis bersayap hitam kelam dan legam yang datang dari dunia kegelapan serta malaikat bersayap putih bercahaya dan berkilau-kilau itu hanya ada dalam fantasimu semata. Kenyataannya kami memang benar-benar ada di dunia ini. Akulah salah satu dari kedua makhluk mistis itu. Kaumku adalah kaum malaikat pelindung yang biasa disebut dengan ‘Guardian Angel’. Kami Guardian Angel adalah sosok makhluk suci yang diciptakan dari cahaya dan kasih. Tugas yang telah menjadi takdir seorang Guardian Angel adalah menjaga dan melindungi satu‘manusia yang terpilih’. Setiap Guardian Angel diwajibkan menjalankan takdirnya untuk menjaga dan melindungi hanya seorang saja ‘manusia terpilih’ yang berlawanan jenis dengannya. Kami mempunyai kemampuan untuk mengetahui segala sesuatu mengenai ‘manusia terpilih’ yang menjadi tanggungjawab kami. Kami wajib menjaga dan melindungi seorang ‘manusia terpilih’ sejak ia terlahir di dunia ini tanpa menampakkan diri di depan mereka bagaimana wujud asli kami. Dan kami hanya diperbolehkan menampakkan diri di depan seorang ‘manusia terpilih’ hanya saat ‘manusia terpilih’ itu menginjak usia 17 tahun. Perlu kau tahu, kesucian seorang Guardian Angel akan ternodai apabila Guardian Angel itu jatuh cinta pada ‘manusia terpilih’ yang menjadi takdirnya. Noda itu akan berakibat fatal pada dirinya sendiri. Seiring semakin besar dan kuatnya perasaan cinta seorang Guardian Angel kepada ‘manusia terpilih’ itu, maka kekuatan malaikatnya akan semakin terkikis dan lama-lama akan habis, hingga akhirnya raga dari Guardian Angel itu akan sirna apabila ia tak mampu mengendalikan perasaan cinta yang bergejolak dalam hatinya. Namun, ia masih bisa tertolong jika saja ia rela untuk melepaskan sayap indahnya yang berkilauan dan mempersembahkannya kepada Dewa Langit untuk diberikan kepada seorang Guardian Angel lain yang lebih lemah yang tak kunjung bisa memperoleh sayap.

Dan sayangnya, sepasang sayap indah itu sebelumnya diperoleh dengan susah payah oleh setiap Guardian Angel. Harus melalui berbagai tahap ujian dan rintangan dari Dewa Langit selama ratusan tahun hanya untuk mempeeroleh sepasang sayap agar menjadi Guardian Angel yag sempurna dan kekal abadi.
Dan lagi-lagi, sayangnya masih ada konsekuensi yang harus diterima oleh seorang Guardian Angel setelah melepaskan sepasang sayap indahnya.Guardian Angel yang telah melepaskan sepasang sayapnya itu memang masih biasa bertahan hidup sebagai manusia biasa, tapi ia hanya akan menjadi manusia lemah yang tak akan lama dalam bertahan hidup. Ia ditakdirkan mengidap sebuah penyakit yang mematikan, dan batas waktu hidup maksimal yang telah ditakdirkan untuknya hanya sampai 50 tahun.
Satu lagi yang mungkin belum kalian tahu. Kaum kami sangat berseberangan dengan kaum Iblis Kegelapan. Tugas mereka begitu keji. Setiap Iblis Kegelapan mempunyai tugas utama untuk membuat seisi dunia menjadi kacau balau. Dan tugas pribadi yang lebih sering mereka utamakan ketimbang tugas utama mereka adalah mengumpulkan sebanyak mungkin kepingan nyawa manusia guna membuat tubuh mereka awet muda dan hidup kekal untuk menguasai bumi. Itulah sebab mereka sering dikenal sebagai makhluk kegelapan yang egois..
Satu nama iblis legendaris terkuat yang ada di seantero jagad raya ini hanyalah satu nama yang mengerikan untuk dikenang, yakni Dark Devil Kyu. Sang pemimpin iblis kegelapan sekaligus satu-satunya iblis kegelapan yang kekuatannya begitu dahsyat dan tak tertandingi oleh siapapun.
Namun sayangnya, saat ini itu semua tak berlaku bagiku. 50 tahun yang lalu, entah dengan mukjizat dan kekuatan dahsyat apa, aku berhasil melumpuhkan Dark Devil Kyu. Dan mulai saat itu, telah kusegel jiwa dan kekuatannya pada bandul batu sebuah kalung yang kemudian kukubur di depan sebuah kuil,di Beijing, China. Dark Devil Kyu akan selamanya tersegel di dalam sana, selama tak ada seorangpun yang membebaskannya dari segel.
End of Angel Teuk POV
Author POV
Jam mata pelajaran terakhir telah usai. Namun gadis berkacamata tebal dengan rambut yang dikepang dua itu sepertinya belum berminat untuk beranjak dari tempat duduknya. Ia masih tampak sibuk berkutat dengan buku tebal yang tengah dibacanya.
Sementara teman-teman yang lain sudah berhamburan menimggalkan kelas.
Seperti kebiasaannya sehari-hari,sebelum pulang sekolah Zhou Mi tak pernah absent untuk mengatai gadis yang dijuluki Miss Old Style itu.
“Yak!Sang Mi Ahjumma!Kau masih belum puas ya, seharian penuh dudukdi kursi itu?!Cih,dasar sok rajin!”Cibir Zhou Mi,diikuti suara cekikikan Henry,pengikut setianya.
“Yak!MONYET BABO!!Berhentilah memanggilku Ahjumma!!Apa kau sendiri tidak capek,bertahun-tahun mengataiku seperti itu hah??!”Balas Sang Mi tak mau kalah dari Zhou Mi.
“Mworago? Apa kau bilang? Yak!Kau pikir kau itu siapa hah? Berani-beraninya mengataiku serperti itu? Dasar MISS OLD STYLE!!! Gayamu itu memang tampak seperti seorang ahjumma! Seharusnya kau tak perlu marah jika ku panggil seperti itu.! Dasar PABO!!!” Umpat Zhou Mi dengan nada jengkel.
“Mwo??Aiisssshhhhh..Jinjja!Kau!!Yak!!!BERHENTI!!! MONYET PABO!!! YAK!!! BERHENTI KAU!!”Teriak Sang Mi begitu melihat musuh bebuyutannya itu berlalu meninggalkannya begitu saja tanpa merasa bersalah sedikit pun. Ia begitu kesal sampai-sampai membuatnya tak berminat lagi untuk membaca buku tebal yang masih dipegangya. Ia memasukkan buku itu ke tas sekolahnya, kemudian beranjak untuk pulang.
* * * * * * * * * * * * * *
Sang Mi menatap keluar jendela kamarnya, jemarinya memainkan rambut kepang duanya yang sebahu.
“Kenapa begini? Apa ada alasan lain kenapa Zhou Mi membenciku selain karena fisikku yang jelek?”Batinnya.
“Huhhh…”Sang Mi menghela nafas panjang.
“Andaikan kau tahu Zhou Mi,dari dulu aku sangat mengagumimu.. Andai saja kau tak membenciku seperti ini..! Tuhan… apakah penampilan dan wajahku ini merupakan sebuah kesalahan? Kenapa dia begitu membenciku?” Keluhnya sambil menitikkan air mata.
“Ani… Kau tak seburuk itu Sang Mi sshi..” Tiba-tiba suara lembut seorang namja membuyarkan lamunannya.
Seketika itu Sang Mi bergidik ngeri. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari-cari sumber suara yang tiba-tiba saja muncul. Tapi hasilnya nihil. Tak ada seorang pun selain dirinya sendiri di sekitar kamarnya
“Nn.. nuu.. nuguseo??”Tanya Sang Mi dengan suara gemetar bercampur rasa takut.
“Sang Mi sshi, kau tak perlu takut…” Suara lembut namja yang sama kembali membuat bulu kuduknya berdiri.
“Yak! Nuguseyo? Jangan main-main denganku!” Tanya Sang Mi lagi. Kali ini Sang Mi sedikit memberanikan dirinya dan mengeraskan suaranya yang semula tercekat karena takut.
Kaki Sang Mi gemetaran. Tapi ia yang masih penasaran untuk mencari asal suara itu akhirnya memberanikan diri melangkahkan kaki menuju balkon kamarnya. Ia menyapukan pandang ke sekeliling balkon yang gelap itu. Di sudut balkon yang agak terhalangi oleh sudut bangunan kamar, Sang Mi melihat sesuatu yang aneh. Sesuatu itu berpendar-pendar dan menyilaukan, membuatnya refleks menyipitkan matanya. Cahaya itu semakin mendekat ke arahnya. Sang Mi terkesiap. Ia yang mulai ketakutan akhirnya melangkah mundur hingga berhenti di tepi balkon, mencoba menghindar dari makhluk aneh yang baru saja dilihatnya itu. Sang Mi tercengang dengan matanya yang sepenuhnya terbelalak kaget, karena kini tampak jelas di hadapannya, makhluk aneh bercahaya itu ternyata adalah sosok seorang namja. Namja itu tersenyum dengan dekik yang menghiasi pipi kiri dekat sudut bibirnya.
“Sang Mi sshi… Aigoo… ternyata kau ini galak sekali!”Protes namja itu dengan tetap tersenyum ramah.
End of Author POV
Choi Sang Mi POV
Aku tercengang dengan mataku yang sepenuhnya terbelalak kaget, karena kini tampak jelas di hadapaku, makhluk aneh bercahaya itu ternyata adalah sosok seorang namja. Namja itu tersenyum dengan dekik yang menghiasi pipi kiri dekat sudut bibirnya.
“Sang Mi sshi… Aigoo… kau ini galak sekali!” Protes namja itu dengan tetap tersenyum ramah.
Aku masih saja mematung pada tempat dimana aku berdiri saat ini. Aku masih terheran-heran menatap namja aneh itu,sedangkan namja aneh yang ada di hadapanku ini masih asyik memamerkan senyum manisnya.
“Kenapa dia tiba-tiba muncul di hadapanku? Kenapa tubuhnya bisa mengeluarkan cahaya seperti itu? Dan… dari mana dia bisa tahu namaku?” Berbagai pertanyaan itu secara bersamaan memenuhi kepalaku.
Dan…..
OMMONA!!!!!!!!!!!!!!
Sekarang apa lagi ini????
Dd.. ddi.. ddia.. BERSAYAP????
Dua buah sayap putih bersih dan berkilauan menjulang dari punggung namja aneh itu.
Ia merentangkan kedua tangannya sementara kedua matanya terpejam saat ia mengembangkan kedua sayap dari punggungnya, bersamaan dengan itu bibir tipisnya menekuk membentuk sebuah senyuman. Begitu anggun, tapi itu saja masih belum mampu mengalihkan rasa keterkejutanku.
Aigoo aigoo aigoo
Kenapa tiba-tiba tubuhku jadi melemas seperti ini?
Kedua kakiku tak mampu lagi menopang tubuhku…
Tiba-tiba kepalaku terasa berat.
Achh.. EOTTOKHAE??????
Tubuhku limbung. Hampir saja aku terjatuh dari balkon, namun dengan sigap namja itu melesat menghampiriku, bukan dengan berjalan, tapi dengan terbang menggunakan sayapnya. Ia menangkap tubuhku ke dalam pelukannya.
Kedua mata kami saling bertemu pandang, dengan jarak yang sangat dekat. Membuat kami yang mau tidak mau kini saling menatap satu sama lain. Tatapan mata namja bersayap itu begitu teduh, membawa perasaan hangat dan damai. Mata teduh itu sedikit mampu mengalihkan perhatianku yang semula hanya terfokus pada sisi anehannya semata.
“Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa aku tampan?” Goda namja bersayap itu. Ia menarik kedua sudut bibirnya hingga terbentuk senyuman indah di sana.
“A.. ani. Si ssiapa yang sedang menatapmu?!” Elakku sembari melepaskan diri dari pelukannya.
“Ssse sebenarnya kau ini apa. Eh mm maksudku kau ini siapa?” Tanyaku menahan rasa takut dan gugup yang bercampur menjadi satu.
“Heumm.. baikah. Kalau begitu izinkan aku memperkenalkan diri. Aku Angel Teuk, malaikat pelindungmu. Guardian angel yang telah ditakdirkan untuk menjaga dan melindungimu sejak kau terlahir di dunia ini Sang Mi sshi” Jawab namja itu seraya membungkukkan badannya memberi hormat
‘Mwo? Jadi namanya Angel Teuk? Seorang Guardian Angel? Jadi malaikat pelindung yang mempunyai sayap itu benar-benar ada? Apa aku sedang bermimpi?’ Batinku.
Aku berusaha mencerna keajaiban yang ada di hadapanku ini. Mencubit pipiku sendiri untuk memastikan jika ini bukan sekedar mimpi.
“Awwww.” Aku memekik kecil. Ternyata sakit. Apakah ini benar-benar sungguhan?
Aku masih tercengang dengan mulutku yang menganga. Angel Teuk mengibas-ngibaskan tangan kanannya di depan wajahku. Menyadari akan hal itu, aku segera mengembalikan kesadaranku yang baru saja sempat separuh hilang karena saking kagetnya melihat kemunculan Guardian Angel yang berdiri di hadapanku ini.
“Waegude Sang Mi sshi? Gwaenchanayo?”
“Oh, gwaenchana. Ak aku.. hanya sedikit terkejut.” Dustaku yang sebenarnya amat sangat terkejut dengan kemunculannya yang seperti hantu, dan hampir saja aku dibuat pingsan karenanya.
“Jadi… namamu Angel Teuk?”
“Ne, apa nama itu terlalu aneh di telingamu?” Ia terkikik.
“Aniya.. hanya saja..”
Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Angel Teuk telah memotongnya.
“Kau bisa memanggilku Jung Soo jika kau mau. Park Jung Soo adalah namaku saat aku menyamar menjadi manusia. Arraseo?”
“Ne. Mmm.. Lalu.. dari mana asalmu?”
End of Choi Sang Mi POV
Author POV
Untuk memudahkan Sang Mi mengenal siapa dirinya, Angel Teuk pun menjelaskan sedetail mungkin kepada Sang Mi mengenai jati dirinya sebagai seorang Guardian Angel sebelum Sang Mi mulai bertanya lagi. Dengan sabar ia menjelaskan kepada Sang Mi mengenai dari mana dirinya berasal, tugasnya sebagai Gurdian Angel, kelebihan dan kekurangannya sebagai Guardian Angel, sampai bagaimana kehidupan kaum Guardian Angel pun ia ceritakan semuanya kepada Sang Mi. Namun ada satu hal yang sengaja tak ia ceritakan kepada Sang Mi, yakni kisah menganai Iblis Kegelapan beserta seluk beluknya. Itu semua ia sembunyikan agar Sang Mi tak merasa takut dan agar Sang Mi merasa aman dalam penjagaanya.
“Jadi benar, kau tahu semua tentangku?” Tanya Sang Mi kembali sesaat setelah ia mulai memahami siapa Angel Teuk sebenarnya.
“Tentu saja, apa kau masih perlu bukti?” Goda Angel Teuk.
“Sepertinya perlu. Karena walau bagaimana pun juga, aku tak bisa semudah itu percaya pada orang lain yang baru kukenal.” Tuntut Sang Mi yang masih tak percaya pada malaikat pelindung yang ada di hadapannya.
“Hemm… baiklah. Bagaimana aku harus membuktikannya padamu?”
“Kau bilang tadi, kau tahu semua tentangku. Apa kau bisa menyebutkan beberapa hal yang kau ketahui itu?”
“Tentu saja Sang Mi sshi. Aku mengenalmu sebagai gadis polos yang baik hati. Kau pintar dan berprestasi. Namun lagi-lagi kondisi fisikmu yang tak sesempurna gadis-gadis lain selalu menjadi permasalahan. Kerap kali kau dikucilkn oleh orang-orang yang ada di sekitarmu. Kau selalu merasa kebahagiaan seolah tak pernah berpihak padamu. Tak ada lagi yang membelamu dari sindiran orang-orang sejak kedua orang tuamu…”
“Sudah, tak usah dilanjutkan. Itu saja sudah cukup. Baiklah sekarang aku percaya padamu Jung Soo sshi.” Ucap Sang Mi datar, ia menundukkan kepala menyembunyikan raut wajahnya yang kini berubah menjadi sedih. Matanya mulai berkaca-kaca.
“Ah, mianhae..” Sesal Angel Teuk.
“Gwaenchana..” Jawab Sang Mi berusaha untuk tetap tersenyum.
“Lain kali aku tidak akan mengungkitnya lagi”
“Ne”
“Sudah malam,sebaiknya sekarang kau istirahat Sang Mi sshi. Seperti biasa, aku akan menjagamu”
“Lalu bagaimana denganmu Jung Soo sshi? Bagaimana kau bisa istirahat jika sepanjang waktu kau harus menjagaku?”
“Ah… aku melupakan satu hal yang belum kuceritakan padamu. Sebenarnya kaum kami tak pernah tidur dan tak perlu tidur. Kami selalu terjaga dan itu tak kan menjadi masalah bagi kami. Karena kewajiban kami adalah menjaga dan melindungi ‘manusia terpilih’ sepanjang waktu.”
“Oh.. begitu?” Sang Mi menganggukkan kepala menandakan ia bisa mencerna apa yang dikatakan Angel Teuk.
“Baiklah, aku istirahat dulu Jung Soo sshi. Annyeonghi jumuseyo…”
“Do jumuseyo…”
Sang Mi tersenyum lalu masuk kembali ke dalam kamar mungilnya, sementara Angel Teuk pun kembali menyembunyikan wujudnya sebagai Guardian Angel dengan tetap menjalankan kewajibannya menjaga Choi Sang Mi walau tanpa harus menampakkan diri di hadapannya.
At Sang Mi’s Room 08.30 am KST
KRIIINGGGG KRIIINNGGGGGGGGG
Alarm jam di kamar Sang Mi berbunyi sangat keras, hingga membangunkan Sang Mi dari tidurnya yang nyenyak.
“Aisshhh… berisik sekali” Gerutu Sang Mi begitu terbangun dari tidurnya, sembari menyambar jam weker di nakas dekat tempat tidurnya yang membuatnya terbangun. Dengan malas, Sang Mi melirik jam weker itu.
“KYAAAAA~ Sudah jam setengah sembilan?! Aduh gawaaaaatttt… Aku bisa terlambat ke sekolah!!” Sang Mi terlonjak kaget saat mendapati jam weker yang baru saja diliriknya itu sedang menunjuk ke arah angka yang tak ia harapkan.
Tanpa berpikir apapun lagi, Sang Mi buru-buru pergi ke kamar mandi, mandi kilat dan segera memakai seragam sekolahnya. Karena terlalu terburu-buru, Sang Mi sampai melupakan hal terpenting yang rutin ia lakukan sebelum berangkat ke sekolah, yaitu memakai kacamata oval dan menyisir rambutnya yang sedikit ikal terlebih dahulu. Tanpa mengerjakan aktivitas rutinnya itu, Sang Mi langsung menyambar tas sekolahnya dan meluncur ke sekolah dengan menggoes sepeda biru kesayangannya secepat mungkin.
End of Author POV
At Seoul Korean Art High School, 08.55 am KST
Choi Sang Mi POV
Hosh hosh hosh
Nafasku masih terengah-engah tak beraturan ketika aku telah sampai di halaman parkir sekolah. Huh, ini semua gara-gara karena aku bangun kesiangan. Aku jadi harus mengayuh sepedaku lebih cepat dari biasanya. Alhasil, nafasku jadi tersengal seperti ini. Selesai memarkir sepedaku, kulangkahkan kakiku menuju kelas yang selama ini sudah seperti neraka saja bagiku.
Namun, entah mengapa hari ini aku merasa ada yang berbeda. Ini terasa sangat aneh. Tak seperti hari-hari biasaya. Pagi ini, semenjak aku bejalan dari halaman parkir sekolah hampir semua orang mrnyapaku dan membungkukkan badannya tanda memberi hormat saat berpapasan denganku. Bebera diantara mereka juga seolah-olah ada yang menatapku heran, seperti mereka tak mengenali wajahku saja.
“Mereka semua kenapa? Apa ada yang aneh dengan penampilaku?? Atau jangan-jangan… ah molla.“
Dengan masih menyisakan tanda tanya besar di kepalaku, aku tetap melanjutkan untuk melangkahkan kaki menuju ke kelasku. Saat sampai di ambang pintu kelas, aku baru teringat akan suatu hal.
Aigoo!
Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Aku melupakan suatu hal. Kedua tanganku refleks memegang rambutku yang pasti sangat berantakan. Pagi ini aku lupa menyisir dan mengepang rambutku karena terlalu tergesa-gesa saat berangkat ke sekolah akibat bangun kesiangan.
‘Yak! Choi Sang Mi! Neol jeongmal paboya! Kau sungguh bodoh! Kenapa bisa-bisanya aku melupakan hal sepenting itu? Pasti penampilanmu yang sudah jelek lebih memalukan lagi sekarang!’ Rutukku pada diriku sendiri.
Aissh.. bagaimana ini?
Kubalikkan badanku, berniat berlari secepat mungkin untuk pergi ke toilet agar setidaknya aku bisa merapikan rambutku.
Tapi nasib buruk rupanya sedang betah singgah di kehidupanku. Belum sempat kakiku melangkah, tiba-tiba bel tanda masuk kelas berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Semula aku bertekad untuk tetap meluluskan niatku itu. Tapi akhirnya tekadku itu pun urung juga saat kulihat Han saenim sedang berjalan di koridor sekolah menuju ke ruang kelasku. Aku menghela napas. Kesal pada diriku sendiri yang sangat teledor.
Kaki-kakiku terasa berat saat mulai kulangkahkan keduanya memasuki ruang kelas yang biasanya seperti neraka dunia bagiku. Aku menundukkan wajahku, malu jika teman-teman sekelasku melihat tampangku yang berantakan seperti ini, bahkan pasti lebih kacau dari hari-hari biasanya. Sudah terbayang olehku bagaimana mereka akan menertawaiku begitu mereka melihatku masuk ke ruang kelas. Mengumpatku dengan cibiran yang lebih menyesakkan, kemudian melempariku dengan kertas yang telah mereka remas.
DRAP DRAP DRAP
Suasana kelas begitu hening saat aku mulai memasuki ruangan, hingga suara derap langkah kakiku dapat terdengar begitu jelas, menggema di seluruh ruangan.
Ini aneh. Kenapa mereka tidak merespon kedatanganku? Padahal sudah barang tentu mereka semua melihatku masuk ke dalam kelas. Tapi kenapa mereka tidak mengejekku seperti pada hari-hari biasa? Ada apa ini? Kenapa semuanya diam?
Mungkinkah itu karena mereka belum menemukan kata-kata yang tepat untuk mengatai keburukrupaanku yang sangat berlebihan hari ini? Ataukah mungkin itu semua karena mereka sudah terlalu bosan mengejekku setiap hari?
Aku yang merasa penasaran akhirnya memberanikan diri mendongakkan wajahku yang semula kutundukkan untuk memastikan apa yang sebenarnya telah terjadi pada teman-teman sekelasku itu.
OMONA!
Aku sedikit tersentak saat pertama kali melihat ekspresi-ekspresi mereka. Mereka seperti tercengang melihatku. Beberapa diantara mereka ada yang menatapku dengan tatapan tak percaya, ada yang menggeleng-gelengkan kepala, ada pula yang mulutnya menganga membentuk huruf O.
Ya Tuhan..
Ada apa ini sebenarnya?
Apakah ada yang salah dengan penampilanku selain rambutku yang keriting dan berantakan?
Aaaaaaaaa… bagaimana ini?
To Be Continued…

FF Super Junior horror "Ghost, Love and kiss Part 1

Author              : Kim Young Ra
Cast                 : Kim Young Ra,  Suju, Park Ji Yoon,Victoria(f.x), Kim Na Yoon.
Genre               : Romance, Horor.
Leght                : Part
Disclaimer        : “readers, judul aslinya adalah “ My enemy, My Destiny.” Tapi author ganti jadi judul yang diatas. Hehe…. Karna menurut author “My enemy, my destiny” dah banyak banget yang make. Hehe…* authornya GEER nih!* Haha…”
~ ~ Happy Reading ~ ~
~ ~ Annyeong ~ ~
Young Ra POV
Hari ini adalah 100 hari kematian kakak ku, Kim Ryeowook. Kakak ku mati ditangan Victoria, Kim Heechul, Park Jung Soo, Kim Jong Woon, Lee Donghae, Lee Sungmin, Lee Hyuk Jae, Cho Kyu Hyun, Shin Dong Hee, dan Choi Si Won, dan mereka tergabung dalam kelompok The Howler Terror Club atau yang lebih dikenal dengan sebutan THTC.
Kakak ku mati gara gara hal sepele.

# Flashback#
“ apa ini Ryeowook?” tanya Si Won sambil membanting makanan yang baru saja dimasak.
“ itu bibimbap buatan adikku.”
“ heh! Adikmu bisa masak atau tidak?” bentak Heechul.
“ mianhae… kalau masakannya tidak enak. Biar aku yang membuatnya kembali.”
“ tidak usah!” ucap victoria yang berdiri. Dia memetik jarinya. Jong Woon, Donghae, Jung Soo, dan Kyuhyun maju. Pukulan pertama dari Donghae mendarat seketika di wajah Ryeowook oppa. Pukulan kedua dari Jung Soo, pukulan Ketiga dari Jong Woon,dan pukulan terakhir yang membuat oppa ku mati adalah pukulan Kyuhyun yang pas mengenai wajah dan dada kiri nya, yang menyebabkan detak jantungnya berhenti.
# Flashback End#
Aku mengepal tanganku dengan keras. Ingin sekali membalas dendam ku pada mereka. Kenapa tiba tiba aku jadi merasa merinding? Bulu kudukku seketika naik semua. Aku memperhatikan sekelilingku. Ya, di tempat inilah kakak ku mati. Hawa dingin semakin terasa ketika aku membalikkan badanku, dan aku berhadapan langsung dengan sosok wanita berpakaian berwarna putih, rambut terurai panjang, dan wajahnya hancur. Aku ingin menjerit tapi tangan sosok hatu itu mencekikku sehingga aku tak dapat mengeluarkan suara apapun, dan akhirnya aku pingsan tak sadarkan diri di tempat itu.
1 jam 30 menit kemudian…..
“ hufh… akhirnya kau sadar. Kau tau, detak jantungmu sempat terhenti tadi. Dan kau sempat ditolong oleh mereka.” Ucap ji yoon menunjuk ke arah Kyuhyun dan Heechul. Aku mengecutkan bibirku, tapi kecutan bibirku surut seketika karna yang ada di samping Kyuhyun adalah ….. oppa! Ryeowook oppa! Ah! Oppa sudah meninggal, mana mungkin hidup kembali. Atau itu Cuma  rohnya.
“ Oppa!” ucapku yang masih tak sadar dari lamunanku. Roh itu memberi senyuman termanisnya. Ya, sama seperti senyum Ryeowook oppa semasa hidupnya, sering memberiku senyuman termanis itu.
“ Young Ra! Tidak ada Ryeowook oppa disini. Kau sadarkan Ryeowook oppa sudah meninggal 100 hari yang lalu.” Ucap Ji Yoon.
“Aniya… kau lihat! Ryeowook oppa tersenyum”  aku masih belum sadar. Aku melihat Ji Yoon. Ji Yoon menggelengkan kepalanya.
“ tidak ada Ryeowook oppa disini.”nasihatnya
“ kau masih tidak percaya. Lihat saj…  oppa.” Ucapanku terputus karena senyuman dan roh Ryeowook oppa seketika hilang.
“ sudah kubilang kan. Tidak ada Ryeowook oppa.” Kata Ji Yoon
“ tapi.. tapi Ryeowook oppa tadi ada di sana.” Ucapku berkeras.
“ Aniya.. Young Ra. Hanya ada kau, aku, Heechul, dan Kyuhyun.” Jawab Ji Yoon. Aku menatap Kyuhyun dan Heechul dengan sinis.
“ Pembunuh!” ketusku pada Heechul dan juga Kyuhyun.
“ Young Ra..”suara Ji Yoon berbisik
“ Pembunuh. Dasar pembunuh. Di mana Victoria?” tanyaku
“ mwo?” tanya mereka balik
“ di mana Victoria!!!?” jeritku
“ dia… sudah mati. Kau tidak sadar? Victoria mati tertabrak mobil. Dia mati seminggu yang lalu.” Jelas Kyuhyun.
“ Mati? Victoria mati? Hahahaha…..”aku tertawa begitu keras.
“ pembohong! Cepat beri tau aku di mana victoria sekarang!!!” bentakku.
“ young ra… mereka tidak bohong. Victoria telah mati.” Jelas Ji Yoon.
“Kau kira aku akan percaya itu?” tanyaku. Tiba tiba kepalaku rasanya sangat pusing, sakit sekali, seperti ada yang mencengkram kepalaku. Aku membuka mataku yang tadinya kututup karena tidak bisa menahan rasa sakit. Aku berdiri di depan cermin. Aku melihat hantu itu lagi. Aku baru sadar ternyata dia adalah hantunya Victoria yang meninggal seminggu yang lalu.
“ cepat kita keluar.” Aku menarik tangan Heechul, Ji Yoon, dan Kyuhyun. Keluar dari ruangan yang pengap itu, kini rasanya lebih lega. Tapi hantu Victoria terus mengikutiku. Aku menutup telingku sambil berjongkok.
“ tolonglah! Jangan ganggu aku” ucapku sambil menangis. Heechul membantuku berdiri.
“ kau berbicara pada siapa?” tanya Heechul.
“ hantu Victoria! Ada disana.” Ucapku
“ young ra! Ada apa denganmu?” tanya Kyuhyun tak percaya.
“ tapi benar Kyu! Victoria. Bukan! Hantunya. Ne, hantunya ada disana.” Aku mengatakan yang sebenarnya.
“ sudahlah! Young Ra, jangan  berpikir yang aneh aneh dulu ya.” Nasehat Ji Yoon. Tak pernah ada yang percaya padaku. Andai saja Ryeowook oppa masih ada, dia pasti sudah percaya padaku. Sementara Ji Yoon sudah ketularan pembunuh yang dua orang ini. Dan bahkan dia juga tak percaya padaku. Mereka sudah memantra mantrai Ji Yoon. Aku menarik tangan Ji Yoon. Aku membawanya ke taman belakang. Sesampai disana, dia bertanya ada apa pada diriku.
“ Ji Yoon, kau harus percaya padaku. Aku benar benar melihat hantu Victoria.” Ucapku menyakinkan. Dia tertawa pelan.
“ Young Ra! Sudahlah jangan ngawur.” Ucap Ji Yoon yang menyentil keningku, lalu pergi entah kemana. Kulihat THTC lagi berjalan. Baguslah tinggal 9 orang. Sebentar lagi akan mati semua. Akhirnya kuputuskan untuk menghampiri mereka. Aku hadir didepan mereka dengan cara tiba tiba. Mereka terkejut setengah mati karena mengira aku hantu. Aku menyembunyikan tawaku. Tawa yang ku sembunyikan surut seketika, karena kulihat roh Ryeowook oppa sedang tersenyum kearahku dan duduk di tepi kolam ikan. Tapi bayangannya buru buru hilang. Akhirnya kualihkan pandanganku menghadap THTC tak berguna dan suka membunuh orang ini.
“ mau apa lagi adik kecil ini?” tanya Donghae meledekku.
“ mwo? Dasar pembunuh.!” Aku kembali mengatakan ucapanku yang kukatakan pada Kyuhyun dan Heechul. Lagi, lagi, dan lagi. Hantu Victoria datang. Aku kembali menutup telingaku, berjongkok, dan menangis. Kenapa setiap aku mengatakan “ Dasar pembunuh” hantu Victoria selalu datang.
“ Jebal.. jangan ganggu aku…” tangisku. Aku baru tau ternyata anggota THTC yang tak berguna ini ada yang bisa melihat makhluk halus sama sepertiku. Park Jung Soo!
“ Victoria! Jangan ganggu dia.” Bela Jung Soo.
“ mwo? Hyeong kau apa apaan? Dia adiknya Ryeowook. Seharusnya kita habisi dia. Kau malah membelanya.” Protes Sungmin
“ sungmin! Diam. Kau tidak bisa diam sedikitpun. Selalu saja protes. Apa salahnya untuk membantu orang sesekali. Apa kau sadar, sudah berapa banyak darah yang ada ditangan kita?” jawab Jung Soo. Sungmin hanya diam dan tak berani berbicara sedikitpun.
“ kau tidak tenang dialam sana Victoria? Kau boleh bunuh aku sampai kau puas.” Ucapku yang mulai berdiri. Jung Soo tiba tiba saja langsung berada di depan ku, dan menghalangiku.
“ Aniya…” halang Jung Soo.
“ darahnya menetes.” Bisikku.
“ darah siapa?” tanya jungsoo.
“ pabo! Darah Victoria!”jawabku.
“ di mana?” tanyanya lagi.
“ di atas kepalaku. Dia sudah berada tepat di atasku.”  Ucapku.
“ Young Ra! Awas!” teriak heechul yang menolongku dari cekikkan hantu Victoria. Ternyata hantunya Victoria menampakkan dirinya di depan teman temannya. Heechul yang berada 4 langkah dariku bisa menyelamatkanku, tapi jung soo yg berada sejengkal dariku saja tidak bisa. Memang THTC tak berguna. Aku dan heechul memperbaiki posisi. Setelah kami bangkit, heechul buru buru menarik tanganku.
“ mau kemana? Lepaskan tanganku.” Teriakku.
“ hyaa… ikut sajalah.” Jawabnya. Anak ini memang benar benar sama seperti teman temannya, tidak berguna dan gegabah mengambil keputusan! Dia menghentikan langkah kakinya, otomatis langkah ku pun ikut terhenti.
“ bau darah!” ucapku yang mulai curiga. Test… test…. Test….  Darah merah mulai menetes dikepala heechul. Aku menyentuh darah itu. Aku merasakan darah itu dengan tanganku. Aku merasa ada yang janggal dengan darah ini.
“ Gawat!” aku mendengus kesal
“ gawat? Wae? Apa yang terjadi?” tanya heechul panik.
“ Na Yoon! Kim Na Yoon! Lorong atas sekolah.”. aku cepat cepat menarik tangan heechul, kami menaiki anak tangga, dan akhirnya sampai. Aku melihat Na Yoon meringis kesakitan di sudut lorong. Aku dan heechul cepat cepat menghampirinya.
“ Young… Ra! Ce…pat! To…long. A..ku!” ucapnya yang terputus putus. Aku mengangguk.
“ Heechul! Angkat dia. Kita gunakan lift!” perintahku. Dia mengangguk. Kami pergi kee lift itu.
“ ayo cepat!” ucapku pada lift itu. KRESSS…… lift itu berhenti tiba tiba. Sepertinya lift ini rusak.
“ pegang dia. Aku akan memanjat keatas.”  Tegasku.
“ aniya… biar aku saja.” Larangnya.
“ Aniya… kau jaga saja dia.” Tegasku lagi.
“ baiklah.” Jawabnya. Akhirnya dia mau juga. Aku menjebolkan atap lift itu, lalu memanjat ke atapyang belum ku jebol kan.
“ Na Yoon! Ayo! Pegang tanganku.” Ucapku. Aku mengulurkan tanganku, lalu dia memanjat.
“ Heechul! Pegang tanganku.”. aku kembali mengulurkan tanganku untuk heecul. Akhirnya kami berkumpul di atap lift itu. KRAACKK….. lift itu kembali mengeluarkan suara hendak jatuh. Aku melihat di atas kepalaku ada tangga.
“ ayo  kita naik tangga ini.” Perintahku. Mereka mengangguk.
“ Na Yoon! Ayo, kau naik keatas duluan. Ingat! Jangan lihat kebawah, teruslah kau memanjat.” Peringatanku untuk Na Yoon.
“ Ne.” jawabnya. Na Yoon memanjat tangga itu. Meski dia sudah menyelamatkan ku dari cekikkan hantunya Victoria, aku masih tetap tidak bisa menghilangkan rasa dendamku padanya, atas kematian oppaku. Itu semua gara gara dia mengatakan masakanku tidak enak. Kim heechul…! Awas kau! Lihat saja, aku akan membalas dendamku padamu.! Kau dan siwon.. penyebab kematian kakakku! Lihat saja kau. Kulihat Na Yoon sudah sampai diatas.
“ Young Ra! Ayo cepat naik!” suaranya menggema.
“ Ne. tunggu aku disana!” ucapku. Aku mulai naik. Tapi lift itu tiba tiba jatuh, dan…. Heechul! Untung dia sudah mulai menaiki satu persatu anak tangga. Akhirnya kami sampai juga diatas.
“ ayo ikut aku.” Ucapku.
“ Young Ra….” Teriakan suara Ji Yoon. Dia berlari mendekati kami.
“ hufh… kalian mau kemana? Dan kau Na Yoon! Mengapa badanmu penuh darah semua?” tanya Ji Yoon Khawatir.
“ kau mau ikut? Ayo cepat. Kami tidak punya banyak waktu.” Ucap heechul.
“ ah… ne… ne… aku ikut.” Jawabnya. Akhirnya kami pun pergi ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, Na Yoon dimasukkan ke ruang UGD.
2 jam kemudian……….
Kulihat Na Yoon  sudah dipindahkan ke kamar untuk pasien pada biasanya. Aku menyuruh Ji Yoon untuk menjaganya, dikarenakan heechul mengajakku berbicara.
“  kau mau bicara apa? Cepat katakan! Aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara dengan pembunuh.” Ucapanku begitu pedas kedengarannya. Aku melihat seorang yeoja berambut panjang menatapku dengan sinis. Pasti hantunya Victoria sedang menyamar.
“ bisakah kau berbicara dengan nada dan kata kata manis sedikit?” tanya heechul. Tidak kusangka dia berani berbicara seperti itu.
“ cepat katakan! Heechul oppa….” Ucapku paksa dan memansang senyum terpaksa.
“ha… begitukan enak didengar.” Ucapnya.
“ ne…ne….. cepat katan!” bentakku.
“ hhmmm…. Tidak jadi. Aku masuk dulu ya!” ucapnya sembari meninggalkan ku. Kulihat yeoja yang menatapku sinis tadi, datang menghampiriku. Tiba tiba saja dia mencekikku, matanya… matanya… berubah menjadi…. Ahhhh!!!!
Heechul POV
Kenapa dia  lama sekali diluar? Apa tidak kedinginan? Ini kan musim dingin! Lebih baik aku mengajaknya bicara. Aku pun keluar. Saat aku membuka pintu, kulihat Young Ra sudah berlumur darah.
“ Young Ra!!!” teriakku. Aku melihat bekas gigitan di leher kirinya. Jangan jangan rumah sakit ini angker atau hantu… hantu victoria datang untuk membunuhnya. Aku segera menelpon Jung Soo.
Jung Soo       : “ada apa Hee?” tanya Jung Soo.
Heechul         : “cepat…. Cepat… kau datang ke rumah sakit…..” ucapku gemetaran.
Jung Soo       : “ rumah sakit mana?” tanya nya
Heechul         : “ ah… aku tidak tau apa nama rumah sakitnya. Yang jelas ini rumah sakit paling mahal di Seoul ini.” Kataku yang masih gemetaran.
Jung Soo       : “ ne…. ne… aku akan kesana.”  Ucapnya.
Aku mematikan panggilanku. Aku kembali melihat young ra, dia belum sadar juga. Aku mondar mandir seperti setrika. Ya, mondar mandir tidak jelas.
“ Hee…” terdengar suara serak dan pelan yang keluar dari mulut young ra. Aku membalikkan bandanku.
“ ne…”  jawabku dengan nada khawatir.
“ jangan khawatir. Pulang lah. Ini sudah sore.” Ucapnya. aku menggeleng.
“ Hee..” teriak Jung soo.aku menoleh. Dia cepat cepat berlari ke arahku.
“ ada apa?” tanyanya. Aku menunjuk young ra.
“ kenapa kau tidak panggil dokter?” tanyanya. Aku baru ingat aku belum memanggil daokter. Aku ingin berlari memanggil dokter, tapi tanganku ditahan oleh young ra.
“ Andwe… antar aku pulang.” Pintanya.
“ ta..tapi!”
“ antar saja.” Perintahnya. Saat aku ingin mengantar young ra, Ji Yoon dan Na Yoon keluar.
“ sekarang kalian mau membunuh Young Ra…??!!” tanya Ji Yoon kesal.
“ Ji Yoon… aniya… mereka tidak membunuhku…. Cuma saja…” kata young ra terputus. Aku mengguncang tubuh Young Ra. Tak ada respond sedikit pun. Aku memegang tangannya, merasakan denyut nadinya. Tak berdetak! Nafasnya? Nafasnya tak berhembus sedikitpun. Apakah dia menghembuskan nafas terakhirnya? Apakah ini akhir hidupnya?
                             
                                                                  To Be Continiued…….

FanFiction Super Junior Horror " Werewolf academy "

Author          : misshandsome
Tittle             : Werewolf Academy
Genre           : Romance, fantasy, horror
Rating           : PG-15
Length          : Two Shot
Disclaimer    : Choi Siwon hanya milik Tuhan, keluarganya, SIWONEST dan E.L.F . But, this  FanFiction just mine^^
Main Cast      :  -Choi Siwon Super Junior
                          -Park Mi Jeong
Support Cast: -Park Jeong Soo Super Junior  
                        -Cho Kyuhyun Super Junior
                        Lee Soo Man
 Website        :  http://soomizone.wordpress.com  
Warning         : Alur amburadul, pemilihan kata berantakan, cerita basi  badai, selesai baca dijamin nyesel XD     Kyaaaaa~ *jduukh
 You can contact me on: FB > https://www.facebook.com/vinaaenulfitri
                                 TWITTER > https://www.twitter.com/Im_MissHandsome


Park Mi Jeong POV

Entah makhluk macam apa yang telah membawaku lari ke dalam hutan yang gelap ini, aku tak dapat melihat sosoknya karena hutan ini terlalu gelap agar kedua mataku bisa melihatnya dengan jelas. Yang jelas kuketahui hanyalah kulit makhluk itu yang terasa begitu dingin saat bersentuhan dengan kulitku. Aku belum dapat memastikannya, tetapi kurasa makhluk yang menculikku ini adalah dracula. Karena selain kulitnya yang sedingin es, aku dapat mencium bau anyir darah yang menguar dari tubuhnya.

Saat makhluk itu lengah, saat cengkeraman makhluk itu di kedua lenganku mulai melonggar hingga akhirnya terlepas begitu saja, tak kusia-siakan kesempatan itu untuk melarikan diri. Aku pun berlari dalam gelap tanpa tahu apa saja yang kuterjang di hadapanku saat ini. Berlari secepat yang aku bisa menyusuri semak belukar dan segala macam pepohan yang selalu menyongsong di hadapanku. Aku sempat tersandung, namun aku berusaha untuk  segera bangkit lalu berlari lagi. Berlari dan terus berlari walau kegelapan menyelubungiku. Satu yang ada dalam pikiranku sekarang, menyelamatkan diri dari makhluk haus darah yang kuyakini saat ini masih mengejarku. Tiba-tiba rasa nyeri menjalari lengan kananku membuat lariku terhenti. Sepertinya goresan duri-duri dari semak belukar yang kuterjang tanpa ampun itu meninggalkan luka  menganga di lengan kananku. Sial, kulit lengan kananku yang terkoyak dengan darah yang menetes di sana tentu akan meninggalkan bau anyir yang membuat dracula itu semakin mudah melacak keberadaanku. Aku pun memutuskan berlari lagi sejauh yang aku bisa sampai mampu luput dari pantauan makhluk mengerikan itu. Tetapi secepat apa pun aku berlari, jelas tidak akan mampu menandingi kekuatan dan kecepatan dracula mengerikan yang kini sudah berdiri di hadapanku.

Kedua tanganku dicengkeram dengan kuat dan ditariknya ke belakang.
“Kau tak kan pernah bisa lari dariku, nona manis” bisiknya di telingaku.
Sungguh, bahkan napasnya saja terasa dingin sedingin udara di musim salju. Kemudian kurasakan sesuatu yang dingin dan basah menyusuri tengkuk dan leherku. Badai rasa takut dan cemas yang luar biasa pun menghantamku.  Tak apa jika ia menyedot habis darahku dan membiarkanku mati di tangannya. Tapi bagaimana jika tidak? Demi Tuhan, aku lebih memilih mati daripada harus berakhir menjadi seorang dracula. Tubuhku bergetar hebat, bulir-bulir air mata mulai menuruni lekuk-lekuk pipiku.
Kugigit bibir bawahku saat sesuatu yang tajam telah menancap sempurna di leherku. Rasa sakit yang luar biasa hebat menerjangku saat makhluk itu mulai menghisap darahku hingga aku pun mengerang. Rasa sakit yang semakin kuat membuat eranganku tak tertahan lagi. Terlampau sakit sehingga membuatku ingin mengakhiri hidupku sendiri detik itu juga. Makhluk itu ingin memperdalam hisapannya ketika tiba-tiba terdengar suara lolongan kuat serigala yang kuyakini adalah milik Siwon. Ada sedikit perasaan lega saat mengetahui bahwa Siwon telah datang untuk menyelamatkanku, walaupun aku sendiri masih tidak tahu bagaimana aku akan berakhir.

Dracula itu menghentikan kegiatannya menghisap darahku dan melepas kedua taringnya yang terbenam di leherku serta menghempaskanku yang sudah sama sekali tak berdaya begitu saja ke tanah saat Siwon dengan wujud werewolf-nya telah berdiri di hadapan kami dengan matanya yang merah menyala dan geraman berat yang meluncur di sela-sela giginya yang runcing dan tajam. Dracula itu mundur selangkah demi selangkah saat Siwon mulai maju mendekat padanya. Beberapa detik kemudian aku melihat Siwon menyerang dracula itu secara membabi buta. Tanpa ampun Siwon terus menghantam dan menerkamnya.  Begitu juga dengan dracula itu yang terlihat tak mau kalah dari Siwon. Setelah itu, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi di antara keduanya. Karena tiba-tiba rasa sakit yang berpuluh kali lipat lebih sakit dari sebelumnya, menjalar ke sekujur tubuhku. Ngilu, nyeri, perih, kulit leher yang terasa terkoyak, seolah terbakar, semua gambaran rasa sakit itu rasanya masih belum cukup untuk melukiskan betapa sakitnya rasa sakit yang luar biasa hebat ini hingga aku pun tak mampu meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa bertahan.

***

Author POV

Dracula itu kewalahan menghadapi Siwon yang ternyata bukanlah lawan yang bisa ia remehkan. Kemampuan bergulatnya yang lebih unggul dibandingkan werewolf-werewolf lain dalam kawanannya membuat dracula tersebut tak bisa berkutik. Namun untung belum bisa diraih Siwon lantaran makhluk penghisap darah itu sudah melarikan diri sebelum Siwon sempat menghabisinya.

Usai memastikan bahwa dracula itu telah pergi jauh dan tidak akan kembali lagi menyerangnya, Siwon pun merubah wujud werewolf-nya kembali ke dalam wujud humanoid-nya. Mendadak dadanya terasa begitu ngilu dan ia telah menjadi benar-benar gusar saat mendapati Mi Jeong meringkuk tak berdaya di tanah.

Mi Jeong mengerang tertahan dan memejamkan mata erat-erat. Sebutir air mata jatuh  bergulir di pipinya sementara ia menahan sakit. Ia ingin rasa sakitnya berhenti.Tapi demi Tuhan, ia tak menginginkan rasa sakit itu berhenti ketika racun dracula itu telah mengubah dirinya menjadi makhluk penghisap darah. Tepat pada saat itu suara seseorang menerobos kabut rasa sakit yang menyelubungi otaknya, kemudian Mi Jeong merasa seseorang menahan tubuhnya. Ia membuka mata tepat di saat awan berkabut di langit berarak menyingkir dari rembulan yang semula diselubunginya, dan Mi Jeong samar-samar dapat melihat wajah Siwon yang pucat dan menatapnya dengan mata terbelalak cemas.
“Apa sakit sekali?” Suara Siwon yang lirih dan bernada khawatir terdengar dekat di telinga Mi Jeong. Mi Jeong menggigil dan sekujur kulit tubuhnya telah berubah menjadi  pucat. Racun itu telah menyebar ke seluruh aliran darahnya. Sebelum gadis itu sempat menjawab, dengan sigap Siwon berdiri dengan perlahan,sebelah tangannya merangkul bahu Mi Jeong sementara tangannya yang lain diselipkan di bawah kedua lutut Mi Jeong. Dan tiba-tiba saja Mi Jeong sudah terangkat dari tanah dan berada dalam pelukan Siwon. Kemudian ia sudah tak sadarkan diri ketika Siwon membawanya melesat ke luar hutan.

***
“Mi Jeong_ah, kau bisa mendengarku?” Bisik Siwon di telinga Mi Jeong yang terbaring kaku di ranjang kamar tamu di rumah keluarga Siwon.
Yang ditanya sama sekali tak merespon, jantungnya masih berdetak, namun tubuhnya dingin seperti mayat.
Seluruh keluarga Siwon, dan juga sang alpha, kepala sekolah Kim, sudah berkumpul di dalam kamar yang lumayan luas itu. Ibu dan saudara perempuan Siwon, duduk di bangku di samping ranjang tempat Mi Jeong terbaring. Sementara Ayah Siwon dan juga kepala sekolah Kim berdiri di ujung ranjang. Tatapan cemas mereka semuanya tertuju pada jasad kaku Mi Jeong yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan membaik.

“Bagaimana ini? Kita tidak boleh membiarkan Mi Jeong menjadi dracula baru yang liar dan buas. Aku tahu dracula itu baru sempat menghisap darah Mi Jeong sedikit. Bukankah kita masih bisa menyelamatkannya?” Tanya Siwon pada sang alpha.
Kepala sekolah Kim mengurut keningnya, ia tampak sedang berpikir keras memikirkan jalan keluarnya. “Hanya ada satu pilihan,” sahut kepala sekolah Kim kemudian.

“Apa itu?” tanya Siwon penuh harap.

“Mengubah wujud salah satu di antara kita ke dalam wujud werewolf lalu menggigitnya selama mungkin sampai racunnya lebih dominan daripada racun dracula yang telah lebih dulu menggigitnya.”

“Mwo? Maksudmu kau ingin mengubahnya menjadi seperti kita?” tanya Siwon serak.

“Tapi, bagaimanapun juga seluruh racun dari gigitan dracula itu sudah menyebar ke seluruh aliran darah Mi Jeong bahkan mungkin sudah menyatu bersama sel-sel darahnya. Bagaimana jika Mi Jeong berubah menjadi makhluk yang berbeda setelah salah satu di antara kita menggiginya? Bagaimana jika dia lebih ganas dari werewolf ataupun dracula? Lalu bagaimana jika nyawa Mi Jeong justru tak tertolong?” sahut Ayah Siwon bernada menentang.

“Itu adalah resiko,” sang alpha memberi pendapat.

Siwon hanya tertegun memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada Mi Jeong dengan langkah penuh resiko seperti itu. Bagaimana jika prediksi Ayahnya tadi benar? Bagaimana jika Mi Jeong berubah menjadi sosok yang sama sekali berbeda dari Mi Jeong yang ia kenal? Bagaimana jika Mi Jeong lupa semua hal tentang dirinya saat ia telah berubah menjadi makhluk yang berbeda? Bagaimana jika Mi Jeong melupakannya? Bagaimana jika nyawa Mi Jeong justru tak tertolong?
Siwon belum bisa mengambil keputusan saat sang alpha kembali angkat bicara, “Siwon, kita harus bergerak cepat. Jika tidak, kita akan terlambat dan harus rela melihat Mi Jeong menjadi tambahan dracula muda yang brutal berkeliaran di kota ini!”
Siwon menatap Ibunya dan Jiwon bergantian, meminta pendapat. Keduanya balas menatap Siwon dengan tatapan _lakukanlah.

“Baiklah, kita akan melakukannya!” Putus Siwon mantap.

“Kau yakin?” tanya Ayah Siwon.

“Ye, sangat yakin, Ayah! Aku percaya pasti Mi Jeong mampu melewati ini dengan baik! Mi Jeong gadis yang kuat.”

“Baiklah kalau begitu, kaulah yang berhak melakukannya, Siwon! Walau bagaimanapun, Mi Jeong adalah gadis yang sudah kau imprint bukan?” Sang alpha memberi saran.

Siwon pun mengangguk penuh keyakinan.
Serta-merta Siwon merubah dirinya menjadi seekor serigala besar, sosok werewolf-nya. Dan tanpa aba-aba dan tanpa keraguan, ia langsung membenamkan taring-taring serigalanya di leher dingin Mi Jeong. 15 menit, 30 menit, Siwon masih bertahan dalam posisinya, masih menggigit Mi Jeong dan menyalurkan racun-racun werewolf-nya ke seluruh aliran darah gadis yang amat dicintainya itu. Hingga 30 menit kemudian setelah racunnya dirasa sudah lebih mendominasi daripada racun dracula yang telah lebih dulu menggigit Mi Jeong, Siwon pun melepas gigitannya dengan perlahan, karena ia tak ingin semakin menyakiti gadisnya.

Namun selembut apapun Siwon melakukannya, ia tetaplah seorang werewolf yang akan meninggalkan rasa sakit pada bagian tubuh manusia yang telah digigitnya, apa lagi dalam waktu selama itu. Sesungguhnya Mi Jeong tetap merasa kesakitan dalam setengah ketidaksadarannya. Ia memang tidak bisa membuka kedua matanya dan menggerakkan bibirnya untuk berbicara. Tetapi ia masih bisa mendengar suara apapun yang ada di sekelilingnya, ia juga masih bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa lebih dahsyat dari sebelumnya menyerang dan menjalari sekujur tubuhnya yang rapuh. Rasa sakit yang berasal dari sisi lehernya yang lain, kulit lehernya terasa terkoyak-koyak. Rasa sakit bercampur rasa panas yang seolah membakarnya hidup-hidup merayap dan menyebar melalui aliran darahnya yang sudah lebih dulu tercemari oleh racun dracula. Rasa panas itu kian lama kian menyiksanya, membuat kerongkongannya kering dan merasa ingin meminum sesuatu yang akan mampu melegakan tenggorokannya. Sesuatu yang dia rasa bukan air. Tetapi sesuatu yang lain yang entah bahkan dirinya sendiri saja belum bisa mengetahuinya. Mi Jeong terlalu sibuk menghadapi rasa sakitnya. Ia ingin mengerang akibat rasa sakit yang menerjang sekujur tubuhnya secara bertubi-tubi. Sialnya, erangannya itu justru tertahan seperti  menyangkut di tenggorokan. Pada saat yang sama, memori masa lalunya bermunculan silih berganti seperti channel televisi yang diganti-ganti pada tiap detiknya. Entah akan sampai kapan Mi Jeong mampu bertahan dalam kesakitannya hingga racun werewolf itu mampu menyatu seluruhnya bersama racun dracula di dalam seluruh sel-sel darahnya.

***

Siwon terpekur seorang diri di balkon kamarnya. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua lutut. Sementara tangannya memeluk kedua kakinya yang ditekuk. Ia tak pernah berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa Mi Jeong tiga hari yang lalu.

Jika saja aku tak meninggalkan Mi Jeong sendirian waktu itu, tentu makhluk terkutuk itu tak kan punya kesempatan untuk menculik Mi Jeong dan menjadikan gadisku sebagai mangsanya.
Jika saja aku mampu menjaga Mi Jeong dengan baik, tentu Mi Jeong tak kan bernasib semalang ini
Jika saja aku tak mengajak Mi Jeong ke pesta malam itu, tentu Mi Jeong-ku sedang bahagia menjalani kehidupan normalnya sebagai manusia biasa, dan semua kekacauan ini tak kan pernah terjadi
Harusnya aku tak meninggalkannya, harusnya aku mampu menjaga dan melindunginya setiap waktu, dan harusnya aku tak mengajaknya ke pesta perayaan awal musim panas waktu itu, harusnya semua ini tak pernah terjadi padanya. Pada Mi Jeong, gadisku, takdirku, jodohku.

Semua ungkapan-ungkapan rasa bersalah itu selalu berkelebat menyelubungi pikiran Siwon, menghantuinya, dan membuatnya tak mampu memaafkan dirinya sendiri. Membuatnya tak bisa hidup dengan normal. Segala yang ada di hadapannya terasa salah dan kacau, tak pernah ada benarnya.
Siwon sedang mengacak rambutnya frustasi ketika seseorang berseru-seru riuh memanggil namanya dari lantai bawah.

“Siwon_ah, turunlah! Palliwa!” seru Ji Won dari ujung tangga di lantai bawah.
Ji Won menunjukkan kilatan senang di kedua matanya ketika dilihatnya Siwon sudah berdiri di puncak tangga.

“Ada apa?” Tanya Siwon tanpa minat, matanya sembab dan pipinya basah.

“Aigoo~  kau terlihat mengerikan Siwon_ah! Apa kau akan menunjukkan penampilanmu yang berantakan ini di depan Mi Jeong?” goda Jiwon.

Merasa tidak mengerti dengan apa yang barusan Jiwon katakan, Siwon bergegas menuruni tangga.  Dengan mengerutkan keningnya, Siwon menatap Jiwon tidak mengerti. “Maksudmu?” Tanyanya singkat.

“Mi Jeong sudah siuman. Dan dia sama sekali tidak menjadi makhluk brutal mengerikan seperti apa yang kita prediksikan. Ia masih tetap Mi Jeong-mu yang manis. Hanya saja, Mi Jeong yang sekarang bukan lagi manusia biasa, melainkan makhluk perpaduan antara werewolf dan dracula. Tapi Mi Jeong lebih dominan ke klan kita kurasa. Kau tahu? Badannya hangat! ” terang Jiwon penuh suka cita.

Seketika kedua mata Siwon melebar, sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk senyum penuh kelegaan dan kebahagiaan. Tanpa menunggu Jiwon mengingatkannya, Siwon langsung melesat pergi ke kamar tamu rumah keluarga Choi di mana Mi Jeong dirawat oleh keluarganya.

Saat mencapai ambang pintu kamar itu, sejenak Siwon menghentikan langkahnya. Di tatapnya Mi Jeong dengan tatapan penuh rasa takjub, gadis itu juga sedang menatap ke arahnya. Kerinduan yang mendalam tergambar jelas di antara keduanya saat tatapan mereka saling bertemu. Mi Jeong tampak segar dan sangat sehat. Entah mengapa, ia merasa gadis itu terlihat lebih mempesona dari sebelumnya dengan iris mata hitam gelapnya yang telah berubah warna menjadi merah semerah darah. Menyadari rindunya pada gadis itu sudah tak terbendung lagi, maka Siwon pun mulai melangkahkan kakinya menghampiri Mi Jeong yang duduk di atas ranjang ditemani oleh kedua orang tuanya. Dan dengan penuh pengertian, kedua orang tua Siwon memutuskan untuk keluar kamar, memberi waktu bagi mereka berdua.

“Siwon_ah…” panggil Mi Jeong dengan suara lirih selembut beledu ketika namja yang dirindukannya itu sudah berada tepat di hadapannya.

Tanpa ragu lagi, Siwon pun langsung mendaratkan pelukannya pada Mi Jeong. Mi Jeong balas memeluknya dengan sangat erat. Tangan kanan Siwon membelai rambut Mi Jeong penuh kasih sayang, sementara tangannya yang lain memeluk erat pinggangnya. Benar kata Jiwon, badan Mi Jeong sudah tak lagi dingin dalam dekapan Siwon. Bahkan suhu badannya sudah menyamai suhu badan Siwon sekarang. Darah werewolf telah benar-benar mengalir di tubuhnya.

“Bogoshippeo Mi Jeong_ah, jeongmal bogoshippeoyo….” ujar Siwon serak tanpa melepaskan senyum, ada perasaan lega setelah kata-kata itu meluncur dari bibirnya.

“Aku juga, lebih besar dari apa yang kau tahu Tuan Choi…” Mi Jeong semakin mengeratkan pelukannya.

“Kau tahu? Selama kau terbaring tak sadarkan diri, aku selalu dihantui kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi padamu setelah transformasi ini. Aku hampir tak mempunyai harapan sama sekali saat melihatmu terbaring dan tak kunjung membuka mata. Kukira kau akan menjadi Mi Jeong yang sama sekali bukan dirimu dan tidak lagi mengingat kehidupanmu sebelumnya, juga tidak mengingat aku,”

Mi Jeong tertawa kecil, merenggangkan pelukannya memberi jarak di antara mereka, membuat keduanya dapat dengan leluasa untuk saling menatap satu sama lain,“selama aku tak sadarkan diri, hampir setiap waktu kau selalu berbisik di telingaku bahwa kau mencintaiku, Bagaimana bisa aku melupakanmu?”

Siwon menangkupkan kedua telapak tangannya yang kokoh ke pipi Mi Jeong, lalu membelai pipi gadis itu dengan ibu jarinya, “Well, bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Siwon.

“Sangat baik. Jauh lebih baik dari sebelumnya, dan ini berkat kau, kau yang membuatku hidup kembali,”

“Bukan, tapi aku yang menyeretmu ke dalam semua masalah ini. Walau bagaimanapun juga, aku adalah seorang werewolf. Jika kau tidak bersamaku, jika kau tidak di sisiku, tentu dracula itu tidak akan mengintaimu. Kau tahu? Dracula yang menyerangmu waktu itu adalah  Kyuhyun, pemimpin dari klan dracula yang mendiami kota ini . Walau dia tak terlalu kuat, tapi ia seperti menjadi semacam tonggak kekuatan seluruh dracula di kota ini karena dia telah menciptakan banyak dracula-dracula baru yang lebih kuat darinya dan dijadikannya budak yang selalu setia padanya, sehingga keberadan mereka di kota ini sangat sulit untuk dimusnahkan walau oleh seluruh kawanan werewolf sekalipun. Kyuhyun menjadikanmu intaian karena dia ingin membalaskan dendamnya pada keluargaku.” Jelas Siwon.

“Balas dendam?”

“Ya, balas dendam atas kematian kekasihnya. Karena kakek buyutku lah yang telah membunuh wanita dracula-nya”

Dan aku selalu khawatir nyawamu akan selalu menjadi ancamannya, Mi Jeong_ah.

Seolah mampu membaca jalan pikiran Siwon, Mi Jeong memberi komentar, “Hey Tuan Choi! Jangan samakan aku dengan Mi Jeong yang dulu. Apa kau sudah lupa sudah menjadi makhluk seperti apa aku sekarang ini?”

Siwon pun dibuatnya terperanjat, “OMO! Jangan bilang kau bisa membaca jalan pikiran orang lain!” ditatapnya wajah polos Mi Jeong penuh selidik.

Mi Jeong memutar bola matanya ke atas menatap langit-langit, “Entahlah, tapi kurasa itu salah satu dari kelebihanku setelah menjadi makhluk yang  berbeda. Mungkin dari sisi dracula-ku,”

Kedua alis Siwon terangkat karena terkejut, “astaga, apa kau lebih merasa bahwa dirimu ini adalah sosok dracula?”

“Umm.. tidak juga. Jangan cemaskan hal itu Siwon_ah! Lagi pula aku lebih merasa dominan ke werewolf. Kau bisa rasakan sendiri kan, tubuhku hangat. Menyamaimu. Yaahh, walaupun aku juga masih belum tahu bagaimana rupa dan kekuatanku nanti setelah bertransformasi ke wujud baruku yang sebenarnya.” Mi Jeong tersenyum, memegang bahu Siwon dengan sebelah tangannya.

“Kuharap kau lebih kuat dari sekedar werewolf ataupun vampir. Bagaimanapun juga, kau adalah perpaduan dari keduanya” dielusnya puncak kepala Mi Jeong.

Mi Jeong tersenyum,namun senyumnya memudar seiring binar matanya yang tiba-tiba meredup saat ia teringat tentang ayahnya, “Siwon_ah, bagaimana dengan ayahku? Apa dia tahu tentang keadaanku?”

Mendengar pertanyaan Mi Jeong, bahu Siwon menegang. Senyuman yang sempat terlukis manis di wajahnya semenjak kepulihan Mi Jeong pun memudar begitu saja. Udara yang masuk melalui rongga hidungnya seolah tercekat di dada. Lidahnya kelu, ia bingung harus mengatakan apa pada Mi Jeong.

“Siwon_ah? Ada apa? Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak mencoba memikirkan sesuatu? Aku tidak bisa membaca pikiranmu sekarang. Apa sesuatu yang buruk terjadi pada ayahku?”

Siwon masih membeku di tempatnya, kemudian ingatannya melayang pada peristiwa yang terjadi tiga hari yang lalu, hari di mana Mi Jeong sekarat di rumah keluarga Choi.

Malam itu, seluruh anggota keluarga Choi telah sepakat untuk merawat Mi Jeong di rumah mereka sampai dia sadar dan pulih kembali sebagai sosok barunya yang sedang  bertransformasi. Karena tidak mungkin mereka memulangkan Mi Jeong pada ayahnya dalam kondisi seperti itu.
Akhirnya, Siwon pun memutuskan pergi ke rumah keluarga Park, untuk bertemu dengan ayah Mi Jeong, Park Jeong Soo. Apa lagi alasaanya pergi ke rumah itu kalau bukan untuk memberikan ayah Mi Jeong sebuah alibi perihal ketidakpulangan Mi Jeong malam itu. Tapi saat Siwon telah sampai di rumah keluarga Park, ia justru mendapati pintu rumah itu terbuka lebar. Bau anyir darah yang memuakkan dari dalam rumah menembus indra penciumannya yang tajam walau ia masih berdiri di depan rumah itu. Tentu saja hal itu menimbulkan kecurigaan bagi Siwon. Setelah ditelusurinya ke dalam, didapatinya rumah itu sudah berantakan dan penuh bercak-bercak darah yang tercecer di lantai. Merasa keadaan ini benar-benar tidak beres, Siwon pun segera bergegas mencari keberadaan ayah Mi Jeong sampi ke setiap sudut ruangan rumah itu. Hasilnya, nihil. Ayah Mi Jeong tidak diketemukan, ia menghilang. Satu dugaan yang terbesit dalam benak Siwon saat itu, bahwa makhluk terkutuk itulah yang melakukan semua ini, siapa lagi kalau bukan dracula Kyuhyun, atau budak-budak draculanya .

“Ja. Jadi.. maksudmuu… makhluk itu juga memangsa ayahku?” tanya Mi Jeong dengan suara parau usai membaca jalan pikiran Siwon.

Yang ditanya hanya mengangguk kaku sambil menunduk.

“Percayalah Mi Jeong_ah, kami semua sudah berupaya mencari ayahmu. Tapi, sampai sekarang beliau belum juga bisa kami temukan!”

Sementara Mi Jeong, batinnya bergejolak. Mi Jeong geram. Bagaimana tidak? Bukan hanya dirinya, bahkan Ayah yang sangat dicintainya pun turut menjadi korban akan kebrutalan Kyuhyun. Gumpalan air mata mulai menusuk-nusuk di balik pelupuk mata Mi Jeong. Air mata itu pun jatuh bergulir dan terurai di kedua sisi pipinya ketika ia mengerjap. Ia menggertakkan gigi-giginya. Napasnya kini memburu begitu cepat, darahnya terasa mendidih. Sekujur tubuhnya terasa panas. Namun entah mengapa rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya itu justru menjadi semacam kepuasan tersendiri dari luapan kemarahannya. Beberapa detik setelah itu, jari-jari tangan dan kakinya berubah membesar, kemudian mulai tumbuh kuku-kuku panjang yang runcing di sana.

“Mi Jeong_ah, kendalikan dirimu! Kau belum terbiasa dengan ini! Lakukan pelan-pelan saja!” ujar Siwon memperingati Mi Jeong. Namun peringatan itu sama sekali tak diindahkan oleh Mi Jeong. Ia justru membiarkan emosinya meluap-luap tanpa kendali. Siwon di sebelahnya semakin cemas dengan transformasi perubahan wujud Mi Jeong ke dalam wujud barunya. Ia takut gadis itu berubah menjadi liar dan menerkam semua orang yang ada di sekelilingnya.

Saat sekujur tubuhnya mulai ditumbuhi bulu-bulu berwarna cokelat muda keemasan, Mi Jeong melompat keluar melewati jendela kayu besar yang ada di kamar itu.  Tak ingin mengambil resiko, Siwon pun turut merubah dirinya menjadi wujud werewolf dan mengikuti ke arah mana perginya gadis itu. Ketika kembali dilihatnya Mi Jeong tengah berlari ke arah hutan, gadis itu telah sempurna berubah wujud menjadi sosok makhluk baru yang kini dijelmanya, serigala besar berwarna cokelat keemasan. Siwon tak pernah menyangka sebelumnya bahwa gadis itu akan memiliki kekuatan yang berkali lipat lebih besar dari para werewolf pada umumnya.  Dengan kecepatan dua kali lipat lebih cepat dari kecepatan lari yang dimilik Siwon, Mi Jeong sempat membuat Siwon kewalahan dan kehilangan jejaknya. Dengan lihainya, Mi Jeong berlari dan terus berlari menembus hutan yang ditumbuhi banyak pepohonan rindang yang tinggi menjulang dengan jarak yang padahal  begitu rapat. Kemampuan dan kecepatan berlarinya seperti seseorang yang telah sekian lama hidup sebagai werewolf, sama sekali tak menunjukkan bahwa dia adalah werewolf baru yang baru pertama kalinya mengalami transformasi. Werewolf baru dengan sisi dracula dalam bagian dirinya, lebih tepatnya.
Gadis itu berlari tanpa henti terus masuk ke dalam hutan hingga membuat Siwon nyaris kelelahan. Oh tidak! Sepertinya Mi Jeong sedang melacak keberadaan Kyuhyun dan anak buahnya.

“Mi Jeong_ah!! Jangan gegabah! Kau belum punya persiapan apapun untuk menyerangnya!!” Seru Siwon sambil terus berlari

“Siapa bilang? Bahkan aku sudah cukup kuat sekarang! Kekuatanku saja sudah lebih dari cukup untuk sekedar melawannya! Aku harus membinasakan makhluk terkutuk yang sudah membunuh ayahku!!” Sahut Mi Jeong yang juga tanpa menghentikan larinya.

Sekuat tenaga Siwon berusaha berlari mendahului Mi Jeong, namun Mi Jeong yang keras kepala itu selalu bersikeras untuk meluluskan niatnya dan menggeram dan melolong-lolong dengan ancaman gigi-giginya yang runcing dan tajam ketika jaraknya mereka berdua sudah semakin dekat. Namun Siwon tidak menyerah, ia berlari dan melompati Mi Jeong hingga ia mampu mendaratkan kaki-kaki besarnya tepat di hadapan gadis serigala itu. Karena Siwon mencegatnya dengan sangat mendadak, Mi Jeong yang mempunyai maksud hati hanya ingin menggertak, tanpa sengaja Mi Jeong justru menggigit telingakiri  Siwon hingga mengucurlah darah segar dari telinganya. Mi Jeong terkesiap, dengan sigap ia pun segera melepaskan gigitannya dari telinga Siwon. Ia begitu menyesali kecerobohannya, barulah pada saat itu emosi Mi Jeong akan kematian ayahnya sedikit mereda. Mi Jeong sadar bahwa dirinya benar-benar keras kepala dan sangat gegabah dalam mengambil keputusan, tanpa memperhitungkannya kembali masak-masak.

Siwon menatap gadisnya dengan garang, “Kau tahu? Kyuhyun tidak sendiri. Dia punya banyak anak buah dan pasukan dracula baru yang sangat brutal dan ganas. Kau bisa terbunuh di tanah mereka jika kau gegabah ingin berjuang melawan mereka seorang diri! Jangan lakukan hal ini lagi, aku tidak ingin merasakan kehilanganmu untuk yang kedua kali. Arraseo”

Mi Jeong menunduk dan mengangguk pelan, kemudian ia mundur satu langkah dari hadapan Siwon, “Mianhae…” Ucapnya dengan suara parau.

“Lukaku ini tidak usah kau risaukan. Karena seorang werewolf mampu meregenerasi luka di tubuhnya dengan cepat.”
Untuk beberapa saat, mereka hanya sama-sama saling terdiam. Sampai akhirnya Siwon memecah keheningan itu ketika ia menyuruh Mi Jeong mengikutinya berlari ke suatu tempat.

***

“Kau tahu? Betapa menakjubkannya dirimu sekarang,” puji Siwon saat Mi Jeong memandangi bayangan dirinya yang terpantul di atas air sungai yang mengalir tenang. Tubuhnya yang berwujud serigala dengan bulu-bulu cokelat muda berwarna keemasan tampak berkilau-kilau saat terkena pancaran sinar matahari. Sangat menakjubkan, seperti apa yang dilihat oleh Siwon.

“Kau selalu cantik, bahkan saat menjadi serigala werewolf sekalipun.” Puji Siwon sekali lagi.

“Tapi kenapa bulu-bulu di seluruh tubuhku berbeda? Werewolf lain tak punya bulu-bulu berkilau sepertiku?” Tanya Mi Jeong polos.

“Itu karena sebagian kecil dalam dirimu adalah dracula. Itulah sebabnya wujud serigalamu lebih indah dari werewolf lain. Tentu saja werewolf lain tidak memilikinya, termasuk aku. Aku yakin, kekuatanmu juga beberapa kali lebih kuat dari pada kami. Aku mengamatinya dari kemampuan larimu yang dua kali lebih cepat daripada aku”

Jika Mi Jeong sedang berwujud sebagai manusia, tentu alisnya sudah terangkat karena heran, “benarkah?”

“Umm..” Siwon mengiyakan.

“Kurasa kita perlu menguji seberapa besar kekuatanmu dan seberapa banyak keahlianmu setelah transformasi ini,”

“Mengujinya?” tanya Mi Jeong dengan menatap Siwon lekat.

“Ya, besok sore kita akan menemui kepala sekolah Kim di belakang gedung sekolah sebelah timur untuk mengujimu.”



***

Sore itu, tepat seperti apa yang Siwon janjikan. Dengan ditemani Siwon, Mi Jeong datang menemui kepala sekolah Kim di tempat yang sudah mereka tentukan.
Kepala sekolah Kim sudah menunggu di padang rumput di belakang gedung sekolah sebelah timur ketika mereka berdua datang.
Kepala sekolah Kim, sang alpha yang sudah  mengubah wujudnya ke dalam wujud serigala werewolf sejak kedatangan mereka, sempat menanyakan kabar Mi Jeong sebelum mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mulai melakukan pengujian terhadap kemampuan baru yang dimiliki Mi Jeong setelah transformasinya sebagai makhluk yang berbeda.

Setelah pengujian yang dilangsungkan selama kurang lebih 2 jam, alhasil, sang alpha dibuat terkagum-kagum oleh kemampuan Mi Jeong yang mencengangkan. Gadis itu memiliki bakat alamiah werewolf yang tidak perlu diasah dan dikembangkangkan lagi seperti layaknya murid-murid keturunan werewolf di sekolah ini pada umumnya, yang harus susah payah mengikuti pelatihan khusus untuk dapat dinobatkan sebagai werewolf yang tangguh. Kelebihan-kelebihan yang ada pada diri Mi Jeong jelas tidak ada dalam diri werewolf ataupun dracula-dracula manapun. Hanya ada satu diantara seribu kemungkinan adanya makhluk lain yang sejenis dengan Mi Jeong. Darahnya yang telah bercampur dengan 90% racun werewolf dan 10% racun dracula, membuat Mi Jeong menjadi jelmaan makhluk yang sangat kuat, perpaduan antara kedua makhluk mitologi tersebut. Namun dengan racun werewolf yang lebih dominan menyatu bersama sel-sel darahnya, wujud transformasi Mi Jeong pun lebih menyerupai werewolf dengan sedikit ciri-ciri dracula yang diadopsi dalam wujudnya_ serigala besar berbulu cokelat muda keemasan lebat sebagai perubahan wujudnya dari seorang manusia menjadi werewolf, sementara kilauan pada bulu-bulunya saat terkena pancaran sinar matahari dan iris matanya yang berubah warna sewarna merah darah dalam wujud humanoid-nya adalah sebagai ciri-ciri dracula yang menunjukkan bahwa dirinya bukanlah makhluk yang sepenuhnya adalah werewolf.

Keunggulannya dalam membaca pikiran orang lain dan dalam hal kecepatan adalah kemampuan yang diturunkan dari racun dracula yang sebagian kecil menyatu bersama sel-sel darahnya. Sedangkan keunggulannya dalam ketajaman indra penciuman dan pendengaran, bertarung, menggigit, dan menyerang bahkan berkali lipat lebih unggul dari werewolf  biasa. Sementara itu ia tidak akan menjadi makhluk yang haus darah seperti halnya dracula, karena sebagian besar dari dirinya merupakan werewolf yang notabene bukanlah makhluk penghisap darah manusia seperti dracula. Namun Mi Jeong juga bukan makhluk yang benci bau anyir darah seperti werewolf, karena sesekali ia harus berburu hewan di hutan dan menghisap darahnya untuk menghilangkan dahaganya yang sesekali muncul terhadap darah walau hanya dalam jumlah sedikit. Dan oleh karena perpaduan itulah, sang alpha memberikan nama Dracuwolf  bagi spesies baru yang disandang oleh Mi Jeong. Hanya satu kekurangan yang ada pada diri Mi Jeong, yaitu pengendalian dirinya. Ia menjadi sangat pemarah dan mudah terpancing emosi setelah berubah menjadi dirinya yang baru.

***

Park Mi Jeong POV

Setelah beberapa minggu menjalani kehidupan baruku sebagai dracuwolf, aku sudah merasa cukup nyaman dan terbiasa dengan keadaanku yang sekarang. Aku sangat beruntung ada Siwon dan keluarganya yang bersedia menerimaku untuk tinggal bersama mereka sejak sepeninggal ayahku. Mereka semua terutama Siwon, telah mengajarkanku banyak hal selama aku tinggal bersama mereka. Mulai dari mengajariku pengendalian diri, cara membunuh dracula, bahkan sampai strategi perang melawan dracula.
Yah, memang pada awalnya seluruh anggota keluarga Choi menentang niat dan permohonanku yang meminta mereka mengajariku tentang strategi perang melawan dracula. Siwon adalah orang pertama yang menentangnya. Hal itu didasarinya dengan alasan tidak ingin melihatku menyerang makhluk-makhluk liar dan brutal itu dan tidak ingin aku menanggung resiko terburuk dari peperangan itu, ia tidak ingin kehilanganku.Tapi karena tekadku sudah bulat ingin membalaskan dendamku pada klan dracula atas kematian ayah, aku terus menerus bersikeras meyakinkan dan memohon kepada mereka bahwa aku cukup kuat melawan dracula terkutuk itu jika aku juga punya cukup banyak pasukan.
Pasukan? Pasukan dari mana?
Aku sempat bingung, bagaimana caranya mendapatkan pasukan sebanyak itu untuk melawan dracula dalam jumlah besar?
Hingga beberapa saat setelah Jiwon menjadi orang pertama yang mampu menerima niatku,  tiba-tiba meluncurlah sebuah ide yang tercetus dari otak brilian Jiwon yang menyarankan untuk membujuk werewolf-werewolf pemberani murid-murid dari Werewolf Academy agar bersedia bergabung bersama kami membentuk sebuah kawanan besar werewolf yang siap menumpas seluruh dracula di kota Dankook , terutama Kyuhyun sang pemimpin klan dracula tersebut, demi terciptanya ketentraman dan kedamaina di kota Dankook yang selama ini selalu terusik oleh teror-teror dari mereka.
Untuk mendapatkan keyakinan teman-teman werewolf  dari Werewolf Academy pun ternyata tak semudah yang aku dan Jiwon bayangkan. Ada beberapa di antara mereka yang merasa enggan, ada juga yang takut karena tak ingin mengambil resiko terburuk yang akan dihadapi jika memberanikan diri berperang melawan dracula. Ada juga yang langsung bersedia bergabung membentuk pasukan perang bersama kami. Sampai akhirnya aku, Jiwon, dan mereka yang sebelumnya telah bersedia bergabung bersama kami, mampu membujuk murid-murid yang lain untuk turut bergabung.

Setelah melihat banyaknya anggota pasukan yang bersedia ikut berperang melawan dracula yang telah berhasil kami kumpulkan, akhirnya hati ayah dan ibu Siwon pun meluluh. Mereka yang notabene adalah keturunan langsung dari Sooman_kakek buyut Siwon yang merupakan werewolf terkenal di Dankook karena keunggulannya dalam strategi perang melawan dracula pada zamannya_akhirnya bersedia mengajari kami_aku dan seluruh anggota kawanan werewolf  lain _berbagai macam strategi perang dalam melawan dracula.

Sampai masa pelatihan strategi perang melawan dracula itu berakhir, dan aku bersama seluruh anggota pasukan werewolf  lain sudah merasa siap untuk melakukan perlawanan ke tanah para dracula, hanya ada satu orang yang belum juga bersedia meluluskan niatku. Choi Siwon. Dia bahkan memutuskan untuk tidak bicara padaku selama hari-hari aku menjalani pelatihan itu. Meski kami tinggal serumah, saat dia dengan jelas-jelas melihatku, menyapaku saja bahkan tidak. Dan aku terlalu pengecut untuk menegur sapanya lebih dulu. Kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Rasanya sakit dan menyesakkan, hampir sama rasanya dengan rasa sakit yang kualami saat ajal hampir menjemputku. Dia adalah hidupku, oksigenku, bagaimana mungkin aku bisa bertahan hidup jika aku kehilangan oksigen itu?

Keputusan Siwon lebih dari sekedar berarti bagiku. Karena tanpa keputusannya aku tak kan pernah bisa maju selangkah lagi untuk melancarkan misiku. Dan dia masih tetap saja membisu. Aku tahu sebenarnya dia juga merasa kehilangan dengan bersikap seperti ini padaku. Tapi setiap kali ia ada dalam satu ruangan denganku, ia selalu berusaha keras untuk tidak memikirkan apapun agar aku tak mampu membaca jalan pikirannya. Cihh, menyedihkan!

***


Author POV

Bersikap seperti itu pada Mi Jeong ternyata bagi Siwon rasanya seperti menghancurkan hidupnya sendiri. Hidupnya terlalu hampa, seolah tak punya pegangan jika ia tak mampu melihat senyuman Mi Jeong barang sehari saja. Sedangkan ia telah membuatnya muram beberapa hari terakhir ini. Segala aspek tentang Mi Jeong sudah menjadi candu bagi Siwon. Dia sudah tidak tahan lagi dengan kediamannya yang kini terasa konyol, dia… terlalu  membutuhkan Mi Jeong…
Setelah tak berhasil menemukan sosok Mi Jeong di dalam rumah, Siwon berniat untuk mencarinya di luar, ketika dilihatnya gadis itu sedang duduk seorang diri di teras rumah sambil menatap langit. Siwon masih tetap bertahan di ambang pintu       ketika keraguan menahannya di sana untuk beberapa saat. Ia tak mungkin dengan begitu saja mengizinkan Mi Jeong ikut berperang melawan dracula-dracula buas itu, apa lagi di tanah kekuasaan mereka. Ia tak peduli dengan kenyataan bahwa Mi Jeong sudah jauh lebih kuat dan berbekal strategi dari sebelumnya. Karena bagi Siwon, itu tetap saja berresiko bagi keselamatan Mi Jeong. Tetapi kerinduannya pada Mi Jeong agaknya lebih besar dari semua kecemasan yang dirasakannya saat ini. Tanpa ragu lagi, ia melesat menghampiri Mi Jeong dan mendekap gadis itu dari belakang. Terang saja itu membuat Mi Jeong kaget. Ia sedang melamunkan Siwon ketika tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Namun sedetik kemudian ia langsung tahu bahwa orang yang baru saja dilamunkannyalah  yang telah mendekapnya. Kekagetan yang semula sempat dirasakannya menguap begitu saja berganti dengan perasaan lega di dadanya yang terasa menentramkan.
“Mianhae Mi Jeong_ah…,” bisik Siwon dengan suara tercekat.
Mi Jeong menoleh sedikit, dan bertanya, “kenapa minta maaf? Kurasa tidak ada yang bersalah dan tidak ada yang perlu kumaafkan bukan?”
Siwon menyandarkan dagunya pada puncak kepala Mi Jeong yang masih didekapnya, “Tidak, aku bersalah padamu. Beberapa hari terakhir ini aku mengabaikanmu, membiarkanmu berjuang seorang diri melakukan persiapan perang melawan dracula. Mianhae… jeongmal mianhanda…”

“Aku tak sendiri, ada Jiwon yang membantuku. Jadi kau tak perlu risau dan menyalahkan dirimu sendiri,”ujar Mi Jeong sembari mengelus lengan kanan Siwon yang masih melingkarinya dalam dekapan.

“Tetap saja, aku bersalah padamu. Dan itu adalah satu-satunya kesalahan terbesar dalam hidupku, “elak Siwon dengan nada penuh penyesalan.

“…” tak ada tanggapan dari Mi Jeong. Ia takut air matanya akan tumpah begitu membuka mulut.  Mi Jeong tidak tahu mana yang lebih buruk, maju selangkah lagi untuk menyerang para dracula tanpa seizin Siwon, atau menggagalkan rencananya melakukan penyerangan terhadap makhluk terkutuk itu sementara dendam akan kematian ayahnya tak kan pernah terbalaskan. Tapi ia tidak mungkin mundur lagi setelah melangkah sejauh ini. Yang jelas saat ini, dua pilihan itu membuatnya dihadapkan pada dilema besar yang membuat dadanya seolah tertusuk. Hatinya terasa nyeri. Dan rasa nyeri itu membuatnya hampir tidak bisa menahan air mata.

Dan Siwon pun menimpali ucapannya, “Mi Jeong_ah, jika kau memang ingin bertempur bersama werewolf  lain untuk memusnahkan dracula-dracula itu, aku mengijinkanmu pergi. Asal dengan satu syarat.”

Mi Jeong mengerjap, mengenyahkan air mata yang mengancam mengaburkan pandangannya. Ia menoleh dan mendongak menatap Siwon yang balas menatapnya dengan tegang.
“Mwo? Apa aku tidak salah dengar? Lalu apa syaratnya Siwon_ah?” tanya Mi Jeong penuh harap.

“ Kau boleh ikut bertempur asalkan kau mengizinkanku untuk selalu berada di depanmu, kau tidak boleh berada di barisan depan. Kau harus selalu berada di belakangku saat melakukan penyerangan.” Ujar Siwon dengan raut wajah penuh kecemasan dan penekanan pada setiap kata yang meluncur dari mulutnya.

Alis Mi Jeong terangkat karena heran, lalu matanya mengerjap,“tapi kenapa? Bukankah akan lebih baik jika aku berada di barisan depan? Apa kau tidak ingat? Aku seorang dracuwolf, bahkan aku lebih kuat dari werewolf dan dracula manapun.”

“Aku tahu, tapi tetap saja itu terlalu berresiko. Bagaimana jika dracula-dracula itu tidak berminat sama sekali untuk melawan werewolf lain dan mereka justru mengepungmu? Mereka akan menjadi sangat kuat jika mereka bersatu, dan kau bisa saja…
Kumohon untuk kali ini saja Mi Jeong_ah, jangan membantah dan turuti kata-kataku!” Nada bicara Siwon sedikit meninggi.

Mi Jeong tersentak mendengar kata-kata Siwon, kemudian ia hanya terdiam dan menunduk kaku. Ia tahu Siwon sangat mengkhawatirkannya, tapi apakah harus sampai seperti itu? Melihat Mi Jeong hanya terdiam dan menunduk, perasaan bersalah dan penyesalan datang begitu saja seperti badai yang tiba-tiba datang menerjangnya.
Tak ingin Mi Jeong salah paham akan semua kata-kata yang telah diucapkannya barusan, Siwon memutar badan Mi Jeong hingga posisi mereka berdua kini saling berhadapan satu sama lain, kedua matanya menatap wajah Mi Jeong dengan seksama, “percayalah padaku, Mi Jeong_ah! Semua itu kulakukan semata-mata hanya demi keselamatanmu. Aku harus melindungimu, aku harus menjaga keselamatanmu sampai akhir. Aku tidak bisa berpangku tangan sementara gadis imprint-ku bertarung melawan makhluk terkutuk penghisap darah yang menghadapkannya pada maut yang kapan saja selalu mengancam keselamatannya. Aku sungguh tidak akan rela jika mereka membuatmu harus meneteskan darah bahkan jika hanya satu tetes sekalipun. Aku tidak sanggup jika harus melihat kejadian itu terulang kembali. Saat aku melihatmu sekarat, saat melihatmu meregang nyawa, mengerang kesakitan karena gigitan dracula, saat aku juga terpaksa harus menggigitmu dan membiarkanmu lebih kesakitan dari sebelumnya. Membayangkannya saja bahkan rasanya terlalu menyakitkan bagiku, Mi Jeong_ah. Kau tahu? Kau adalah hidupku, kau nyawaku, kau jodohku, kau juga takdirku. Aku tak kan bisa hidup jika kau tak hidup Mi Jeong_ah…”

Mi Jeong mendongak dan balas menatap Siwon dengan tajam, “dan mengabaikan keselamatanmu sendiri? Begitu maksudmu?! Apa selama ini kau tidak pernah menyadari  sepenting apa dirimu bagiku? Apa selama ini kau tak pernah berpikir seperti apa jadinya aku jika kau tak ada di sisiku? Asal kau tahu, kau seperti oksigen yang memberiku kehidupan. Lalu bagaimana seseorang akan hidup tanpa adanya oksigen itu? Apa kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku, huh? Apa kau…”

“Pssstt…”
Siwon meletakkan telunjuk jarinya tepat di depan bibir Mi Jeong sebelum gadis itu sempat melanjutkan kata-katanya,  “arraseo.. arraseo.. nanti kita akan berjuang sama-sama. Melindungi diri sendiri juga saling melindungi satu sama lain.  Apakah itu terdengar lebih baik?” ujar Siwon dengan suara yang terdengar parau.
Seulas senyum pun mulai terbit di bibir mungil Mi Jeong, matanya berbinar-binar menatap Siwon,  ”mm…” jawabnya dengan satu anggukan mantap sebelum akhirnya Siwon mengecup singkat bibir mungilnya.

“Dan biarkanlah kepala sekolah Kim memimpin penyerangan itu. Aku sudah bicara padanya kemarin, dan dia sudah menyetujuinya. Walau bagaimanapun, dialah yang berhak melakukannya. Dia seoarang alpha, jadi pasti dia tahu apa-apa yang harus diputuskan,” usul Siwon.

“Geure, aku setuju”

***

Dan di sinilah mereka sekarang, dalam wujud asli mereka bersama dengan seluruh anggota kawanan werewolf di bawah pimpinan kepala sekolah Kim, sang alpha, berdiri di depan sebuah castil tua megah tempat seluruh dracula-dracula yang mendiami kota Dankook itu tinggal.
Berbekal strategi perang dan pancang perak yang dibawa oleh masing-masing werewolf, mereka merasa lebih dari cukup siap untuk bertarung melawan Kyuhyun dan budak-budak  draculanya . Dengan lolongan yang membuat suasana di hutan itu semakin mencekam, mereka memanggil para dracula yang masih berdiam di dalam castil sementara menunggu dracula-dracula itu keluar dari castilnya. Tak perlu menunggu lama, pria berkulit pucat dengan kostum bangsawan tempo dulu yang tak lain adalah Kyuhyun, bersama seluruh budak-budak dracula yang mengawalnya, dengan langkah melesat sudah berdiri di depan castil. Kyuhun  hanya berani berdiri di belakang budak-budak draculanya yang membentuk pagar betis untuk melindunginya sementara budak-budak dracula itu juga berdiri dengan tetap menjaga jarak di hadapan seluruh kawanan werewolf.
“Tuan Kim yang agung, kau dan seluruh kawanan anjing baumu itu sungguh berisik. Ada keperluan apa kalian kemari?” tanya Kyuhyun dengan nada santai tetapi melecehkan.
Jelas saja kata-kata Kyuhyun itu memicu kemarahan dari para werewolf, membuat lolongan dan geraman mereka semakin menjadi-jadi. Namun dengan bijak, sang alpha menyuruh mereka untuk tetap tenang.

“Jaga ucapanmu Cho Kyuhyun! Kami kemari untuk berduel denganmu dan seluruh anak buahmu! Dan jika kalian kalah, kalian yang masih tersisa harus enyah dari kota ini!” tantang sang alpha.

Alis di wajah pucat Kyuhyun terangkat. Ia menyeringai, tersenyum meremehkan memandangi sang alpha, “ow… percaya diri sekali kau! Lalu apa jaminannya jika ternyata justru kalian yang kalah? Humm?”
Suasana hening untuk beberapa saat. Semuanya terdiam. Sementara Kyuhyun tersenyum penuh maksud memandangi anjing-anjing bau di hadapannya yang sedang gusar dan kebingungan.
Mata Kyuhyun berkilat-kilat ketika mendapati Mi Jeong dengan wujud dracuwolf-nya ada di antara kawanan werewolf, dan gadis itu membuatnya tertarik memilikinya untuk dijadikannya pelindung bagi para dracula, karena ia tahu gadis itu memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak biasa, “bagaimana jika kalian menyerahkan gadis dracuwolf itu?”
Pertanyaan itu otomatis membuat Siwon yang ada di depan Mi Jeong tidak terima dan menggeram ingin segera menerkam Kyuhyun, Siwon menyalak-nyalak ke arah tempat Kyuhyun berdiri. Namun Mi Jeong menyuruhnya untuk tetap tenang.
“Baiklah, aku akan menyerahkan diriku padamu jika kami memang kalah! Tapi itu tak kan pernah terjadi karena aku akan menghabisimu lebi dulu, Cho Kyuhyun!” Seru  Mi Jeong, membuat seluruh werewolf yang berada di sana tersentak, terutama Siwon.

“Kenapa kau bertindak gegabah lagi Mi Jeong_ah?!” desis Siwon. Rahangnya mengeras, kedua ujung mulutnya tertarik ke belakang, menunjukkan deretan gigi-gigi werewolfnya yang runcing dan tajam.

“Itu resiko yang harus aku tanggung Siwon_ah!! Lagi pula, kau harus percaya padaku! Aku bisa melakukannya!!”

***

Maka pertarungan sengit yang tak terelakkan itu pun terjadi. Kawanan werewolf menyerang para dracula secara membabi buta. Menerkam, menggigit dan mengoyak tubuh mereka tanpa ampun. Tak lupa mereka menancapkan pancang perak yang sudah mereka persiapkan ke bagian dada kiri dracula-dracula yang sudah berhasil mereka lumpuhkan hingga menembus ke jantung dan mereka pun musnah menjadi abu. Banyak dracula-dracula yang berhasil mereka binasakan, namun tak sedikit juga anggota kawanan werewolf yang harus gugur di medan perang.

Sementara anggota kawanan werewolf yang masih bertahan terus memburu dracula-dracula itu, Mi Jeong dan Siwon juga tetap bertahan di sana. Memburu para dracula buas yang juga ingin menyerang mereka berdua. Dengan bersatunya kekuatan, Mi Jeong dan Siwon  menjadi tidak mudah untuk dikalahkan. Mi Jeong mampu melumpuhkan dracula hanya dalam sekali terkam dan sekali koyakannya yang benar-benar ganas melebihi werewolf dan dracula manapun, sementara Siwon membantu Mi Jeong melenyapkan dracula-dracula yang berniat menyerangnya dari belakang,  menancapkan pancang-pancang perak yang di bawanya ke jantung dracula-dracula buruan mereka. Hingga pasukan dracula-dracula buas itu hanya tinggal sedikit yang tersisa.

Melihat betapa kuatnya pertahanan para werewolf, Kyuhyun yang notabene bukanlah dracula yang pandai bertarung dengan werewolf pun menjadi gusar. Ia tak habis pikir pertahanannya sendiri dengan begitu cepat mereka lumpuhkan hingga ia hampir kehabisan bala pasukan yang mampu menjaga keselamatannya. Merasa keselamatannya sedang terancam, akhirnya Kyuhyun pun tak bisa tinggal diam. Ia memilih untuk mengambil resiko mati sesudah berhasil menghabisi Siwon yang dijadikannya sebagai sasaran utama untuk dibunuhnya, untuk membalaskan dendam atas kematian sang kekasih yang tewas di tangan Sooman, kakek buyutnya.  Namun saat pemimpin dracula itu hendak menyerang Siwon dari arah belakang, Mi Jeong melihatnya dan tanpa aba-aba Mi Jeong langsung menerkamnya dan mengoyaknya habis-habisan hingga Kyuhyun tak sanggup untuk melawan. Melihat aksi licik Kyuhyun, Mi Jeong pun menjadi semakin berang. Setelah berhasil melumpuhkan dracula  terkutuk itu, tinggal selangkah lagi, dengan menusukkan pancang perak ke jantung Kyuhyun, maka  ambisi balas dendam atas kematian ayahnya kepada pemimpin dracula itu akan segera terbalaskan. Siwon hendak menembuskan pancang peraknya ke jantung Kyuhyun ketika tiba-tiba dracula itu mencegah aksinya, “tunggu!! Aku punya hadiah bonus untuk kalian!” Serta merta Siwon pun menghentikan aksinya dengan pancang perak yang masih terarah ke dada kiri Kyuhyun, menunggu dracula yang sudah sekarat itu kembali mengatakan apa yang ingin ia katakan.

“Hadiah itu ada di belakang kalian, sedang menuju kemari!” dan dracula itu pun menyeringai licik menatap Siwon.

Mi Jeong dan Siwon pun refleks menoleh ke arah belakang. Dan betapa terperangahnya Mi Jeong dengan suara terkesiap lirih ketika dilihatnya bahwa ayahnya, Park Jung Soo lah yang sedang berjalan menuju ke arah mereka. Begitu juga dengan Siwon yang melebarkan matanya tak percaya. Ternyata Siwon tak berlama-lama larut dalam rasa ketidakpercayaannya dan membiarkan pancang peraknya gagal menembus jantung Kyuhyun. Ketika kembali melihat Kyuhyun yang nyaris saja akan mencelakainya, langsung saja ditancapkannya pancang perak itu ke dada kiri Kyuhyun hingga menembus ke jantungnya, Kyuhyun meraung sejadinya, matanya terbelalak lebar sebelum akhirnya tubuhnya hancur lebur menjadi abu.

***

Mi Jeong berlari menghampiri ayahnya yang sudah merentangkan kedua tangan bersiap menyambut gadis itu dengan pelukan, ketika tiba-tiba saja Siwon mencegahnya.

“Mi Jeong_ah, tunggu! Ini jebakan. Dia bukan tuan Park, dia bukan ayahmu!” seru Siwon dengan nada cemas.
Mi Jeong menghentikan langkahnya untuk beberapa saat dan menyahut, “apa kau tidak bisa melihatnya? Jelas-jelas dia ayahku! Aku sangat merindukannya Siwon_ah, biarkan aku memeluknya!”

Dan Mi Jeong pun kembali berlari, membuat Siwon yang masih berwujud werewolf itu mau tidak mau harus berlari mengejarnya.

Siwon berseru kepada Mi Jeong sambil berlari mengiringinya, “Mi Jeong_ah, apa kau tidak memperhatikan perbedaannya? Wajahnya pucat, iris matanya juga berubah menjadi warna merah menyala. Kurasa dia sudah bukan ayahmu lagi. Dia ayahmu yang sudah berubah menjadi dracula, ciri-cirinya sama persisi seperti draclua!”

Mi Jeong memperlambat larinya dan mencoba memikirkan kata-kata Siwon untuk beberapa saat, dan jika diperhatikan, ciri-ciri itu memang ada pada sosok ayah yang sedang berdiri menyongsongnya, “tapi aku tetap harus menemuinya dan memastikannya sendiri Siwon_ah!”

***

Mi Jeong sudah berdiri tepat di hadapan sosok pria yang disebut-sebut sebagai ayahnya, sementara Siwon tetap berjaga-jaga di sampingnya. Mi Jeong sendiri yakin, ciri-ciri dracula memang benar ada pada sosok pria paruh baya yang ada di hadapannya itu.
Apa Kyuhyun sudah merubahnya menjadi dracula?
“Mi Jeong_ah, puteriku…”
Tiba-tiba sosok yang berwujud seperti ayahnya itu memanggil nama Mi Jeong dan menyebutnya sebagai puterinya, dan kelihatannya pria itu masih ingin memeluknya. Memunculkan keraguan yang luar biasa berkelebat di benak Mi Jeong. Haruskah ia tetap menganggap pria itu sebagai ayahnya? Ataukah ia justru harus membunuhnya?

Siwon yang ada di sebelahnya merasa cemas dengan segala kemungkinan tindakan yang akan dilakakukan Mi Jeong terhadap pria itu. Ia tahu nyawa gadisnya itu sedang terancam. Bagaimana jika gadis itu memeluk pria itu sementara pria itu tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggigitnya? Siwon menjadi lebih cemas lagi ketika melihat apa yang ditakutkannya itu terjadi. Mi Jeong dan sosok yang menyerupai Park Jung Soo itu saling berpelukan.
“MI JEONG_AAAAAAAAH!!!!!” Seru Siwon begitu melihat sosok yang menyerupai ayah Mi Jeong itu membuka mulutnya lebar-lebar dengan taringnya yang runcing dan tajam telah bersiap menggigit tengkuk Mi Jeong. Membuat werewolf lain yang ada di tempat itu ikut menahan napas dan terkesiap keras.

SLASSSSSSSSHHHH



Dia jatuh dan ambruk ke tanah.


Tidak! Bukan Mi Jeong, tapi pria itu.
Ternyata Mi Jeong lebih cerdas dari ayahnya yang sudah berubah menjadi dracula, ia sudah mempersiapkan pancang perak di tangan kanannya ketika makhluk itu memeluknya. Dan telah siap untuk menancapkan pancang perak itu ke dada kirinya jika makhluk itu bertindak macam-macam. Dan sesuatu yang tidak diinginkan itu pun terjadi. Dia bukan lagi ayahnya, dia sudah menjadi dracula buas dan hampir memangsa puterinya sendiri. Ditancapkannyalah pancang perak itu ke dada sebelah kiri dracula itu hingga menembus ke jantung saat dracula itu mencoba menggigitnya. Dan makhluk itu segera hancur menjadi abu setelah sepersekian detik tubuhnya ambruk ke tanah.

Semuanya sudah berakhir. Kemenangan pun ada di pihak kawanan werewolf.
Tapi Mi Jeong mendadak dihantam rasa bersalah karena ia merasa seolah-olah membunuh ayahnya sendiri. Tubuhnya merosot dan ia jatuh terduduk di tanah, ia menangis sejadinya menatap abu ayahnya yang sudah menjadi dracula.
Siwon menghampiri Mi Jeong dan merangkulnya, “kau sudah mengambil keputusan yang tepat Mi Jeong_ah!”
“Kau juga sudah membawa kedamaian di kota ini, Nak!” sela Sang alpha yang juga sudah berada di hadapan gadis itu.

Maka sang alpha pun untuk yang pertama kali menyerukan lolongan tanda kemenangan, diikuti werewolf-werewolf lain yang mampu bertahan sampai akhir.
Siwon tersenyum menatap gadisnya, begitu juga dengan Mi Jeong yang balas menatapnya dengan tatapan haru. Ketika Siwon mengecup keningnya, dan berkata “saranghae, jeongmal saranghaeyo…,” rasa penyesalan itu perlahan-lahan mulai bisa dilepaskan Mi Jeong, berganti dengan rasa haru melihat werewolf-werewolf sahabatnya yang tampak begitu gembira atas kemenangan ini. Dan semuanya memang telah ditakdirkan Tuhan berakhir bahagia denga cara seperti ini.

“Na do jeongmal saranghaeyo…”

***

Liburan musim panas telah usai, Siwon dan Mi Jeong pun harus kembali masuk sekolah seperti biasa. Memakai seragam sekolah, dan kembali menjadi siswa di Werewolf Academy. Pagi ini Siwon berangkat bersama Mi Jeong. Berjalan bersama sambil bergandengan tangan memasuki kelas. Dan mulai hari ini, Mi Jeong bukan lagi gadis manusia biasa yang tersesat di sekolah para werewolf. Karena dia adalah dracuwolf, bagian dari werewolf, dan karena sebagian besar dari dirinya adalah werewolf.
Ketika sudah sampai di ambang pintu kelas, tiba-tiba terdengar suara melengking terompet diiringi suara ledakan balon dan taburan kertas kecil warna-warni yang menghujani Siwon dan Mi Jeong.

“Chukkae!!!!” seru seluruh siswa yang ada di kelas itu secara serentak menyambut kedatangan mereka.

Kemudian satu persatu di antara mereka mulai bergantian menyalami Mi Jeong.
“Selamat bergabung bersama kami Mi Jeong_ah!”
“Chukkae, whoaaahh… kau tampak lebih mempesona dengan iris merah itu Mi Jeong_ah!”
“Kau yeoja pemberani! Terimakasih sudah membawa ketentraman di kota ini!”

Mendapat semua sambutan istimewa seperti itu membuat wajah Mi Jeong memerah karena tersipu malu, sedetik kemudian ia menatap Siwon yang masih setia berdiri di sebelahnya. Sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk senyum kecil, “apa kau tidak ingin menyelamatiku juga?”

Siwon terkekh, “Ckck, apa itu perlu?”

“Tentu saja!” goda Mi Jeong.

“Baiklah, kalau begitu tutup matamu!”

Alis Mi Jeong terangkat, “untuk apa?”

Siwon pun merajuk, “oh ayolah… menurut saja..”
”iya iya…”
Siwon menunduk dan memiringkan kepalanya, lalu…

CHU~

Beberapa detik setelah menutup matanya, Mi Jeong merasakan sesuatu yang basah menempel di bibirnya. Walaupun singkat, tapi itu cukup membuat jantungnya berdebar-debar, membuatnya merasakan rasa panas menjalari setiap inci kulit wajahnya. Saat kembali membuka mata, namja itu sedang tersenyum menatap wajahnya dengan seksama.

“Saranghae…”

Dan ketika kata itu meluncur dari bibir tipis Siwon, waktu seakan terhenti, dunia seolah berhenti berputar. Diraihnya pipi kiri Siwon dengan tangan kanannya, ia pun tersenyum dan berkata, “gomawo, na do saranghae…”
Ia ingin selalu bertahan dalam kebahagiaan seperti ini. Ia ingin selalu bisa melihat senyuman Siwon, ia juga ingin selalu bisa tersenyum untuk Siwon.  Ia ingin selalu bisa mendengar kata saranghae meluncur dari bibir Siwon , ia juga ingin selalu bisa mengatakan hal yang sama pada Siwon. Karena ia juga mencintai Siwon, sama halnya seperti Siwon yang mencintai Mi Jeong. Selamanya, sampai kapanpun, sampai kebadaian itu sendiri berakhir tertelan oleh takdir kehidupan.

THE END

FanFiction Super Junior Horror

-Conundrum-

“He is awake,”  Suara Jongjin samar-samar terdengar di pendengaran Yesung.
Yesung membuka matanya dengan perlahan, wangi cairan insulin masih memenuhi penciumanya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba membiarkan ribuan cahaya memasuki matanya yang masih berbayang buram. Dia tidak bisa melihat cahaya matahari di dalam ruangan itu, jadi dia berasumsi bahwa kini sudah malam.

Kim Jongjin menghampirinya dengan senang, setelah tadi dia mendengar seorang suster berbicara bahwa Hyung-nya itu sudah tersadar dari obat biusnya. “Apa yang terjadi?” suara Yesung masih terdengar lemah, dia merasakan rongga-rongga di tenggorokanya sangat kering hingga Jongjin akhirnya memberikanya segelas air putih ke padanya.
“Kau mengalami sebuah kecelakaan 9 hari yang lalu, dan kau koma, hingga akhirnya dokter memutuskan untuk mengadakan operasi pemasangan pen di tangan dan kaki mu 4 hari yang lalu, hingga kini akhirnya kau terbangun.” Jelas Jongjin sambil membantu Yesung untuk duduk di atas ranjang rumah sakit itu.
Kilasan detik-detik sebelum kecelakaan itu mulai kembali ke ingatan Yesung. Dia ingat malam itu dia baru saja kembali dari sebuah perayaan di pesta Halloween yang di selenggarakan oleh temanya, Kim Heechul. Yesung masih mengingat, bahwa Heechul dengan setengah sadar akibat terlalu banyak menegak shoju berpesan, bahwa Yesung harus berhati-hati dalam menyetir karna mungkin saja dia akan menabrak kelalawar. Heechul memang sangat mabuk.
Yesung terus menelusuri ingatanya tentang malam itu. Dia sedang tertawa bersama Kim Ryeweook lewat sambungan telefon saat itu, dan membiarkan satu tanganya menyetir mobil hitamnya. Jalanan malam yang sangat sepi, dengan kabut tebal di depanya membuat Yesung harus menajamkan jarak pandangnya dan tetap mendengar ucapan Ryeweook di sebelah sana.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali membalas ocehan Ryeweook dan mengaburkan pandanganya terhadap jalanan yang berada di depanya, hingga—
‘BRAAAK!’
“Apakah orang itu selamat?” tanya Yesung dengan panik, dia mulai merasakan nafasnya memburu. Sebelum pelipis-nya terhantam keras dan darah mengalir membasahi wajahnya, dia masih mengingat bahwa dia mendengar jeritan seorang wanita di depan mobilnya yang sudah terbalik menghantam aspal.
Jongjin menatap Yesung dengan dalam, lalu dia menggeleng dengan menyesal. “Dia meninggal di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, tapi pihak keluarganya tidak menuntutmu, setelah mendengar hasil test dari polisi bahwa kau tidak dalam pengaruh alkohol atau apapun. Ini semua murni sebuah kecelakaan.” Jelas Jongjin lagi, berusaha menenangkan Hyung-nya yang kini mulai terlihat panik dan bersalah.
Jongjin mengalihkan pandanganya ke arah jam yang berada di tanganya, “Hyung aku harus pergi, pesawatku ke Jepang akan berangkat dalam 1 jam. Kau tahu  Ibu dan Ayah sangat cerewet jika kita tidak mengunjungi mereka, dan oh tenang saja aku tidak memberitahukan hal ini kepada mereka. Aku tau seberapa menyebalkanya Ibu ketika dia sedang khawatir. Aku bilang bahwa kau sedang berada di dalam perjalanan bisnis mu, menuju Wilemstad. Kurasa kau bisa menghubungi teman-teman mu yang gila itu untuk menemani mu kan?” Jelas Jongjin panjang lebar, sambil merapihkan barang-barangnya dan memasukanya ke dalam koper.
Yesung terdiam mendengar penjelasan dari adik satu-satunya itu, dia masih terlalu shock dan terkejut mendapati bahwa wanita yang di tabraknya tidak bisa terselamatkan. “Hyung?” tanya Jongjin lagi setelah dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari Yesung.
Yesung tersadar dari lamunanya kemudian dia mengangguk, “Kau bisa pergi. Aku akan baik-baik saja.” Balas Yesung singkat lalu kembali menyandarkan tubuhnya di atas ranjang itu, Jongjin tersenyum puas kemudian dia menepuk bahu Yesung sebelum akhirnya dia menarik kopernya dan keluar dari kamar itu.
Yesung memejamkan matanya mencoba menrelaksasikan pikiranya dari wanita yang bahkan belum pernah di lihatnya tersebut. Pintu kembali terbuka, membuat Yesung membuka matanya dan melihat tidak ada siapa-siapa di sana. Suara gaduh kembali terdengar dari bawah tempat tidurnya, kali ini dia mencoba tidak menghiraukan suara-suara misterius itu.
Beberapa detik kemudian dia mendengar suara pintu balkon di dalam kamar rumah sakit itu terbuka dengan keras, kali ini Yesung tidak bisa menghiraukan suara-suara itu. Angin menyapu dengan dingin memasuki ruangan ber-cat putih tersebut. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menarik selang infusnya dan mulai berjalan dengan perlahan, tidak memperdulikan rasa sakit yang berada di tangan dan kakinya ketika dia memaksakan dirinya untuk berjalan ke arah balkon itu.
Gorden putih itu mulai berterbangan setelah angin semakin keras menelusup ke dalam ruangan ini, Yesung menarik nafasnya sebelum akhirnya dia menghentikan langkahnya ketika mendengar sebuah alunan musik yang mengalun lembut. Sebuah musik yang berpartitur dari sebuah music box berwarna titanium dengan ukuran klasik para malaikat yang kini terputar di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya.
Music box itu terus berputar seakan-akan ada seseorang yang terus memutar tuasnya agar music box itu terus mengalun, Yesung memutuskan untuk kembali mencari tahu apa yang berada di balik balkon itu. Dia sedikit mengumpat dengan kualitas rumah sakit ini, ketika menyadari bahwa tidak ada penerangan sama sekali di luar balkon itu. Yesung kembali mengumpat ketika rasa sakit di kaki-nya semakin menjadi-jadi, tapi rasa penasaranya menuntutnya untuk tetap berjalan ke arah sana.
Dia bisa melihat sosok seorang wanita yang memunggunginya, rambutnya terurai panjang menutupi hampir seluruh punggungnya. Wanita itu terdengar sedang terisak menangis menutupi wajahnya dengan kedua tanganya, Yesung menarik nafasnya sebelum akhirnya tanganya terulur untuk menyentuh bahu wanita misterius itu, belum sempat Yesung menyentuh bahu itu dia sudah bisa merasakan seseorang mencengkram bahunya dari belakang.
“ARRGGH!” Yesung berlonjak terkejut, seluruh tubuhnya bergetar penuh ketakutan ketika dia membalikan tubuhnya dan melihat seorang suster kini tengah menatapnya dengan bingung.
“Tuan Kim, apa yang anda lakukan di sana? Anda tidak seharusnya menarik selang infus anda dengan paksa.”  Ucap suster itu dengan tegas, lalu menutup pintu balkon dan gorden itu dengan cepat tanpa menghiraukan Yesung yang masih mengatur nafasnya ketika dia sudah tidak bisa menemukan sosok wanita misterius tadi.
Dua orang suster lainya membantu Yesung untuk kembali berbaring di atas ranjangnya, dan memasangkan selang infus ke tanganya. Yesung menolehkan matanya ke arah music box yang sudah berhenti berputar itu, “Apakah kalian tahu, dari mana music box ini berasal?” tanya Yesung setelah melihat para suster itu akan meninggalkan ruangan itu.
Salah satu dari mereka terlihat berpikir sebentar, “Ah, para medis dari instalasi Medical Emergency yang membawa barang itu kemari. Mereka bilang bahwa barang itu terletak tidak jauh dari posisi kecelakaan tuan. Dokter bilang bahwa Tuan Kim bisa pulang besok pagi, setelah menjalani beberapa medical test.” Jelas suster itu sebelum menutup pintu kamar Yesung.
Yesung memejamkan matanya, dia lalu kembali menatap music box misterius itu. Dia tahu, seseuatu meminta pertanggung jawabanya. Tapi dia bahkan masih tidak mempercayai bahwa hal-hal di luar logika itu benar-benar ada.
Dan kini semilir angin kembali menerpa tengkuknya, membuatnya memutuskan untuk memejamkan matanya. Dan berharap bahwa malam ini akan berlalu dengan cepat.

***

“Hyung tapi aku benar-benar harus pulang, bagaimana bisa kau menahan ku untuk menginap di apartemen mu hingga Jongjin kembali dari Jepang?” Ryeweook menatap Yesung, teman baiknya itu yang kini tingkah lakunya seperti orang yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa.
Semenjak keluar dari rumah sakit, Yesung selalu mengundang semua temanya agar menginap di apartement mewahnya tersebut. Dia tidak akan membiarkan dirinya sendirian di dalam sebuah ruangan, karna sedetik saja dia merasakan kekosongan maka music box itu akan berputar secara misterius dan detik berikutnya dia akan mendengar suara isak tangis seorang wanita dari sudut-sudut ruangan.
Yesung sudah mencoba berbagai cara untuk menghilangkan music box tersebut dari hadapanya, dia membuangnya, dia melemparnya, dia membakarnya, dan music box itu akan selalu kembali berada di atas tempat tidurnya dengan misterius. Seakan-akan music box itu tidak pernah puas untuk menghantui kehidupanya.
Yesung tidak pernah menceritakan masalah ini kepada siapapun, dia tahu bahwa semua orang akan menganggapnya gila dan akhirnya orang-orang akan mengirimnya ke pusat rehabilitasi setelah mendengar cerita ini.
“Kau bisa menghubungi ku jika terjadi apapun,” Ucap Ryeweook ketika Yesung mengantarkanya ke depan lift dengan muka ketakutan dan frustasinya. Dia tidak mengerti mengapa Yesung bisa seperti ini, matanya selalu di penuhi oleh bulir-bulir ketakutan dan rasa bersalah yang menghantui wajahnya setiap kali dia terdiam. Tidak jarang, selama beberapa hari Ryeweook menemaninya dia akan menjerit dengan keras dari tidurnya. Dan setelah itu Yesung hanya akan meringkuk penuh takut di balik selimutnya hingga pagi datang.
Yesung berjalan dengan perlahan di dalam apartementnya, dia mengusap wajahnya dengan takut ketika tidak menemukan seorang pun di sana. Langit mulai gelap, ini bahkan masih jam 5 sore tapi awan sudah menunjukan bahwa dia benar-benar menyukai kegelapan.
Matanya kembali terpejam di atas sofa coklat yang membentang di ruang tengah apartementnya. Dia bisa gila, dia tidak tahu mengapa wanita itu terus menghantuinya. Dia bahkan tidak sengaja menabrak wanita itu, dia juga harus ikut terbaring di rumah sakit dan tak sadarkan diri selam 9 hari. Jadi apa yang sosok wanita misterius itu inginkan darinya?
Yesung mulai membuat sebuah asumsi di pikiranya, bahwa mungkin saja selama ini dia hanya berhalusinasi. Bahwa sebenarnya sosok wanita misterius yang selalu menghantuinya itu tidak pernah ada, bisa saja bahwa selama ini dia hanya membuat skenario di bawah alam sadarnya bahwa dia mendengar suara isak tangis seorang wanita dan sosok misterius yang selalu memunggunginya.
Dia bahkan belum pernah melihat wajah dari sosok wanita misterius itu, membuatnya semakin yakin bahwa semua ini hanyalah permainan imajinasinya saja.
Yesung tertawa meratapi kebodohanya selama ini, namun tawa lepasnya tidak bertahan lama setelah music box itu kembali mengalun lembut mengeluarkan dentingan-dentingan musik partitur yang sama.
Yesung merasakan bulu kuduknya mulai meremang ketika dia merasakan nafas seseorang menelusup ke dalam tengkuknya dari belakang. Yesung memberanikan dirinya untuk menoleh ke belakang dengan mata setengah terpejam, dia melihat sosok wanita misterius yang selalu menghantuinya itu kini tengah tersenyum dingin dengan wajah pucatnya dan darah yang mulai mengering di setiap inci tubuhnya.
Yesung merasakan nafasnya terhenti ketika melihat sosok itu mulai mendekatinya, tangan-tangan itu mulai melambai ke arahnya hingga akhirnya dia menyadari sesuatu, bahwa ini bukanlah sebuah lelucuan dari skenario bodoh yang tadi di pikirkanya. Dia harus berlari, meminta pertolongan kepada siapapun sebelum sosok itu membawanya bersamanya.
Yesung berlari dengan kencang dia masih mendengar music box itu terus berputar menghantui pendengaranya, dia terus berlari sekencang yang dia bisa menekan tombol-tombol lift dengan tidak sabar dan akhirnya dia memutuskan untuk berlari melewati tangga darurat.
Nafasnya terengah-engah dan dia akhirnya memutuskan untuk menyandarkan dirinya di antara tangga darurat itu setelah dia sudah tidak bisa melihat sosok itu, tapi nafasnya kembali tercekat setelah dia melihat sosok itu kini tengah terduduk di tangga yang berada di depanya dengan isakan tangisnya yang membuat Yesung berteriak dengan keras.
“ARRRRGHHHH!”
“Yesung Hyung?” suara seseorang akhirnya menyadarkan Yesung dari teriakanya, dia menatap Lee Donghae tetangganya itu kini tengah menatapnya dengan cemas. Donghae memutuskan untuk membawa Yesung ke dalam apartementnya yang tidak jauh dari tangga darurat tersebut, hingga tadi dia bisa mendengar teriakan penuh ketakutan dari Yesung.

***

Terjadi hening yang panjang setelah Yesung mengakhiri kisahnya, Donghae menatap tetangganya itu dengan bingung. Dia bukanya berpikir bahwa Yesung tengah mengada-ngada, justru dia sangat mempercayai semua yang di katakan Yesung.
“Kau bisa menganggap ku gila atau psikopat, jika kau mau.” Ucap Yesung memecah keheningan di antara mereka. Donghae menggelengkan kepalanya, dia kini tengah menganalis hal-hal yang terjadi kepada Yesung karena sejujurnya Donghae adalah orang yang mempercayai bahwa hal-hal supranatural memang ada di dunia ini.
“Tadi kau bilang bahwa music box itu tidak bisa di musnahkan dan akan kembali di tempat yang sama ketika terakhir kali kau melihatnya, Hyung?” tanya Donghae untuk memastikan, yang di jawab oleh anggukan singkat dari Yesung. Donghae menarik nafasnya lalu mulai memutar posisi duduk-nya menghadap ke arah Yesung.
“Aku pernah membaca kisah ini di internet, seseorang yang kembali dari kematianya dan menghantui seseorang yang masih hidup itu berarti tiga hal. Pertama, ada hal yang belum di selesaikanya bersama orang tersebut. Kedua, dia menginginkan sesuatu dari orang tersebut. Dan ketiga, dia ingin menjemput orang tersebut untuk menemaninya di sana. Untuk mu aku bisa menyimpulkan bahwa sosok itu hanya menginginkan music box-nya kembali. Well, kali ini kau yang bisa menganggapku gila, jika kau mau.” Balas Donghae dengan tenang.
Normalnya Yesung akan berkata bahwa Donghae sudah gila, namun di kondisi ini justru dia tengah berpikir bahwa penjelasan Donghae adalah penjelasan yang sangat masuk akal di dunia ini. “Menurut mu seperti itu?” tanya Yesung sambil mengusap wajahnya dengan frustasi, dia ingin sekali semua kegilaan ini berakhir dan dia bisa mendapatkan kehidupan normalnya kembali. Tanpa di hantui oleh rasa ketakutan.
Donghae mengangguk, “Seseorang biasanya mempunyai satu barang yang sangat di cintainya, beberapa orang bahkan memasukan barang-barang kesayanganya ke dalam peti matinya.” Ucap Donghae lagi. Yesung menatap Donghae sebentar, kemudian dia tahu bahwa tidak ada kebohongan atau lelucuan di mata Donghae.
Dia harus mengakhiri semua ini.
Dia harus mengembalikan box music itu.
Secepatnya.

***

Malam itu juga Yesung menghubungi Jongjin untuk meminta nomor telefon dan alamat keluarga wanita malang yang ditabraknya tersebut. Kini dia tengah berdiri di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat nyaman untuk di pandang, tangan kirinya bergetar hebat ketika membawa music box itu di tanganya.
“Kau tuan Kim?” tanya seorang wanita paruh baya yang tersenyum ramah menyambutnya ke dalam rumah itu. “Anda bisa memanggilku, Yesung.” Jawab Yesung gugup, ketika matanya berhasil menemukan deretan foto seorang wanita yang tersenyum lembut di setiap fotonya. Wajah itu, wajah yang selalu menghantuinya sejak hari dimana dia tersadar di rumah sakit.
“Aku ingin mengungkapkan permintaan maafku sebesar-besarnya terhadap semua yang terjadi, dan aku sangat berterima kasih atas kebaikan kalian dengan tidak menuntut ku atas kecelekaan tersebut.” Ucap Yesung dengan wajah menunduk, dia benar-benar merasakan guncangan bersalah setelah melihat wanita paruh baya itu tetap tersenyum ramah ke arahnya.
“Namanya Song Nara,” ucap wanita paruh baya itu sambil mengambil satu foto ke hadapan Yesung.  “Dia seorang gadis yang pendiam, selama hidupnya dia selalu menghabiskan waktunya sendirian bersama music box ini. Banyak orang yang menganggapnya bahwa dia adalah gadis aneh yang tidak mau bersuara, tapi dia adalah gadis yang baik.” Yesung bisa melihat bahwa wanita paruh baya itu mengeluarkan setetes air mata dari kelopaknya.
“Malam itu, tanpa alasan apapun dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Membawa music box yang selalu di mainkanya, dia berdandan dengan sangat cantik membuat semua orang terheran-heran di buatnya. Dan ketika aku bertanya dia hanya menjawab—“

“Aku akan menemukan cinta ku malam ini dan jatuh cinta bersamanya.”

Yesung terdiam mendengar kata-kata itu, “Itu lah kata-kata terakhirnya yang dia ucapkan untuku, dan mungkin itu juga adalah kata-kata terakhirnya yang dia tinggalkan untuk dunia.” Lanjut wanita paruh baya itu dengan air mata yang mulai mengalir.
“Aku ingin mengembalikan langsung music box ini kepada Nara, mau kah anda menemani ku?”  tawar Yesung dengan wajah yang masih menunduk, sekarang dia mengerti mengapa Nara menginginkan music box ini di kembalikan kepadanya. Karena music box ini terlalu berarti untuknya.

***

Malam semakin larut, Yesung berjalan dengan perlahan menyusuri setiap barisan-barisan nisan yang tersusun rapih di sana. Keheningan seakan memberitahukan kepada setiap pengunjung, bahwa ini adalah tempat abadi di mana semua orang tertidur memejamkan matanya dan beristirahat selamanya di pangkuan Tuhan.
Langkah wanita paruh baya itu terhenti di depan sebuah nisan yang masih basah. “Nara sangat menyukai jika orang-orang memperhatikanya,” ucap wanita itu sambil mengusap dengan lembut nisan yang bernama ‘Song Nara’ dia lalu meletakan seikat bunga Dendrobium berwarna keunguan yang selalu di sukai Nara semasa hidupnya.
Yesung hanya berdiri terdiam di sana, langkahnya terasa membeku. Dan kedua tanganya terus bergetar ketika merasakan music box  itu berada di dalam genggamanya. “Kau bisa memulainya sekarang, Nara adalah pendengar yang baik.” Ucap wanita itu dengan senyuman ramahnya, mempersilahkan Yesung untuk berdiri di samping nisan Nara.
Yesung menarik nafasnya sebelum dia memulai kata-katanya, “Nara ini aku Yesung,” dia bisa mendengar rutukan dari rahangnya yang mengatup keras setelah mengucapkan nama wanita itu untuk pertama kalinya.
“Aku sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi, aku tahu kau tidak akan memaafkan ku semudah itu. Tapi kau harus tahu, bahwa aku sangat menyesal dan merasa bersalah. Maafkan aku Nara,” bisik Yesung lagi, dia merasakan kehadiran Nara di sini setelah lagi-lagi angin dingin menelusup ke sela-sela tengkuknya.
“Aku tahu kau berada di sini sekarang. Aku ingin kau berhenti menghantui ku, aku ingin kau beristirahat dengan tenang di sana. Aku tahu kau adalah gadis yang baik, aku tahu itu Nara.” Bisik Yesung lagi dengan suara sedikit bergetar.
“Dan aku ingin meminta maaf karna tidak mengembalikan music box ini secepatnya kepadamu, aku benar-benar minta maaf.” Yesung merasakan angin kembali bertiup, mungkin itu adalah jawaban dari Nara.
Yesung akhirnya meletakan music box itu di samping nisan tersebut dengan perlahan, lalu dia mulai memutar tuas-nya hingga box berwarna titanium itu mulai mengeluarkan alunan lembut dari dalam box tersebut.
“Selamat tidur, Song Nara.” Bisik Yesung dengan lembut, sebelum meninggalkan nisan tersebut.

***

Yesung kembali mengehempaskan tubuhnya di atas sofa coklat itu, hari yang benar-benar panjang selama hidupnya. Dia kembali memejamkan matanya, dia benar-benar butuh beristirahat dengan tenang. Kini dia tidak merasakan ketakutan apapun di dirinya lagi, dia tahu semua ini sudah berakhir dan dia bisa melanjutkan hidupnya kembali dengan normal.
Tapi dia berjanji bahwa dia akan menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke rumah Nara atau pusara gadis itu. Hanya untuk menebus rasa bersalahnya kepada keluarga itu dan tentunya kepada seorang gadis bernama Song Nara.
Telfonya berdering dengan keras memecah keheningan di dalam apartement itu, dia melihat layar yang berkelip itu sekilas sebelum mengangkatnya. “Hyung! Bagaimana kabarmu? Besok pagi pesawat ku dari Jepang akan sampai!” suara penuh semangat dari Jongjin membuat Yesung kembali membuka matanya dan tersenyum.
“Yeah, aku baik-baik saja. Sangat baik-baik saja.” Jawab Yesung menekankan kata-kata itu berkali-kali, rasanya dia tidak perlu menceritakan apa yang terjadi di dalam hidupnya selama adiknya berada di Jepang. Dia tahu bahwa Jongjin akan menghujatnya seumur hidup, dengan tawa nya yang menyebalkan. Dan Yesung yakin bahwa tidak akan ada yang pernah mempecayai kisahnya. Kecuali Lee Donghae, besok dia akan berterima kasih kepada pria asal Mokpo itu.
Hyung, kau akan menjemputku kan? Kau harus menjemputku di airport besok! Karna Ibu baru saja membekali kita dengan makanan-makanan tidak penting dari Jepang yang bisa kita temukan di Seoul.” Yesung kembali tertawa mendengar keluhan dari adiknya tersebut, Ibu mereka kadang memang berlebihan tapi mereka sangat mencintai Ibu yang berlebihan dalam segala hal tersebut.
“Baiklah aku akan menjemputmu besok. I’ll see you soon!” ucap Yesung sambil memutuskan telfon itu, dia kembali memejamkan matanya dan dia berencana untuk menghabiskan malam ini dengan tidur di sofa saja. Dia sudah tidak sanggup untuk bergerak pindah menuju kamarnya.
Samar-samar Yesung mendengar sebuah alunan lembut yang begitu di kenalnya, alunan musik yang berpartitur dari sebuah music box. Dia membuka matanya terkejut, dia merasakan semilir angin itu kembali menelusup ke dalam ruangan ini. Angin terus bergerak kencang setelah pintu balkon di dalam apartementnya kembali terbuka dengan keras, gorden-gorden berterbangan.
Yesung seperti merasakan sebuah Deja’Vu ketika dia pernah mengalami kondisi yang sama saat ini. Matanya teralih ke arah meja kecil yang terdapat di samping sofa coklatnya, dia melihat music box itu kembali berada di sana terus berputar mengeluarkan alunan lembut yang begitu terasa mencengkam di telinganya.
Suara isak tangis kembali terdengar dari arah balkon, dia memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya ke arah balkon tersebut. Dan dia melihat kini seorang wanita tengah menutup wajahnya dan menangis, wanita itu menatap ke arah Yesung yang masih membeku di tempatnya berdiri yang hanya berjarak beberapa jengkal dari wanita itu berdiri.
Song Nara menatapnya..
Seorang gadis berwajah cantik dengan senyuman lembutnya, menatap Yesung di antara isakan tangisnya. Tidak ada darah atau wajah pucat yang selalu menghantui Yesung selama ini, hanya wajah sempurnanya yang di lihat Yesung dalam bingkai foto beberapa jam yang lalu.
Song Nara tersenyum lembut ke arahnya..

“…Dan ketiga, dia ingin menjemput orang tersebut untuk menemaninya di sana…”

Seklebat kata-kata Donghae tadi terlintas di pikiran Yesung, sebelum akhirnya yang terdengar hanyalah jeritan panjang dan di akhiri bunyi dentuman yang memilukan.

“ARRRRGGGHHHHHHHH!!!!!”


***



-EPILOG-

-Breaking News-
Kim Jongwoon seorang pengusaha muda di temukan tewas mengenaskan malam tadi, setelah melompat bebas dari balkon apartementnya di lantai 17. Di kabarkan Jongwoon mengalami depresi yang berat setelah insiden kecelakaan yang melibatkan dirinya dan satu orang wanita yang tidak terselamatkan, yang membuatnya di hantui rasa bersalah dan mentalnya yang terguncang hebat menjadi pemicu utama dalam insiden bunuh diri ini.


“…Aku akan menemukan cinta ku malam ini dan jatuh cinta bersamanya…”


-THE END-


Powered By Blogger