Minggu, 30 Desember 2012

Fan Fiction Escape From The Undead Land [Part VII] END

Title                : Escape from the Undead Land [ Part 7 ] END
Author             : Jung Yeonmin

Posted by Lee Hyemi


Cast                 :
Main cast:
-          Lee Hyukjae
-          Lee Donghae
-          Jo Twins
Hermina’s family:
-          Park Jungsoo
-          All of SHINee member
-          Cho Kyuhyun
Other cast:
-          Kim Youngwoon
-          Lee Sungmin
-          Kwon Boa
-          Kim Ki Bum
Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating              : G
Summary             :

“lalu.. bagaimana kita bisa keluar dari sini?” Tanya youngmin pada kyu.
Iapun tidak menjawab dengan air matanya iapun menatap layar yang menampilkan pemandangan para aphr yang mulai menerobos rumah pohon tersebut.
“kita…”
“hey, kau bilang kita akan selamat kalau disini bukan??”
“kubilang seharusnya
“jadi maksudmu???”
“angeloth itu mati… kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini..” jawab namja itu dengan tatapannya yang sendu.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Hyukjae’s POV
“m-maksudmu??? Heey jangan bodoh!! Aku tidak mau mati menyedihkan disini!” bentak youngmin iapun menarik baju kyuhyun dan kemudian menghempaskannya.
Akupun memandang kesekeliling. Berbagai jenis aphr yang mengerikan masuk dan menembus pertahanan para hermina. Tak jarang dari mereka yang mengunyah dan mengoyak tanpa belas kasihan tubuh para hermina yang sudah tidak berdaya. Mereka mencoba menjerit dan mecoba kabur dari gigitan para aphr yang ganas itu namun nihil, mereka terlalu kuat walau terlihat rentan. Tiba-tiba sebuah makhluk aneh yang begitu besar mengepakan sayapnya tepat diatas kami bertiga. Aku mendongakan kepalaku, sebuah wujud yang sangat mengerikan. Makhluk tersebut membentur-benturkan tubuhnya seolah berusaha merusak pertahanan sejenis selubung yang telah dibuat. Perlahan, aku dapat melihat retakan-retakan yang kian membesar. Hingga akhirnya selubung itupun seperti pecah dan sukses dirusak oleh makhluk besar itu. Makhluk itupun terbang menuju arah kami dan mendarat dengan kaki-kakinya yang raksasa tepat didepan kami sehingga cukup menyebabkan guncangan yang cukup besar di rumah pohon ini.
Sesosok namja, jubah hitam legam yang panjang menyelimuti seluruh tubuhnya. Aku tidak dapat melihat jelas wajahnya. Sekejap akupun merasakan hawa yang sangat tidak menyenangkan. Tiba-tiba aku mendapati wajah youngmin yang dilanda ketakutan yang begitu hebat. Matanya membelak, keringat dingin kian mengucur dari sekujur tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat dan ia terlihat sangat tidak berdaya. Iapun mencengkram erat lenganku dan bersembunyi dibalik tubuku.
“dia…” kata-kata youngmin terputus seolah ia tak mampu untuk berbicara lagi
“dia raja hactrex” kyuhyun melanjutkan. Getar hebat kian melanda tubuh youngmin, iapun semakin mencengkram erat lenganku. Kurasa, dia benar-benar nyaris mati ketakutan.
“gwenchana yo, aku dan kyuhyun akan melindungimu..”
Tiba-tiba aku merasakan lantai tempatku berpijak berderak seolah ada sesuatu yang memaksa untuk muncul ke permukaan. Retakan-retakan kudapati sekitar beberapa meter dari tempatku memijakan kaki dan tepat saat itu juga lantai itu hancur dan munculah sesosok aphr. Aphr yang sangat mengerikan. Wajahnya yang hancur separuh hingga aku dapat melihat jelas daging dan tulang tengkorak yang telah digerogoti laba-laba kecil. Perutnya yang bolong dan ususnya yang keluar-keluar hingga aku dapat melihat jelas bagian tubuh lainnya. Kulit sekujur tubuhnya yang perlahan terlepas dan memperlihatkan daging yang membusuk serta tulang yang berwarna kehitaman. Sesosok aphr yang begitu mengerikan, namun aku mengenalinya.
“donghae ya..”
“kita sudah terkepung, kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini” sanggah kyuhyun dengan santai seolah ia sudah pasrah jika harus mati disana.
 “aku tahu!”
“mwo?”
“HEY BODOH! YA KAU YANG MEMAKAI JUBAH HITAM KETINGGALAN JAMAN!! SINI KEMARILAH” tantangku tanpa rasa takut sedikitpun.
“YA PABO!!” sebuah deplakan cukup keras tepat mendarat dikepalaku. Dengan matanya yang membelak youngmin menatapku dengan penuh kebencian. Yaa kurasa perasaannya sekarang campur aduk, antara takut dan kesal dengan kelakuanku,
“tenang sajalah youngmin ia tidak lebih dari sesosok pendek yang sudah ketinggalan jaman! Sama sekali tidak mempunyai fashion huh orang culun seperti dia sih tidak lebih dari—“
Kata-kataku terputus seketika itu juga aku merasakan hawa yang sangat mengerikan kian mendekat. Sesorang berjubah itu kian berjalan mendekatiku dan youngmin yang masih bersembunyi dibelakangku. Akupun memegang erat pedangku dengan awas. Sosok itu berjalan dengan tenang ke arah kami berjalan semakin mendekat dan mendekat. Hingga akhirnya, dia tepat hanya berjarakan beberapa centi dari depan mukaku. Akupun menelan ludah, hawanya begitu keras dan sangat menusuk. Kudapati dari celah jubahnya ia tersenyum jahat. Youngmin kian mencengkramku erat, ia menyembunyikan wajahnya dibalik punggungku. Kemudian, sang rajapun perlahan menggapai jubah yang menutupi wajahnya dan perlahan ia membuka tudungnya. Kini aku dapat melihat jelas seluruh lekuk wajahnya, mataku membelak nyaris tidak percaya.
“y-y-youngmin????” kataku tercengang melihat sosok yang berdiri didepanku. Dia benar-benar mirip ah tidak, dia persis dengan youngmin! Mungkinkah ini sisi lain dari youngmin??
“kwangmin, aku jo kwangmin” katanya dan menampilkan senyumnya yang beringas. Ia menyodorkan tangannya yang kurus pucat ke arahku.
Akupun memegang erat ujung pedangku dan berniat untuk mengacungkan kepadanya namun tepat pada saat itu juga tangannya yang kurus pucat berhasil menggapai pipi youngmin dan mencakarnya. Seketika itu juga aku mengacungkan pedangku ke arahnya. Ia muncul dan menghilang tanpa arah aku tidak dapat menentukan dimanakah ia berada. Sebuah tangan yang dingin, kuku-kuku yang kehitaman dan panjang menggenggam erat bahu kananku dan saat itu juga kudapati orang yang mengaku mempunyai nama kwangmin itu tepat dibelakangku dengan senyumnya yang sangat mengerikan.
Aku berusaha mengelak namun nihil aku sama sekali tidak bisa bergerak. Youngmin berlari menjauh dari kami berdua tidak ada yang bisa dilakukannya. Kuku-kukunya yang panjang kian menusuk dan menancap di bahu kananku. Darah segar menetes perlahan dan sakit yang teramat sangat. Akupun menjatuhkan pedangku, aku benar-benar sudah tidak sanggup untuk mengelak. Dayanya begitu kuat dan nyaris tidak bisa dilawan. Tepat saat itu juga aku merasa sang raja melepas cengkramannya secara paksa. Seperti sesuatu telah menghantamnya. Akupun memutar badanku sembari memegangi bahuku yang bersimpah darah segar. Ternyata itu donghae! Dengan wujudnya yang begitu mengerikan saat ini dia berusaha untuk menyerang kwangmin. Entahlah, mungkinkah sedikit hatinya sebagai donghae yang baik ingin menyelamatkanku atau.. dua makhluk ini sedang berebut mangsa.
Kalau memang begitu, aku benar-benar dalam masalah besar.
“PABO HYUK! Tunggu apalagi??!!” sebuah suara yang lantang seolah menantang, akupun melemparkan pandanganku ke segala arah. Bagus, kini aku mendapati si tolol kyu itu dengan sok berani berusaha menunggangi makhluk aneh yang kini mulai mengamuk.
“YA!! APA YANG KAU LAKUKAN??”
“JANGAN BANYAK BERTANYA CEPAT NAIK!”
“KAU INGIN MEMBUNUHKU HAH??” tepat saat itu juga dengan paksa youngmin menarik tanganku. Dengan sigap aku mengambil pedangku yang tadi terjatuh.
“hey youngmin tung—“
Kata-kataku terputus, ia benar-benar tidak mau mendengar sepatah katapun dariku. Ia menariku dengan paksa dan menyeretku kedekat makhluk aneh itu yang kian mengamuk hebat.
“CEPAT NAIK!” bentaknya padaku.
“MANA MUNGKIN AKU NA—“ sial, dasar bocah kurang ajar. Ia menendang bokongku sehingga aku menabrak tubuh makhluk aneh itu yang sukses membuat makhluk itu mengamuk membabi buta.
“Dasar Manja!” dengan cekatan youngmin memanjat tanpa kesulitan sedikitpun. Ya.. tapi BAGAIMANA DENGAN AKU?? Lengan kananku bahkan sudah tidak berkoordinasi lagi dengan otakku!
Sayap serupa naga, perlahan dikepakan oleh makhluk aneh itu. Merekapun perlahan mulai tidak menapak lagi.
“hey teman kalian.. kalian mau..” sial!! Belum sempat aku meneruskan kata-kataku makhluk itu melesat terbang begitu tinggi dan jauh hingga dalam sekejap aku tidak melihat sosoknya kembali. Aku.. benar-benar tidak menyangka mereka akan setega itu.
BRUAAKK
Liur dan taring-taring dan wajah yang terlukis jelas bahwa ia sangat kelaparan. Kuku-kukunya yang tajam berhasil menggapai bahu kiriku. Tidak.. tidak lagi..
“larilah.. haahh. Hahh..”
“do-do-donghae ya???!!”
“LARILAH HYUKJAEEEEEEE!!!!!!”
JLEEEBB
Tongkat yang sama, tongkat yang menusuk angeloth yang tadi. Perlahan donghae menutupkan kedua matanya. Tangannya melemas dan terlepas dari bahu kiriku. Perlahan ia terjatuh tak berdaya. Tepat ketika wajahnya nyaris menyentuh tanah, aku melihat senyumnya, senyum donghae yang lembut yang selalu menyambutku setiap aku melihatnya.
“ANIYAAAAAAAAAAAA DONGHAEEEEEEE!!!” kuharap ini mimpi dan tidak nyata. Donghae ya, bukankah kita akan keluar dari sini bersama-sama? Bukankah kau berkata begitu? Bukankah kita berdua akan selamat? Usahamu sejak dulu, impianmu untuk hidup tenang. Bukankah begitu donghae ya? Iya kan? Aku bermimpi kan?? Ia kan?? Saat aku bangun nanti kau akan menyambutku dengan senyumu yang lembut itu kan?? Iya kan iya?? Donghae iya kan??
SREEEEETTT
Belum sempat aku memeluk mayat yang sudah tidak membukakan matanya itu, aku merasakan tubuhku seperti melayang dan mendarat disesuatu yang sangat keras. Masih shock dan sangat tidak percaya.
“hey kau baik-baik saja?” Tanya youngmin dengan hati-hati.
“KEMBALI!! KEMBALI KE TEMPAT TADI!! KITA HARUS MEMBAWA DONGHAE BERSAMA KITA!”
“pabo, donghae sudah tidak ada dimana-mana. Tidak di dunia ini, ataupun dunia manusia percuma.” Kata kyuhyun dengan santai sembari memegang kemudi.
“donghae adalah arwah, dia dulunya manusia dan sudah mati. Menurutmu, arwah yang sudah mati dan ketika mati lagi dia akan menjadi apa?”
Aku terdiam dan mengerutkan dahiku.
“hyukjae ya, kau harus menerima kenyataan. Donghae sudah tidak ada dimanapun dan tidak akan pernah kau jumpai lagi dalam wujud apapun”
Hanya diam dan keheningan yang menyelimutiku.
Kenapa..? ini semua harus terjadi kepadaku.
Istana Kerajaan Hactex
“lalu.. apa?” aku bertanya dengan tatapanku yang kosong, entah kenapa semuanya terasa hampa.
“kau tahu? Si tua itu.. dialah satu-satunya keluargaku entah di dunia manusia atau didunia ini, sekarang aku benar-benar sebatang kara”
Akupun meliriknya ia menundukan kepalanya, tidak lama kemudian ia menatapku. Dengan sorotan matanya yang sendu ia tersenyum.
“maka aku akan hidup, dan percaya bahwa didunia manusia nanti aku bisa mendapati orang-orang untuk bersandar.. bukankah manusiapun tidak semuanya berprilaku seperti setan?” lanjutnya lagi dengan air mukanya yang tegar.
Aku benar-benar malu. Cho kyuhyun, bocah itu bahkan lebih muda dariku. Kukira dia bocah bodoh yang menyebalkan namun dibalik sorot matanya tersimpan ratusan rahasia dan membuatnya kokoh dan tabah. Dia benar, aku akan keluar dari sini bersamanya dan juga bersama youngmin! Kita semua akan hidup dengan tenang di dunia manusia. Walaupun donghae tidak ada dimana-mana, namun ia tetap hidup. Ya ia tetap hidup di dalam benakku. Orang yang sangat berjasa sepertinya tidak akan pernah mati didalam hatiku.
“kita harus menemukan krystal ciara. Krystal ciara adalah jantung bagi seluruh tempat di sini. Kalau kita bisa menghancurkannya dunia ini akan lenyap..” sahut youngmin.
“lalu bagaimana kita kembali ke dunia manusia?”
“itu dia yang aku tidak tahu”
“hyukjae, apa kau mendengarku?” suara wanita itu lagi.
“ya?? Apa kau bisa membantuku??”
“temukan crystal ciara itu sebelum bulan purnama muncul dengan sempurna. Ketika kau mendapatkannya, bawalah krystal itu ketempat tertinggi di istana ini tepat saat bulan purnama muncul dengan sempurna pecahkan krystal itu dan aku akan membawamu kembali”
“hanya aku??”
“kau dan temanmu jika ingin, mereka harus menyentuhmu agar kalian bisa sama-sama kembali namun, jika kau terlambat sedikit saja kau akan lenyap bersama daratan aphr itu atau kau tidak akan pernah kembali ke dunia manusia lagi arraseo?”
“baik aku mengerti! Youngmin ayo, segera kita cari krystal ciara!”
Kamipun segera menyusuri jalan-jalan diistana yang berlantaikan batu yang begitu dingin. Istana yang begitu sepi bagai tak berpenghuni. Sepertinya para aphr itu sedang menyerang habis-habisan tempat para hermina itu. Dengan cekatan youngmin memilih jalan yang mengatarkan kita kesebuah tempat. Tempat yang sangat tertutup. Dengan berbagai rahasia dan trik mampu diselesaikan olehnya.
“kau kembarannya ya?” Tanya kyuhyun
“dari kita semua mempunyai cerita yang menyedihkan bukan?”
Aku tertegun.
Kami sampai pada jalan buntu, dengan tenang youngmin menapakan kedua tangannya pada dinding batu. Sekejap itu juga batu tersebut seolah meleleh dan perlahan menghilang. Akupun mendapati sorot cahaya yang begitu memukau. Cahaya yang nyaris membuat mataku tidak sanggup untuk membuka. Perlahan akupun menyesuaikan keadaan. Kudapati sebuah krystal yang begitu indah mengambang ditengah sebuah ruangan yang hampa. Akupun mendekat dan berusaha menggapainya.
“hanya aku yang bisa mengambilnya atau..”
“AKU!” seketika itu juga sebuah suara yang menantang dan sebuah tangan yang tepat menggapai krystal ciara itu.
“kwangmin ya.. berikan itu padaku” pinta youngmin dengan tenang.
“kau mau ini.. hyung?” katanya setengah mengejek.
“kita akan pulang”
“pulang kemana?? Disinilah satu-satunya tempatku dan kau untuk pulang!”
SREET
“wow! Hati-hati bermain dengan pedangmu hyung” lagi-lagi kalimatnya yang begitu menjengkelkan dan setengah mengejek, dengan mudah ia mengelak dari tebasan youngmin.
“keparat!” iapun menerjang kwangmin dan dengan sukses membuatnya terjatuh. Krystal ciarapun terlepas darinya.
“CEPAT HYUKJAE BAWA ITU BERSAMAMU!”
“KAU HARUS IKUT BERSAMA KAMI!”
“aku.. aku akan menyusul kalian..”
Dengan cepat kyuhyun menarik lenagnku dan mengajakku berlari.
“kau bodoh??? Dalam hitungan menit bulan purnama akan menampakan sinarnya!”
Kamipun menitih anak tangga demi anak tangga dengan setengah berlari. Dikejauhan aku mendengar suara-suara menjerit. Tidak.. kurasa para aphr itu menuju istana ini dan bermaksud megepung kami. Gawat kalau aku kehilangan bulan purnama aku bisa mati disini.
Kami sampai pada puncak tertinggi dari istana ini. Aku melihat kesekeliling. Dikejauhan para aphr mulai berdatangan begitupun dengan makhluk-makhluk yang mereka tunggangi. Jumlahnya sangat amat banyak dan seolah akan menghabisi kami.
“sebentar lagi..” kata kyuhyun sembari menatap langit dengan cemas. Bulan yang mulai menampakan sinarnya malu-malu dicelah awan yang keabu-abuan.
“dimana youngmin??”
Cahaya yang begitu terang menyirami sekujur tubuhku.
“sudah datang! Hyukjae ya cepat!”
“TIDAK! Aku tidak akan memecahkannya sebelum aku bertemu youngmin!!”
“tapi.. sebentar lagi bulan purnamanya akan habis..”
“APA YANG KAU LAKUKAN?? CEPAT PECAHKAN KRYSTAL CIARA LALU SEMUA INI AKAN SELESAI!” bentak wanita yang bahkan tidak dapat kulihat sosoknya.
“YOUNGMIINNN KAU DIMANA??? KAU DIMANA YOUNGMINN????”
Sebuah sosok dengan susah payah meniti anak tangga dengan nafas terengah-engah ia berdiri didepanku. Aku tersenyum.
“CEPAT KEMARI!!!!”
Ia hanya mematung dan menampilkan senyumnya, tepat saat itu juga kembarannya kwangmin menerjangnya.
“JATUHKAN ITU SEKARANG JUGA HYUKJAE!!”
“AKU TIDAK AKAN PERGI TANPAMU!”
Tepat saat itu kyuhyun menepis tanganku hingga berhasil menjatuhkan krystal ciara yang kemudian pecah.
“KAAU—“
“aku lahir ke dunia ini bersamanya, dan akupun akan mati bersamanya” kata terakhir yang kudengar. Begitu lemah dan akupun melihat senyumnya yang pasrah namun ia terlihat bahagia. Kemudian semuanya berubah menjadi putih.
.
.
.
.
.
.
Author POV
Langit berduka, kelam hitam abu-abu. Meneteskan hujan, evaporasi dari setiap orang yang berdiri dengan balutan serba hitam. Payung-payung hitam dikembangkan, tak jarang isak tangis yang terdengar. Semua mata yang sendu, menghitam sedih dan kelam. Namun satu tangisan yang begitu dalam dan melukiskan penyesalan yang teramat sangat.
“eomma… mianhae.. eommaa bangunlah mianhae eomma mianhae yooo jeongmal mianhae”
“EOMMAA AKU BERMIMPI KAN?? Ketika aku terbangun kau akan menyediakan segelas susu strawberry kesukaanku? Iya kan?”
“eomma katakan, bangunlah kumohon eomma aku akan melakukan apa saja.. apa saja apapun itu..”
“hyukjae ya..” sebuah tangan mengusap lembut punggung seorang namja dengan balutan serba hitam dan bahu kanannya yang di gips dan berbagai luka disekujur tubuhnya.
“hyuk..”
“eommanya meninggal akibat terlalu stress dan gila akhirnya ia bunuh diri..” sahut seorang pria yang berdiri dengan matanya yang sendu disebelah kyuhyun.
Namja itu hanya bisa menatapnya dengan penuh kasihan.
“aku sungmin, pamannya”
“ne..”
Namja bernama kyuhyunpun berjalan dengan berhati-hati mendekati hyukjae yang tengah menangis memeluki nisan kuburan eommanya bersama ayahnya yang berjongkok dan mengusap lembut punggung anak semata wayangnya.
“hyukkie…” hyukjae berhenti menangis dan menatap seorang namja yang kini berada didepannya dan menampilkan senyumnya yang iba.
“kau tahu.. apa yang sudah terjadi tidak ada gunanya disesali… aku bahkan sudah tidak ingat bagaimana rasanya mempunyai seorang ibu.. atau ayah..” kata-katanya yang begitu lembut dan hati-hati.
“sudahlah.. eommamu akan sedih jika melihatmu terus begini..” appanya mengajaknya untuk berdiri. Ia masih terdiam beribu bahasa.
“bukan menyesali, kita akan memperbaiki” kyuhyun menepuk lembut pundak orang yang kini menjadi saudara tirinya.
“kau tidak akan pergi meninggalkanku kan?”
“ya ayo kita perbaiki sama-sama dan menata hidup yang lebih baik”
Kanginpun mengacak-ngacak rambut kedua namja yang kini menjadi bagian dari keluarga kecil mereka.
Hujan berhenti. Payung-payung hitam mulai disimpan. Satu persatu orang-orang mulai meninggalkan tempat mereka berdiri. Tersisa kangin, hyukjae dan keluarga mereka yang baru.


“eomma, donghae, youngmin.. kalian adalah orang yang paling kusayang yang telah pergi… walaupun kalian tidak ada disini, kalian akan tetap hidup dalama hatiku. Dan aku bersumpah tidak akan membiarkan orang-orang yang kusayangi ini pergi lagi..”


Mereka bertigapun berjalan dan mulai menjauhi kuburan dan menyongsong matahari terbit untuk menata hidup mereka lebih baik dari hari kemarin.
***
“madam, kau melakukannya dengan baik tapi..”
“biarlah, walaupun harus kehilangan seluruh kekuatanku aku turut senang melihatnya..”
“madam..”
“kebahagiaan adalah hal yang tidak dapat kau beli, jagalah kebahagiaan yang kau punya saat ini”
Pria itu hanya menunduk
“ayolah ki bum tunggu apalagi? Kita harus segera menuju café banyak hal yang mesti kita lakukan!”
“baiklah madam”
.
.
.
.
END
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
AKHIRNYAAAAAAAA SELESEI JUGA~!!!! Wohoooo!! Ini adalah FF pertama yang berhasil author selesaikan *Sembah sujud* mianhae chingudeul, dalam pembuatan fanfic ini banyak tersendat dan terhalau oleh waktu. Setelah ini mungkin author akan hiatus untuk waktu yang saaaangaatt lama karena author udah kelas 12-_- mianhaeee jeongmal mianhae kalo ff author abal >< gomawo buat semua readers setia author! :*

Fan Fiction Escape From The Undead Land [Part VI]

Title                : Escape from the Undead Land [ Part 6 ] The Battle
Author             : Jung Yeonmin

Posted by Lee Hyemi

Cast                 :
Main cast:
-          Lee Hyukjae
-          Lee Donghae
-          Jo Twins
Hermina’s family:
-          Park Jungsoo
-          All of SHINee member
-          Cho Kyuhyun
Other cast:
-          Kim Youngwoon
-          Lee Sungmin
-          Kwon Boa
-          Kim Ki Bum
Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating              : G
Summary             :
Mataku terbelak bagai tak percaya akan sebuah pemandangan yang benar-benar membuat emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Kudapati sebuah asap yang bergerumul dan memancarkan sebuah gambar, gambar dari donghae yang disiksa oleh para makhluk-makhluk aneh itu yang kurasa mereka adalah sebangsa hermina. Tempat yang mengerikan, tidak ada cahaya matahari tidak ada kehangatan mereka terlihat begitu mengerikan, seolah mereka hendak membunuh donghae.
“APA YANG KAU LAKUKAN??” bentakku tak sabaran kepada angeloth yang kini berdiri menatapku dengan muka serius.
“cepat atau lambat dia akan menjadi aphr, dia bisa membahayakan kami semua. Sebelum kami semua lenyap… ialah yang harus dikorbankan..”
“m-m-maksudmu????”
“kami akan melenyapkan donghae dari dunia ini untuk selamanya..”
***

Author POV, Kerajaan Hactrex
Sebuah Aphr kerdil dengan bola matanya yang mencuat berjalan dengan payah dengan sebelah kakinya dan senyuman mengembang dibibirnya hingga memperlihatkan deretan giginya yang menghitam dan kurus seperti kacang kering. Iapun berjalan setengah berlari dengan pontang-panting seakan membawa kabar gembira. Fisiknya terlihat begitu kumuh dan menghentikan langkahnya tepat didepan sebuah kerajaan yang sangat megah dan terlihat begitu mengerikan.
“apa urusanmu?” Tanya salah seorang aphr bertubuh besar yang dilapisi jeratan rotan yang melilit disekujur tubuhnya yang merupakan salah satu dari ribuan prajurit yang menjaga didepan pintu besar yang terlihat lapun namun sangat kokoh dan bahkan tidak bisa ditembus oleh benda apapun.
“aku menemukan mereka” katanya dengan senyumnya yang semakin melebar.
Aphr itupun menatap lekat aphr kerdil yang masih mengembangkan senyumannya itu. Seakan menelaah akan kebenaran yang diucapkan aphr kecil itu, setelah agak lama iapun  membukakan pintu raksasa tersebut hanya dengan sentuhan jarinya. Hanya terdapat sebuah ruang hampa yang sangat gelap.
“kau akan ku antarkan langsung bertemu dengan raja, jaga sikapmu atau kau akan mati”
“baiklah”
Aphr kerdil itupun berjalan dengan hati-hati memasuki ruangan hampa tersebut dan sekejap, gelap yang ia lihat sebelumnyapun berubah menjadi sebuah tempat yang sangat mengerikan. Api biru berkobar disamping kiri dan kana aphr tersebut, sebuah ruangan yang begitu luas, begitu megah namun gelap dan memiliki tatanan yang mengerikan. Tepat didepannya terdapat sebuah singgasana yang sangat megah, dan terdapat seseorang duduk dengan jubah hitam legam membalut tubuhnya. Suasana disanapun seakan mengancam, aphr kerdil tersebut dapat dengan jelas merasakan ratusan pasang mata memperhatikannya.
“apa yang kau dapatkan?” Tanya seseorang yang duduk di singgasana tersebut, dengan suaranya yang mencekam.
“m-m-maaf mengganggu anda tuan, hamba datang karena mengetahui keberadaan para buronan yang sedang tuan cari”
Raja tersebut hanya terdiam menunggu kata-kata berikut yang akan diucapkan aphr kerdil itu.
“umm, seorang arwah pengacau, seorang manusia utuh dan… seorang penghianat mereka kan yang kau cari?”
“lalu?”
“waktu itu.. aku melintasi hutan yang tidak pernah dimasuki seorang aphr karena disana.. yaa entahlah disana memang tidak ada yang menarik untuk didatangi namun.. ketika aku melintasinya, aku bisa merasakannya! Aku merasakan kehadiran seorang aphr namun baunya tidak begitu kuat. Akupun memasuki hutan itu namun tidak terdapat apa-apa namun tuan aku berani bersumpah aku merasakannya!”
“hem HUAHAHAHAHAHAHAHA” raja itupun merespon dengan tawanya yang jahat seakan ia menang akan sesuatu hal.
“ha.. hahahahahahaha” aphr kerdil itupun ikut tertawa
“DIAM! Aku tidak menyuruhmu tertawa!” aphr itupun terdiam.
“huh, kerja bagus aphr kerdil, tunjukan tempat tersebut padaku” sembari berkata tersebut iapun bersiul sekejap sepasang mata mulai terpasang didalam kegelapan dan merekapun mulai menampakan wujud mereka. Rex, monster yang sangat mengerikan, dengan ketiga tanduknya yang runcing dan taring-taring mereka yang begitu tajam dan air liur mereka yang sukses melepuhkan benda apapun. Namun diantaranya, terdapat Rex yang paling mengerikan. Ia memiliki tubuh yang lebih besar dari yang lainnya, rupanya menyerupai naga namun sama dengan rex lainnya, ia memiliki tiga buah tanduk runcing dan taring-taring yang jauh lebih tajam serta air liur yang mampu memusnahkan dalam sekejap. Cakar-cakarnya yang tajam dan keras, makhluk-makhluk ini kurang lebih menyerupai dinosaurus jenis T-rex namun memiliki sayap seperti naga dan taring yang mencuat seperti mammoth* namun lebih runcing dan ramping dari seekor mammoth.
“bersiaplah, kita akan berperang”
***
Hyukjae POV
“DIMANA DONGHAE?? JAWAB!” bentakku kepada seorang angeloth yang sedang menampilkan penyiksaan yang dilakukan para hermina terhadap donghae.
“maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini karena..”
“AKU TIDAK BUTUH PENJELASANMU!! ANTAR AKU KESANA SEKARANG!” akupun menarik baju putihnya hingga membuat tubuhnya terangkat. Wajahnya tetap sama tenang. Ia sama sekali tidak melakukan perlawanan. Akupun menghempaskan tubuhnya dan hendak melayangkan tinju, seketika itu juga ia menjentikan jarinya dan pemandangan padang bunga yang indah itupun sirna.
Hanya gelap menyelimuti tempat aku berpijak sekarang, gelap dan sangat menyeramkan, suasana yang begitu tegang dan mencekam. kudapati para hermina yang menyerupai setengah manusia berkepala hewan dan berdiri dengan kedua kaki mereka menyiksa donghae yang meronta-ronta kesakitan. Akupun berjalan mendekat dengan tidak sabaran, langkahkupun dihentikan oleh salah satu keluarga hermina yang berjenis peri itu.
“maaf hyukjae.. ini demi keselamatan kita semua” tukasnya dengan wajahnya yang menunjukan penyesalan.
“kau.. kau salah satu dari lima peri yang tadi bukan???? Minggir!! Aku ingin menghentikan semua ini!”
Tiba-tiba ruangan itupun bergetar seakan terkena gempa namun bukan sebuah gempa biasa. Seperti sesuatu menubruk pohon-pohon yang menjadi pondasi tempat hidup para hermina itu. Semuanyapun membeku. Mereka semua berhenti menyiksa donghae. Akupun memperhatikan jungsoo yang seketika matanya membelak, dan suasanapun menegang.
“oh tidak… kita terlambat” ucap salah seorang peri hermina tersebut.
Akupun memperhatikan jungsoo yang mengatakan suatu bahasa yang tidak ku mengerti seolah menyerukan kepada para hermina tersebut untuk melakukan perlindungan. Sebuah terompet yang sangat pengang dan jelas tidak ramah ditelinga diperbunyikan seolah menandakan sesuatu yang gawat. Para hemrmina tersebutpun merancu pergi meninggalkan donghae dan air muka mereka semua terlihat panic. Akupun mendekati donghae dan segera melepaskan tali yang mengikatnya.
“donghae ya, apa yang telah terjadi??”
“ini semua.. salahku..”
“apa?? Apa yang telah kau lakukan???!!!”
“tidak… semakin hari aku semakin terlihat menjadi aphr, para aphr itu dapat dengan mudah mencium keberadaan sesamanya”
“m-m-maksudmu..”
“mereka.. mereka me—“
Tiba-tiba saja kalimat donghae terputus dan menghunuskan pedangnya ke arahku dengan air mukanya yang seolah-olah ia tidak ingin melakukan itu.
“donghae ya apa yang terjadi padamu?!!”
“lari!!! Lari hyukjae!! Aku—“ lagi-lagi kalimatnya terputus dan pedangnya berusaha menusukku.
Donghaepun terus menerus menyuruhku berlari dengan tangan dan pedangnya yang seolah tidak bisa berkoordinasi dengan pikirannya. Seakan memangsaku dan menghunuskan pedangnya berkali-kali kearahku. Akupun berlari secepat mungkin meninggalkan donghae. Dari kejauhan aku mendengarnya berteriak dengan begitu mengerikan. Akupun berlari tanpa arah dan begitu rancau.
“lee hyukjae kau bisa mendengar suaraku?”
Akupun terdiam. Suara seorang wanita yang tidak kukenal. Hanya terdengar suaranya tanpa sosok yang jelas.
“aku Kwon Boa, dengarkan suaraku. Aku akan menuntunmu untuk dapat keluar dari tempat ini”
“bagaimana aku bisa mempercayaimu?”
“ayahmu, ialah yang meminta bantuan kepadaku”
Tiba-tiba getaran semakin kuat dan membuat tubuhku tidak seimbang. Akupun berjalan dengan susah payah kearah jendela. Akupun mengintip dibalik jendela mungil yang terdapat disisi kananku. Mataku terbelak tidak percaya berates-ratus ah tidak mungkin ribuan aphr dan beberapa makhluk aneh yang mereka tunggangi kini mengerumuni rumah pohon yang luar biasa ini. Makhluk-makhluk aneh yang ditunggangi para aphr tersebut menyeruduk pohon-pohon yang menjadi pondasi tempat ini sehinga menyebabkan getaran-getaran yang sedaritadi ku rasakan. Tiba-tiba seekor makhluk aneh dengan aphr diatasnya melesat dengan cepat dan mendekat ke arah jendela mungil tempatku mengintip namun jaraknyapun tak sampai, seolah sesuatu menyelubungi tempat ini sehingga tidak bisa ditembus oleh para aphr tersebut. Namun aphr itu mencobanya berkali-kali hingga aku mendapati sebuah retakan. Akupun mengambil langkah mundur dan segera melangkahkan kakiku untuk berlari menjauh dari jendela mungil tersebut.
“berlarilah hyukjae, selamatkan dirimu! Ambil senjatamu ditempat kau bangun tadi. Aku akan memberitahukanmu cara untuk selamat dari tempat itu” sahut suara wanita tersebut.
Akupun mengingat-ngingat kamar tempat aku terbangun tadi. Hanya bermodalkan insting dan perasaan, akupun melangkahkan kakiku tanpa aku yakin jalan apa yang akan kutemui. Tiba-tiba terdengar kembali suara wanita itu, iapun membimbingku untuk menemukan kembali kamar tempatku terbangun. Perlahan goncanganpun semakin kuat dan langit-langit yang menutupi bagian atas rumah inipun mulai runtuh. Dengan susah payah aku setengah berlari menerobos segala macam benda yang hendak menimpaku hingga aku mendapati sebuah pintu yang sedikit terbuka. Ya, kurasa disanalah tempat pertama kali aku membuka mataku setelah pingsan.
Akupun memasuki pintu yang sudah terbuka itu. Dengan sigap aku mencari-cari panah yang diberikan youngmin waktu itu, namun nihil! Aku mencari disetiap sudut ruangan namun aku sama sekali tidak menemukan benda itu. Rumah pohon raksasa itupun kian bergoncang hebat hingga membuat tubuhku tidak dapat berdiri dengan seimbang. Sial! Kurasa para hermina itu sengaja mengambil senjata itu dariku agar kita tidak melakukan perlawanan. Akupun tiarap dan berusaha merangkap, kedua kakiku sudah tidak mampu untuk menjaga keseimbangan untuk berdiri. Akupun merangkak menuju pintu luar hingga kudapati sepasang kaki yang errrr menjijikan! Sepasang kaki dengan kuku-kuku jari kakinya yang rusak kehitaman, salah satu jempol kaki kirinya yang copot sebagian sehingga menggantung dan bergelayut. Betisnya yang sudah tidak diselimuti kulit dan hanya diselimuti sebagian daging sehingga aku dapat melihat jelas tulang keringnya. Akupun berfikir keras, hermina? Ah tidak ini kan…
HARPPP
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Tepat saat aku berfikir keras aku merasakan lengan kiriku digigit oleh makhluk yang berdiri didepanku itu. Akupun mengerang dan berusaha berdiri dan dengan susah payah aku menendang makhluk itu sebelum ia berhasil membuat lengan kiriku copot. Akupun mengambil langkah mundur dengan berpegangan ke dinding kayu. Matakupun terbelak melihat sosok didepan ku, aphr. Aku nyaris tidak percaya, aphr didepanku ini adalah orang yang membawaku sampai kesini dan membuat diriku merasa nyaman didekatnya. Donghae, dia benar-benar telah berubah menjadi aphr sepenuhnya. Wajahnya tak setampan ketika pertama kali kita bertemu. Bagai aphr yang kehausan darah ia melihatku dengan wajahnya yang rusak dan kedua bola matanya yang nyaris keluar dari wajahnya itu. Ia menatapku seolah aku adalah santapan lezat untuknya. Bagus! Senjataku hilang entah kemana dan aku berada di sebuah rumah pohon yang bergoncang dan pintu masuk dicegat oleh seorang aphr yang menjadi teman seperjalananku yang kini menatapku sebagai santapan lezatnya. Bagus.
Ottokhae???? Apa yang harus kulakukan?? Ditempat seperti ini aku benar-benar tidak memiliki jalan keluar. Darah terus mengucur deras dari lengan kiriku yang sukses menimbulkan bekas luka yang sangat buruk membuat lenganku terlihat membusuk. Kalau aku biarkan terus menerus seperti ini aku akan mati kehabisan darah! Lagi-lagi goncangan hebat sukses membuat kedua kakiku lemas dan tangan kananku yang sudah tidak mampu bertahan didinding. Akupun terjatuh dan donghae semakin mendekat. Jangankan untuk berlari, untuk berteriak meminta tolongpun aku sudah tidak mampu. Perlahan akupun memejamkan mataku Appa, eomma mianhae.. jeongmal mianhae..
.
.
.
.
“hyukjae ya! Hyukkie! Bangun kau harus pergi sekolah! Hey jangan malas!”
Seorang wanita berparas cantik, menarik selimut seorang bocah kecil yang terbangun dan mengerucutkan wajahnya. Bocah kecil itupun menarik kembali selimutnya sehingga kini ia tenggelam dalam selimut tebal itu. Wanita itupun tersenyum. Dengan mengambil langkah dengan hati-hati seolah ia tidak ingin menimbulkan suara, iapun keluar dari kamar tersebut. Bocah kecil itupun mengintip dari sedikit celah yang ia buka dari selimutnya dan mendapati kamarnya yang kini kosong. Iapun menahan nafasnya seolah takut jika musuh mendapatinya. Perlahan ia membuka selimutnya dengan hati-hati.
DORR!
Bocah kecil itupun terlonjak, mendapati seorang pria yang cukup tampan yang kini hadir disampingnya dengan senyumannya yang lembut. Pria itupun mendekat dan menggelitik anak semata wayangnya itu. Bocah kecil itupun tertawa terkekeh geli mendapati sekujur tubuhnya digelitik oleh pria tampan itu. Tidak lama kemudian, wanita cantik itupun kembali memasuki kamar bocah kecil itu dengan nampan di tangannya yang berisikan beberapa potong roti dan segelas susu segar. Pria itupun berhenti menggelitiki anak semata wayangnya yang kini kelelahan akan tertawa.
“hyukjae ya, ini eomma bawakan segelas susu strawberry kesukaanmu”
Dengan cepat bocah kecil yang nyawanya sudah terkumpul itu menyergap susu strawberry kesukaannya itu.
“nah sekarang habiskan sarapanmu, mandi dan siap-siap pergi ke sekolah bersama appa” ajak appanya dengan lembut.
“bfaiklah affa! (baiklah appa)”
Bocah kecil itupun segera mengahabiskan sarapannya, iapun segera berbenah dan kini ia siap pergi ke sekolah. Iapun mencium eommanya sebelum akhirnya ia menaiki mobil bersama appanya. Senyum bahagia terlukis jelas di ketiga wajah keluarga yang hangat itu. Mobil berhenti tepat di sebuah taman kanak-kanak dan terdapat seorang wanita muda yang cantik yang siap menyambut kehadiran muridnya. Bocah kecil bernama hyukjae itupun menciup tangan appanya dengan lembut. Appanyapun mengusap dengan lembut kepala anaknya tersebut.
“jadilah anak yang baik ya nak”
“serahkan padaku!” bocah kecil itupun tersenyum dengan senyumannya yang manis dan melangkah keluar dari pintu mobil appanya. Iapun melambaikan tangan sembari diantar oleh gurunya kekelas.
Teng nong neng
Cklek
“Hyukjae ya!!! Kemana saja kau??? Ini sudah sangat larut malam dan kau baru pulang??!! Tidakah kau tahu jam berapa sekarang??!!” sambut seorang wanita paruh baya dengan beberapa kerutan kecil di sekitar matanya.
“jam 1.30 pagi? Ayolah ini bukan masalah yang besar! Remaja jaman sekarang bahkan sering pulang di pagi hari apa yang salah dari pulang jam 1.30 pagi??”
“kau..” belum sempat wanita itu melanjutkan kalimatnya namja yang memiliki wajah tampan dan tegas itupun masuk ke dalam rumahya begitu saja tanpa menghiraukan omongan wanita tersebut.
“cih dasar wanita tua! Bisamu hanya marah-marah saja setiap hari!”
“apa kau bilang??!!”
Namja itupun hanya berjalan dengan santai dan tidak menghiraukannya, kemudian ia memasuki kamarnya dan menguncinya dengan rapat.
***
“ehem, anakmu terbukti membolos sekolah selama tiga bulan, tertangkap basah berjudi di sekolah, membawa majalah dan video yadong ke sekolah, dan kasus yang sama sekali tidak bisa di tolelir lagi, ia memukul guru olahraganya. Kasusnya terlalu berat sehingga ia harus dikeluarkan dari sekolah”
“apa?? Kau tidak bisa berbuat begitu kepada anak kami!”
“maaf pak, namun kasusnya sudah terlalu berat inilah satu-satunya jalan yang bisa kami ambil”
“tidak! Kau harus membiarkannya tetap sekolah! Aku tidak ingin anakku dikeluarkan dari sekolah”
“maaf nyonya tapi..”
“kumohon” wanita itupun bersujud sambil berderai air mata di bawah kaki seorang kepala sekolah.
“nyonya kau tidak perlu melakukan…” pria paruh baya yang sedaritadi ikut memperjuangkan anaknyapun turut bersujud dikaki kepala sekolah tersebut.
“kumohon jangan keluarkan anak kami! Aku akan membayar berapapun agar anak kami tetap bisa sekolah! Aku mohon jangan biarkan ia tidak bersekolah”
“tuan.. nyonya.. ah baiklah baiklah aku akan memberikan satu kesempatan terakhir untuk anak kalian sekarang bangunlah kalian tidak perlu sampai harus bersujud kepadaku”
“benarkah??” kini wanita dan pria paruh baya itupun perlahan berdiri.
“ya ya yaa, tapi ingat ini adalah satu kesempatan terakhirnya! Dengan syarat, ia harus berubah, arraseo?”
“ne, kamsahamnida jeongmal kamsahamnida” sahut kedua orang tuanya bahagia dan tidak henti-hentinya membungkuk.
***
Sebuah mobil melintas dengan kecepatan diatas rata-rata menembus malam yang sunyi.
“sayang, mobilmu keren sekali! Kau benar-benar hebat!”
“hahahaha si tua bodoh itu untung saja ia mau membelikanku sebagai hadiah ulang tahunku! Ah, kau tahu? Mobil ini memiliki kecepatan maksimal yang melebihi angin!”
“benarkah?? Waah aku ingin melihatnya!”
“pegangan yang erat ya nona, kita akan berjalan lebih cepat dari angin!!”
Mobil ferari merah itupun melintas dijalanan yang sunyi hingga sorot lampunyapun mendapati sebuah tubuh seorang wanita dengan seorang anak kecil. Namun terlambat, pedal rem belum sempat ia injak dan sukses menabrak wanita dan anak kecil tersebut.
Nguing nguing nguing nguing
Sirine ambulance dan polisi bersahutan.
“anak anda terjerat kasus tabrakan serta pengemudi ugal-ugalan dan mendapati tindak pidana penjara minimal 5 tahun”
“apa??? Pak polisi, ayolah dia baru saja menginjak usia 16 tahun dia tidak seharusnya menghabiskan masa remajanya di penjara!”
“maaf pak sudah kewajiban bagi tiap warga menaati peraturan dan sudah sewajarnya bagi yang melanggar harus menerima hukuman”
“aku akan membayarnya! Ya berapapun itu akan kubayar selama anakku bisa bebas dari penjara!”
“hmm baiklah kalau kau ingin membayar namun hukuman penjaranya tetap ada namun hanya berkurang”
“berapa lama?”
“tiga bulan”
“bagaimana jika… aku saja yang menggantikannya dipenjara? Kumohon! Aku menjaminmu ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama, aku yang akan menghukumnya sendiri namun biarkan aku yang menjalankan hukuman penjaranya”
“maaf pak tapi..”
“ayolahh kumohon”
Polisi itupun menghela nafasnya dan menatap iba pria paruh baya yang mulai memutih rambutnya itu yang memohon dengan sangat kepadanya.
“kau tahu? Seharusnya ini tidak boleh.. ah anakmu itu harus membayar mahal untuk mempunyai seorang ayah sepertimu..”
Tok tok tok
“hyukjae ya, bangun hari sudah siang hari ini appamu sudah pulang..”
“hahh maksudmu si tua yang meninggalkan anak istrinya selama tiga bulan tanpa kabar itu?? Cih appa macam appa itu! Aku tidak mau menyambutnya”
“hyukjae ya..” sahut wanita tua itu melemah. Kerutan-kerutan kian banyak terlukis di wajahnya matanya yang lelah dan sedih melihat tingkah anak semata wayangnya. Begitu sakit hatinya memperjuangkan anaknya sedangkan ia terus dihujat oleh anak semata wayangnya itu.
Teng nong neng nong
“iyaa sebentar akan kubukakan pintu”
Cklek
“syukurlah kau sudah boleh pulang” sambut wanita itu dengan hangan akan kedatangan suaminya.
“bagaimana kabarnya?”
“yah.. begitulah.. aku mendapat surat dari sekolah.. kali ini dia benar-benar tidak bisa diselamatkan..”
Ayahnyapun membuang nafas lelah.
“sudahlah, ini sudah sampai titik terakhir kita.. kita sudah tidak memiliki jalan lain”
Wanita itupun perlahan terisak dan mulai meneteskan air matanya. Namja yang bernama hyukjae itupun mendengar jelas percakapan mereka berdua. Iapun membaringkan tubuhnya dan perlahan menutup kedua matanya.
“dasar membosankan sekali! Kuharap aku bisa keluar dan tidak bertemu mereka kembali!”
.
.
.
.
“hey hyuk bodoh bangun! Hey bangun!!! Enak saja kau tidur enak-enak disaat genting begini!”
Perlahan aku mendengar sebuah suara yang familiar dikupingku dengan nadanya yang tinggi seperti biasanya. Perlahan aku membuka kedua mataku dan mencoba menyesuaikan itensitas cahaya yang merasuki lensa mataku. Kudapati paras seorang namja yang menatapku dengan dingin.
“engghh youngmin..? kau kah itu?”
PLAAAK
Sebuah deplakan cukup kuat mendarat dikepalaku.
“bodoh! Ini bukan saatnya kau tidur enak-enakan disaat begini!!”
Akupun memutar kepalaku dan mencoba melihat siapa yang telah mendeplak kepalaku. Kudapati sosok namja yang sudah tidak asing bagiku. Ia menatapku dengan tatapannya yang datar tanpa mengubah sedikitpun ekspresinya. Iapun mendekat dan menjabat tangan kananku.
“cho kyuhyun, panggil aku kyuhyun dan sebaya denganmu”
Akupun mengangguk dan masih berusaha mencerna ini semua. Akupun merasakan sakit dilengan kiriku ternyata.. apa yang sudah terjadi padaku bukanlah sebuah mimpi. Akupun menatap sekeliling, kami seperti berada disebuah puncak dari rumah pohon tersebut yang hanya beratapkan langit bermandikan cahaya matahari yang begitu hangat. Hamparan rumput yang tidak begitu luas dan terdapat penyangga dipinggirnya. Akupun dapat mendengar jelas keramaian hiruk pikuk dibawah sana.
“disini, kita seharusnya akan aman” kata kyuhyun yang seolah bisa membaca pikiranku. Namja itupun menatap serius kepada sebuah layar. Akupun mendekatinya.
“apa itu?”
“ini keadaan dibawah sana”
Akupun mendapati suasana yang begitu chaos dibawah sana. Para aphr yang berhasil membobol pertahanan para hermina. Membunuh dan menebas para hermina tanpa belas kasihan. Para hermina berjenis peri yang kutemui tadi pagi tidaklah menunjukan sikap mereka yang bodoh, namun mereka benar-benar serius. Goresan-goresan terdapat disekujur tubuhnya darahnya mereka menetes namun mereka menghiraukannya. Bekerja sama untuk melindungin satu sama lainnya. Hingga tanpa mereka sadari salah seorang aphr menggigit lengan salah satu namja yang kurasa termuda diantara mereka berlima.
“itu.. taeminnie..” kata kyu yang kini aku dapati air mukanya berubah.
Keempat hermina peri lainnya berusaha menyelamatkannya namun nihil. Tidak ada yang bisa melepaskan peri kecil itu. Ia terus meronta kesakitan, dan keempatnya hanya bisa menyaksikan sambil berjuang melepaskannya walau mereka tahu itu percuma. Perlahan lengan peri kecil itupun mulai lenyap dengan rakus aphr itupun mencabik-cabik dan mengunyah bagian tubuh lainnya. Seolah aphr tersebut sedang menyantap sosis, peri kecil hermina itupun dikoyak dan dikunyah dengan rakus tanpa berdaya disaksikan oleh keempat kakaknya yang kini hanya bisa berderai air mata.
“dia.. mati..” akupun menelan ludahku dan menatapnya dengan sangat iba.
Namja yang bernama cho itupun hanya dapat mengela nafasnya dengan berat.
Akupun kembali menyaksikan keadaan dari layar mungil itu. Kali ini angeloth, bernama leeteuk itu yang ikut dalam perang. Berbagai macam benda tajam telah menancap dan merusak sayapnya yang indah. Kekuatan sihir yang dilakukannyapun mulai melemah. Namun sekuat tenaga ia berusaha bertahan melawan ribuan aphr yang menyerbu didepannya. Hingga satu diantara ribuan aphr itu ada satu yang mencolok dan berbeda. Dengan makhluk sangat aneh dan paling besar diantara yang lainnya ditungganginya. Datang dengan santainya kearah angeloth tersebut seolah ia menantangnya.
“dialah raja hactrex!” sahut youngmin dengan penuh dengki menatapnya.
Seseorang yang ditutup dengan jubah hitam sehingga aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Iapun mengacungkan sebuah tongkat yang berbentuk sangat aneh tepat didepan angeloth itu kemudian iapun mulai membidik ke arahnya. Iapun turun dari tunggangannya, sang angeloth yang sudah melemah sekuat tenaga mengeluarkan berbagai macam sihirnya namun nihil. Ia tidak terkalahkan, dan iapun berjalan dengan santai semakin mendekat dan mendekat ke arah angeloth tersebut yang nampaknya sudah mulai pasrah. Angeloth itupun menutup kedua matanya dengan perlahan iapun tersenyum tipis.
“ani… ANDWAAAAAAEEEEEEEEE” namja bernama cho itupun berteriak sekuat tenaga menyaksikan tongkat tersebut yang menembus tubuh angeloth tersebut.
Sayapnyapun perlahan lepas dan mengurai menjadi butiran-butiran cahaya yang indah. Begitu dalam tongkat itu ditancapkan ke dadanya sehingga menembusnya. Dengan tanpa belas kasihan tubuh angeloth yang sudah tidak bernyawa itu diinjaknya sehingga melepaskan tongkatnya dari tancapan tubuhnya. Kemudian dengan beringas ia melempar tubuh angeloth itu ke lautan aphr yang terlihat lapar dan mengoyak tubuh angeloth yang sudah tidak bernyawa itu. Tepat saat angeloth itu kalah para aphr itupun masuk dan menyerbu rumah pohon tersebut. Pertahanan mereka mulai pudar, keempat peri anak buah angeloth itupun melemah. Hujan kematian berbagai macam hermina yang menjadi santapan para aphr. Semua pemandangan yang begitu membuat hatiku berderit. Isak tangis perlahan kudengar dari namja bernama cho itu. Kufikir, orang sepertinya tidak akan pernah mengeluarkan air matanya. Terlihat di wajahnya kesedihan yang begitu mendalam.
“lalu.. bagaimana kita bisa keluar dari sini?” Tanya youngmin pada kyu.
Iapun tidak menjawab dengan air matanya iapun menatap layar yang menampilkan pemandangan para aphr yang mulai menerobos rumah pohon tersebut.
“kita…”
“hey, kau bilang kita akan selamat kalau disini bukan??”
“kubilang seharusnya
“jadi maksudmu???”
“angeloth itu mati… kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini..” jawab namja itu dengan tatapannya yang sendu.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Mianhaeeeeeeeeeeeeeeeeeee jeongmal mianhae yo reader lama buaangggettt apdetnyaa TT_TT author abis ngajarin suami author akang ayam baru bikin twitter *digeplak mvp* tenang aja reader author janji buat part berikutnya ga bakal lama deh :D oke deh kalo gitu, salam olahraga!

Fan Fiction Escape From The Undead Land [Part V]

Title                : Escape from the Undead Land [ Part 5 ]
Author             : Jung Yeonmin

Posted by Lee Hyemi

Cast                 :
Main cast:
-          Lee Hyukjae
-          Lee Donghae
-          Jo Twins
Hermina’s family:
-          Park Jungsoo
-          All of SHINee member
-          Cho Kyuhyun
Other cast:
-          Kim Youngwoon
-          Lee Sungmin
-          Kwon Boa
-          Kim Ki Bum
Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating              : G
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
 Hyukjae POV

Sosok yang sangat indah. Wajah tampan yang mempesona bercahaya dengan aura kehangatan yang kudapat disekitarnya. Kudapati sayap berbulu putih menjuntai indah di pundaknya. Makhluk yang sangat fana, kurasa.. aku telah masuk kedalam sebuah cerita dongeng. Kufikir, dia adalah seorang makhluk sejenis malaikat dengan segala kesempurnaannya tapi ternyata.. angeloth? Oke, sekarang apa lagi? Kukira di tempat aneh ini hanya terdapat makhluk jenis aphr, manusia yang nadinya tidak berjalan, arwah yang belum sepenuhnya menjadi aphr dan.. aku manusia seutuhnya. Tapi.. makhluk-makhluk ini sangat berbeda. Bukan aphr, maupun manusia. Mereka memiliki sayap-sayap kecil namun milik seorang angeloth bernama jungsoo lah yang paling indah.
Akupun melempar pandanganku kesegala arah. Kurasa, aku berada diatas sebuah rumah pohon yang sangat besar sekarang. Angeloth yang bernama jungsoo itu terlihat begitu bersinar. Disekitarnya terdapat lima sosok namja yang kurasa mereka adalah pengawal dari jungsoo. Mereka juga memiliki sayap namun sangat kecil terdapat di punggungnya seperti sayap para peri di cerita dongeng.
“ya, donghae ya apa itu angeloth?” bisikku pada donghae
“mereka sebangsa malaikat hanya saja..”
“ehem, para hermina, aku percayakan mereka pada kalian antarkan mereka ke kamar tamu dan berikan makanan kepada mereka sepertinya mereka lapar” kata jungsoo memotong omongan donghae.
“hemm maaf aku harus pergi sekarang ada beberapa hal yang harus kuselesaikan sekarang, nanti kita berbicara lagi di waktu minum teh” lanjutnya.
“baiklah tidak masalah dan terimakasih sudah berbaik hati pada kami” sambut donghae dengan senang
“ya tentu saja, menolong sesama adalah tugasku J”
Kemudian angeloth bernama jungsoo itupun pergi, umh lebih tepatnya ia menghilang dibalik siraman cahaya yang menembus sela-sela rumah pohon ini. Kelima namja yang ia panggil para hermina itupun menatap kami lekat-lekat. Salah seorang darinyapun berjalan mendekati kami entah mengapa secara otomatis kakikupun bergerak kearah belakang. Dengan wajahnya yang datar dan ekspresi yang dingin iapun menyodorkan tangannya.
Aku terdiam
“ya, jinki hyung kalau kau memasang tampang seperti itu manusia itu akan takut!” sahut salah seorang darinya.
Orang yang berdiri didepanku, yang menyodorkan tangannya dan dipanggil jinki itu hanya melirik ke arah seorang namja yang berwajah cantik dan terlihat polos.
“lalu..?” katanya dan tiba-tiba saja sebuah tinju melayang di wajah mulusnya itu sukses membuatnya terjatuh ke lantai kayu.
“Minho ya!! Apa yang kau lakukan pada jinki hyung??” kata seorang namja yang terlihat dari perawakannya ia adalah tipe orang yang cerewet.
“aku cuman.. berusaha merubah ekspresinya yang tidak ramah ini kepada para tamu kita hyung!”
“Pabo yaa!! Bukan begitu caranyaa!! Pikirkan dengan otak jangan asal melayangkan tinjumu saja!!” protes namja yang sedaritadi hanya terdiam saja.
“kenapa jadi aku yang disalahkan???”
“sekarang jinki-hyung pingsan pabo minho!!”
“aahh key-hyung bisamu hanyalah protes saja padahal aku kan cuman..”
“jangan berkata begitu minho! Diamlah, sekarang jinki hyung terjatuh apa yang harus—“
“ne arasseo jonghyun-hyung aku mengalah aku diam”
“sudah jangan salahkan minho-hyung”
“ahh ini juga salahmu taeminnie!”
“DIAAMM kenapa kalian malah bertengkar sih?? Aku ingin istirahat cepat antarkan kami!!” protes youngmin.
“KAU YANG DIAAM!!” sahut mereka berempat dan melanjutkan perdebatan sengit mereka yang menurutku sangat… tidak penting.
“hey, donghae ya bagaimana ini?” tanyaku
“hemm biar aku coba”
“umm maaf mengganggu kalian, bisakah kalian berhenti bertengkar?”
Mereka tidak menggubris donghae
“umm kalau kalian berhenti bertengkar akan.. akan kuberikan makanan enak!”
Mereka masih mengabaikan donghae
“LIHAT!! Lihaatt disana ada yeoja cantik!!!”
Masih tidak diperhatikan
Donghaepun mengambil nafas panjang dan bersiap-siap.
“PERMISI ADA YANG MAU IKUT DENGANKU BERSENANG-SENANG KE CLUB MALAM BERSAMA PARA WANITA CANTIK????”
Hening
“Benarkah??? Donghae ya memangnya ditempat seperti ini ada tempat seperti itu??? Kenapa kau tidak bilang padaku???!!” tanyaku dengan polos
Hening
Suasana membeku kelima namja itu memperhatikan kami
Donghae melirikku iapun tersenyum tipis sedangkan keempat namja itu menatap kami dengan dingin. Oh tidak sepertinya sesuatu yang buruk akan terjadi.
“kalau kubilang 3 lari” bisik donghae padaku dan youngmin
“satu.. dua… TIGA! LARII!!”
Kamipun berlari merancau memasuki rumah pohon itu dan memasuki koridor-koridor yang beratapkan dedaunan secara acak tanpa kita tahu apa yang ada di ujung koridor itu. Ke empat hermina itu mengejar kami. Disepanjang jalan aku menemui makhluk-makhluk aneh lainnya. Seperti rusa berkepala badak, kucing yang tidak berkaki dan berjalan seperti ulat, manusia berkepala cobra, zebra yang memakai jas lengkap dengan kacamata sepatu kulit dan berjalan layaknya seorang manusia, koki buaya yang berdiri dengan kedua kakinya dan memegang sebuah panci besar berisikan kepala seorang manusia yang melotot kearah kami dan yang membuatku kaget mata manusia tersebut masih bisa melirik dan mengikuti arah kami yang terus berlari.
“donghae ya.. apa kau lihat itu?”
“mwo ya?”
“ah.. aniya lupakan”
“hey pabo! Kenapa kita harus berlari??” Tanya youngmin pada kami
“entahlah” kata donghae menaikan pundaknya
“mwo?? Kau yang menyuruh kami berlari!” protesku padanya
“lalu sekarang kau mau berhenti? Kita sudah dikejar oleh mereka”
“aisshh jinjja!! Tapi—“
Kalimatku terpotong langkah kami terhenti mendapati sebuah jalan buntu. Bagus sebuah dinding kayu menghalangi jalan kami tanpa kami tahu apa yang terdapat dibaliknya. Kemungkinan besar dibalik dinding kayu tersebut terdapat jalan buntu alias tidak terdapat ruangan lain lagi dan kita akan terjatuh dari rumah pohon yang cukup tinggi. Terlalu beresiko. Langkah kelima hermina itu semakin mendekat akupun berfikir keras dan berusaha memutar otak.
GAME OVER”
Kami bertigapun terdiam. Sebuah bisikan menggelitik telingaku seolah seseorang sengaja mengatakan itu dan mengajak kami untuk pergi ke suatu tempat. Akupun mengikuti suara itu hingga aku mendapati sebuah pintu yang terlihat sangat kokoh.
“suaranya berasal dari sini”
“kalau gitu dobrak saja!” pinta youngmin
“baiklah dalam hitungan ketiga kita dobrak sama-sama” kata donghae
“DOBRAK SEKARANG!!” teriak youngmin
Kamipun bergegas mendobrak pintu karena langkah kelima hermina itu semakin mendekat. Kufikir akan mengeluarkan suara keras dan sulit untuk mendobraknya, ternyata diluar dugaan aku merasa hanya melewati sebuah kain dan sekarang kami bertiga telah berada di dalam sebuah kamar yang cukup kecil. Sebuah kamar yang berdinding dan berlantai batu. Berbeda sekali dengan ruangan lain yang terdapat di tempat itu. Penerangan disana hanyalah sebuah obor yang menempel pada dindingnya. Akupun melempar pandangan kesegala arah. Kudapati barang-barang yang sangat tidak singkron dengan keadaan yang ada disini. Maksudku barang-barang yang berada di sini terlalu modern, ini seperti barang-barang yang berasal dari dunia manusia. Kudapati sebuah video game dan berbagai perlatan game modern dan tentu saja beberapa televisi yang terdapat di setiap sudut ruangan ini. Hanya satu buah set video game yang menarik perhatianku. Sebuah video game yang bercoverkan hitam dan hanya terdapat sebuah garis pendek berwarna merah di tengahnya. Alat untuk menyetel video ini juga berbeda dengan pemutar video game pada umumnya. Bentuknya kotak tanpa relif lain dan berwarna hitam legam tersambungkan ke sebuah kabel yang menyambung dengan sebuah joystick yang berwarna merah, merah darah. Anehnya benda ini tidak tersambungkan ke televisi yang terdapat didekatnya. Dan tidak terdapat kabel untuk menyambungkannya.
Akupun berdiri dan menatap lekat game yang paling menarik perhatianku itu. Memperhatikannya membuatku serasa terhipnotis dan mengabaikan segala omongan donghae dan youngmin yang terus berkomentar tentang ruangan ini. Aku bahkan tidak bisa menggerakan tubuhku, mataku hanya tertuju pada satu set game tersebut.
Krrsk krrskk
Sebuah suara muncul berasal dari televisi yang tepat berada di depanku. Akupun menelan ludah. Perlahan tv tersebut mengeluarkan sebuah gambar, gambar yang tidak jelas. Sebuah gambar yang terlihat seperti tv semut. Cukup lama gambar tersebut muncul di tv itu donghae dan youngminpun mendekat ikut memperhatikan. Tiba-tiba beberapa tetes darah keluar dengan sendirinya dari dalam tv tersebut. Aku berusaha mengambil langkah mundur namun nihil, kakiku seperti mereka dan otak dengan tubuhku tidak dapat berkoordinasi dengan baik. Darh itu kini mulai menetes dan membanjiri lantai batu itu dan mulai mendekat ke arah kakiku. Donghae dan youngmin berhasil mengambil langkah mundur tapi kenapa hanya aku yang tidak bisa. Semut semut yang terdapat di tv itu semakin lama semakin memburam semakin bising suara yang dihasilkan, darah yang menetespun semakin banyak. Tiba-tiba sebuah tangan muncul dari dalam monitor tv.
Sebuah tangan yang kurus dan pucat, dengan kuku-kuku panjang berwarna kehitaman. Salah satu jarinya yang seakan membusuk. Tangan itu terus keluar perlahan dari dalam tv tersebut hingga sebuah kepala muncul tepat di depan wajahku. Sebuah wajah wanita tirus yang hancur dan pucat, dengan mata merah yang melotot keluar rambut panjangnya yang rusak turut menghiasi wajahnya. Bibirnya yang pecah-pecah dan sobek hingga pipinya. Batang hidungnya yang telah hilang dan kini digantikan oleh dua buah lubang. Perlahan wajahnya semakin mendekati wajahku begitupun sebelah tangannya. Aku ingin berlari namun apadaya aku tidak bisa. Tiba-tiba sebuah tangan menyambar leherku, sesak. Dan semuanya berubah menjadi gelap.
***
Silau, sinar apa ini? Sebuah cahaya indah menyirami sekujur tubuhku, hangat dan terasa damai. Perlahan membuka kedua mataku dan mencoba menggerakan badanku. Kepalaku terasa berat dan leherku terasa sedikit sakit.
“kau sudah sadar?”
“kau.. kau kan hermina itu yang menyodorkan tanganmu ke arahku itu kan??”
Iapun menghela nafas
“haahh maafkan para dongsaengku yah, padahal aku kan hanya ingin meminta maaf tadi tapi jadi gini keadaannya”
“bagaimana kau bisa menemukanku??”
Iapun terdiam menatapku, kemudian iapun tersenyum dan diikuti tawa meledak dari ujung bibirnya. Akupun mengerutkan dahiku.
“heey kenapa kau malah tertawa??”
“aku lucu mengingat ekspresimu yang pingsan ketakutan saat kau ditemukan! Maaf ya dia memang suka jahil tapi jangan dimasukan ke hati”
“dia siapa yang kau maksud dengan dia?”
“tentu saja keluarga kami, bagian dari hermina”
“hermina? Daritadi aku mendengar kata itu sampai kupingku bosan mendengarnya! Bisa kau jelaskan apa itu hermina?”
“umm bagaimana yah.. ah kurasa jungsoo-ssi akan menjelaskannya nanti tidak usah khawatir”
“eh?? Kapan?? Jungsoo-ssi maksudmu si angeloth itu??”
“ya benar, ia sudah menunggumu di taman untuk minum teh, kajja kurasa kau sudah cukup kuat untuk berjalan aku akan mengantarmu ke taman”
Iapun beranjak keluar dari ruangan yang kurasa ini adalah sebuah kamar. Ruangan kosong hanya berisikan sebuah tempat tidur dan jendela yang berhasil disusup oleh cahaya hangat yang memenuhi ruangan itu. Iapun memutar gagang pintu dan mulai mengajakku keluar. Aku kembali kepada koridor-koridor rumah pohon ini yang berdinding dan berlantaikan kayu serta beratapkan dedaunan yang ditembus cahaya matahari. Dan lagi-lagi aku bertemu berbagai macam makhluk aneh.
“jangan kaget kalau kau bertemu dengan para hermina yang lainnya, anggap saja kau sedang menonton film di dunia manusia ituu”
“ah iya lagipula aku sudah terbiasa melihat yang lebih mengerikan”
“ohh aphr ya?”
“bukan, tapi eommaku jika marah”
“begitukah? Hahaha kau lucu sekali”
“ha-ha” akupun tertawa hambar.
“oh iya, namaku Jinki salam kenal”
“oh aku lee hyukjae panggil saja hyukjae”
“kau manusia ya? Aku peri loh!”
“iya aku manusia, iyaa aku sudah tau pakaianmu yang seperti peter pan dan sayap seperti thinker bell itu apalagi yang menunjukan kalau kau bukan seorang peri”
“wow hebat, siapa peter pan dan thinker bell itu? Apa mereka juga keren seperti para hermina disini?”
“umm ya kurang lebih begitu..” jawabku tak yakin.
Kamipun tiba di sebuah taman yang penuh dengan siraman cahaya matahari yang hangat. Taman yang begitu cantik aku bagai hidup di surge. Begitu damai dan tentram ditemani kupu-kupu yang berterbangan dari bunga satu ke bunga lainnya. Bunga-bunga disinipun luar biasa indahnya, tidak pernah sekalipun aku menjumpai bunga seindah malaikat ini. Akupun mendapati sebuah meja bundar yang dikelilingi beberapa bangku taman yang berada di tengah lautan bunga yang sangat indah.
“disana, tuan jungsoo-ssi sudah menunggumu disana” kata hermina sebangsa peri itu sembari menunjuk ke arah bangku taman itu.
“baiklah”
Akupun melangkahkan kedua kakiku yang terasa ringan. Berjalan menelusuri bunga-bunga yang indah dan ditemani siraman cahaya matahari yang hangat. Langkahku terhenti ketika aku berhasil mencapai bangku taman itu. Kudapati jungsoo yang berdiri membelakangiku hingga aku dapat melihat jelas sayapnya yang indah.
“kau kah itu.. lee hyukjae?” katanya dengan lembut dan tetap membelakangiku.
“ah ne, ini aku”
Iapun membalikan badannya dan tersenyum lembut kemudian ia member isyarat padaku untuk duduk. Ia juga menyuguhkanku secangkir teh hangat dan beberapa cookies yang luar biasa nikmatnya. Setelah selesai menikmati hidangan, jungsoopun mulai membuka mulut.
“maafkan aku untuk segala ketidaknyamanan yang kau terima disini”
“yaa tidak masalah.. tapi sebelumnya kau harus jelaskan padaku! Apa itu hermina, dan tempat apa ini sebenarnya??”
“yaa.. hermina sebenarnya kami adalah bangsa yang terbuang dari surga karena mempunyai kesalahan. Kami berkumpul dan diusir di mana-mana, tidak diterima di dunia tidak diterima juga di surga namun kami tidak ingin pergi ke daerah musuh, atau bisa dibilang neraka. Hingga kamipun terjebak disini, di Axhprote Land.. karena para aphr itu cukup berbahaya dengan kekuatan sihir kami yang masih tersisa menciptakan tempat ini dan membuat pelindung sehingga mereka semua tidak dapat mencapai atau mendeteksi keberadaan kami. Intinya, tempat disini adalah tempat teraman dari berbagai ancaman berbahaya diluar sana”
“ohhh begitu rupanya.. cukup panjang juga penjelasanmu.. lalu?”
“lalu soal yang waktu itu, aku minta maaf dia memang senang bermain-main tolong dimaafkan kesalahannya” katanya dengan nada lembut dan sorotan mata yang begitu dalam.
dia?
“ya, dia.. kemarilah nak dan minta maaf kepada manusia ini..” katanya seolah berbicara kepada seseorang.
Tiba-tiba dibalik padang bunga yang luas dikejauhan aku melihat sebuah sosok seorang namja. Cukup tinggi namun aku tidak dapat melihatnya dengan jelas. Ia berjalan secara bermalas-malasan dan semakin mendekat. Iapun menghentikan langkahnya tepat didepan kami berdua. Seorang manusia utuh. Cukup tampan dan dia terlihat lebih muda dariku namun terlihat berantakan, dikedua matanya terlihat jelas lingkaran hitam yang melukis dengan jelasnya. Sorotan matanya yang jahil dan senyum miringnya yang seolah meremehkanku, disalah satu tangannya ia terlihat memegang sebuah benda yang terlihat seperti psp berwarna hitam legam.
“cho, jangan menatapnya seperti itu kau harus minta maaf” kata jungsoo secara tenang namun tegas.
“baiklah baiklah pak tua, aku minta maaf ya bodoh! Sudah cukup kan?”
Jungsoopun menarik nafas “maafkan kelakuan anak ini dia memang umm sedikit kurang ajar”
“cih bocah yang sombong aku tidak suka melihat sorot mata dan gaya berbicaranya itu”
“diamlah bodoh kau tidak mengerti apa-apakan” katanya sengit
“berhenti memanggilku bodoh!”
“sudah hentikan, cho tutup mulutmu! Aku memanggilmu kemari untuk meminta maaf bukan untuk mencari perkara”
“dia yang mencari perka—“
“CHO KYUHYUN HENTIKAN” bentak jungsoo dan tiba-tiba saja angin berhembus begitu kencang dan bunga-bunga indah itupun menjadi layu dalam sekejap. Namja itu terdiam. Beberapa lama kemudian ketika emosi jungsoo stabil bunga-bunga itupun kembali bermekaran.
Namja itupun pergi tanpa pamit dan meninggalkan kami begitu saja dalam diam. Entah mengapa, aku seakan bisa membaca isi hatinya dibalik dirinya yang keras, ia terlihat.. kesepian.
“kupikir ia akan senang dengan kehadiranmu.. yang juga sama sepertinya”
“eh? Dia manusia?”
“kurang lebih begitu. Mungkin butuh waktu… mau kah kau menunggu?”
“maksudmu?”
Senyum lembut yang sedaritadi terlukis diwajahnya kini tergantikan oleh air mukanya yang menunjukan bahawa ia sedang membicarakan suatu hal yang serius.
“kau… bisa meminta apapun yang kau mau dan pasti akan aku berikan namun tempat ini juga aman, kau akan hidup bagai di surga dan abadi tempat ini jauh berlipat lebih menyenangkan daripada bumi jadi…”
“kau bermaksud menyuruhku untuk tinggal disini?”
“ya! Tepat sekali!”
“maka jawabanku tidak. Terimakasih untuk semuanya”
Terlihat jelas kekecewaan terbias diwajahnya.
“percayalah kau tidak akan pernah bisa keluar dari axphrote land, aku bertaruh”
Akupun hanya bisa mengunci mulutku rapat dan mulai beranjak. Tidak, donghae bilang kami pasti bisa keluar dari sini, aku tidak ingin terus hidup abadi disini. Walaupun.. tempat ini begitu fana dan seperti disurga aku tetap merindukan kehidupanku sebagai manusia normal. Aku belum sempat meminta maaf atas semua kelakuanku kepada appa dan eommaku, aku tidak mungkin meninggalkan mereka begitu saja.
“AAAAAAAAAAAHHHH!!!” sebuah jeritan suara yang khas, itu suara donghae! Terdengar jelas tepat dibelakangku, dengan sigap akupun memutar badanku.
Mataku terbelak bagai tak percaya akan sebuah pemandangan yang benar-benar membuat emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Kudapati sebuah asap yang bergerumul dan memancarkan sebuah gambar, gambar dari donghae yang disiksa oleh para makhluk-makhluk aneh itu yang kurasa mereka adalah sebangsa hermina. Tempat yang mengerikan, tidak ada cahaya matahari tidak ada kehangatan mereka terlihat begitu mengerikan, seolah mereka hendak membunuh donghae.
“APA YANG KAU LAKUKAN??” bentakku tak sabaran kepada angeloth yang kini berdiri menatapku dengan muka serius.
“cepat atau lambat dia akan menjadi aphr, dia bisa membahayakan kami semua. Sebelum kami semua lenyap… ialah yang harus dikorbankan..”
“m-m-maksudmu????”
“kami akan melenyapkan donghae dari dunia ini untuk selamanya..”
***
Author POV, The street, Seoul
Seorang wanita dengan kuku-kuku panjang bercat merah kelam berjalan dengan tergesa-gesa. Gemerincing gelang-gelang emas yang melingkar di kedua tangan dan kakinya berbunyi disetiap langkahnya. Wanita yang tidak dapat terlihat jelas wajahnya yang tertutupi oleh sebuah tudung kepala. Baju benang wol yang membalut tubuhnya yang indah serta rok rample mini yang bergaya lama eropa. Kakinya yang tak beralaskan hanyalah terdapat beberapa gelang emas yang melingkar dikedua kakinya yang indah. Wanita itu menenteng sebuah tas yang cukup besar namun lusuh, dengan tergesa-gesa iapun memasuki sebuah café bergaya eropa kuno dan siap untuk menemui client pentingnya hari ini.
“kau sudah datang madam” sapa seorang pria yang berbalut tuxedo hitam dan membungkuk kepadanya.
“katakan”
“kurasa.. mereka mencari korban lagi seperti kasus yang sedang marak dibicarakan”
Wanita itupun mengangguk dan melanjutkan langkah kakinya. Iapun menghampiri dua orang pria yang berpakaian lengkap dengan setelan jas. Salahsatunya tengah menunggu dengan gelisah. Wanita itupun meletakan tasnya diatas meja tepat didepan mereka semua dan berhasil mengalihkan perhatian mereka.
“selamat datang di la borerau bleu café” katanya singkat dengan nadanya yang sombong. Wanita itupun duduk didepan mereka berdua dengan elegan.
“madam, ini adalah youngwoon dan relatifnya sungmin. Seperti yang telah kuceritakan anaknya menghilang disana dengan keadaan hidup”
“ya, aku sudah tau. aku kwon boa, aku lebih suka kau memanggilku dengan nyonya kwon”
“baiklah nyonya kwon” kata sungmin berbicara secara berhati-hati.
“tidak usah banyak bertele-tele kita langsung saja, mana foto anakmu?”
Youngwoonpun menyerahkan selembar foto dari anak semata wayangnya itu. Kwon, memperhatikan dengan seksama setiap lekuk wajah anak tersebut. Kemudian iapun membuka tas besar yang lusuh yang sedaritadi ditentengnya. Terdapat berbagai jenis peralatan kuno dan lebih mengarah ke peralatan-peralatan sihir yang begitu lengkap. Iapun meraih sebuah benda yang terlihat seperti mangkuk. Iapun mengambil sebuah botol yang berisi cairan berwarna keunguan dan menuangkannya kedalam mangkuk tersebut. Iapun menggigit jari telunjuknya hingga darah mencuat keluar dari jarinya dan iapun menggambar sesuatu di atas permukaan cairan keunguan itu sembari membacakan sebuah mantra. Iapun mencelupkan foto hyukjae, untuk beberapa lama wanita itu terdiam tak berekspresi. Ia terus terpaku pada genangan cairan ungu yang tidak bergeming.
“apa yang kau lihat disana???” Tanya youngwoon tidak sabaran.
Namun wanita itu hanya terdiam.
“jawablah hey!!!” youngwoon berdiri dan sedikit membentak ia terlihat sangat tidak sabaran dengan wanita yang samasekali tidak menunjukan ekspresinya.
Youngwoonpun berdiri mendekat kearah wanita yang bagai terpaku sepertu patung, iapun menyibakan tudung yang sedaritadi menutupi wajahnya. Mata kedua pria yang terdapat didalam ruangan tersebut terbelak tidak percaya. Ternyata, wanita tersebut tidak hanya berdiam namun matanya yang melotot dan memaksa ingin keluar. Tidak lama kemudian tubuhnya berguncang hebat dan detik itu juga wanita itu berteriak hebat. Berteriak seolah seseorang telah menyakitinya, teriakan yang terdengar sangat menyakitkan. Cairan ungu itupun berubah menjadi kehitaman dan terdapat gelembung-gelembung seolah cairan tersebut telah mendidih. Seketika itu juga, sang pelayanpun dengan cekatan menumpahkan cairan kehitaman itu. Wanita tersebut berhenti berteriak dan mulai mengatur nafasnya.
“ini buruk..” katanya setelah agak tenang dengan wajahnya yang menegang.
“APA?? KATAKAN PADAKU APA YANG TERJADI KEPADANYA??”
“ia berada di tempat yang aman namun keadaannya tidak aman… dia harus bertahan dan bisa keluar dari sana..”
“ap-apa??? Dimana dia sebenarnya??”
Wanita itu tidak menjawab iapun berdiri dengan wajah yang masih menegang.
“Kibum kita harus bergerak cepat! Siapkan pelindung, dan aku akan membuat pintu masuk”
“baik madam” pelayan itupun membungkuk.
“hey pak polisi!! Apa maksudnya ini???”
“maafkan aku, kau pasti tidak akan bisa menerimanya dengan akal sehat tapi jika kau ingin anakmu selamat, tunggulah dengan sabar dan biarkan kami bekerja”
Kemudian pria tersebut meninggalkan youngwoon dan sungmin begitu saja. Sepi, kaget, dan tidak percaya semua yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Sungmin yang terlalu shock melihat itu semua hanya bisa terdiam dan terpaku, sedangkan youngwoon hanya bisa menghela nafas dengan pasrah.
_To Be Continued_
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
MIANHAEEEEEEEEEEEEEEEE untuk post yang lagi-lagi lamaa mianhae manhae mianhae >< aku juga mau minta maaf buat typo di EFTUL ke 4 harusnya youngwoon tapi malah jongwoon pabo, author emang pabo banget kepikiran akang yesung mulu sih :$ author juga sangat berterimakasih buat readers setia yang masih nungguin kelanjutan penpik author yang ga mutu pokoknya lope yu so mach deh :****** tunggu kelanjutannya yaa chingudeu ^^
Salam alay sejahtera! Dan tetaplah menjadi bintang di langit :3 #random

Fan Fiction Escape From The Undead Land [ Part 4 ]


Tittle                : Escape from the Undead Land [ Part 4 ] (Game and the Hermina)
Author             : Jung Yeonmin

Posted by Lee Hyemi

Cast                 : Lee Hyukjae, Lee Donghae, Jo Youngmin, Jo kwangmin, Kim Jongwoon, Cho             Kyuhyun, Lee Sungmin, Park Jungsoo
Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating              : G
A.N                   : WARNING!! Jangan baca part ini selagi makan, ataupun sebelum makan. Yang mau nyoba silahkan author ga tanggung jawab karena author bukan bang toyib~ *kabur ^^
Summary:
“palli, kita pergi!” kata hyukjae dan sekarang dia ikut menggandeng tanganku.
“kemana??”
“tentu saja ke istana Raja Hactrex!”
“APA????????”
Akupun mengomel sepanjang perjalanan tapi mereka seolah tidak mendengarku. Mereka berdua mengandeng kedua tanganku sehingga membuatku tidak bisa melepaskannya. Bodoh, bodoh pabo! Ini gila, sudah cukup gila. Akhirnya aku menyerah dan mengikuti langkah mereka, kalau saja hal itu tidak terjadi… aku pasti tidak akan disini, hal yang menyedihkan yang bisa terjadi di dalam hidupku aku ingin mengulangnya kembali, aku menyesal.
~.
Manusia adalah setan yang sesungguhnya, kau kesepian? Kau ketakutan? Mereka semua akan tunduk kepadamu. Mereka semua akan bertekuk lutut padamu. Percayalah ini bukan akhir hidupmu, kita akan membangun dunia baru yang lebih menyenangkan dari ini. Habisi, dan bunuh mereka semua. Mereka semua akan menjadi budakmu, mereka semua akan MATI.
            Kwangmin terbelak tidak percaya. Bagi anak kecil pada umumnnya itu adalah mimpi buruk di siang hari namun baginya, itu adalah awal dari kebahagian yang semu. Walaupun ia tersenyum, namun jiwanya tidak siap melihat pemandangan itu. Perlahan semuanya berubah menjadi gelap
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Author POV
A day in the autumn..
Tes.. tes.. tes..
“appa?”
Tes.. tes.. tes..
“kenapa tubuh appa terselimuti sirup merah?”
Sreeet
“bayangan apa itu?”
“k-k-kyu…”
“appa? Kau berbicara?”
SREEET
“itu kan.. satan!”
“pe-pe-pergi…pergi.. cep-aa.. AAAAAAAAAAAAAARRRGGHH”
JLEBB
“SATAN!!! Kau  satan?? Apa yang kau lakukan pada appaku?? Ia belum selesai berbicara kenapa kau menusuk kepalanya begitu saja hingga pecah?????”
“ikutlah denganku..”
“aniya!”
“begitu? Baiklah kalau itu maumu, selamat bersenang-senang dengan appamu…”
“tunggu! Kau mau pergi kemana?”
“tentu saja kembali”
“itu.. kenapa kau membawa game yang dibelikan appa kemarin??”
“hem, bocah kecil.. aku datang dari game ini aku membawanya kembali ke duniaku”
“tidak boleh! Kembalikan”
Bocah kecil itu berlari dan melompat menuju satan yang telah memegang game yang diberikan appanya. Ia berusaha sekuat tenaga menarik kembali game itu namun usahanya sia-sia.
“HAHAHAHAHAHA bocah kecil, kau mencoba menggelitikiku?”
“tidak! Kembalikan game ku!!!”
“bodoh, dasar keras kepala!”
Makhluk itu menghempaskan tubuh mungil bocah kecil yang tidak bersalah itu dan mengacungkan tongkat panjang yang di ujungnya terdapat pisau berbentuk sabit, seperti pedangnya dewa kematian.
“satan kau memang jahat seperti di dalam game!”
“yaya begitulah aku, dan sebentar lagi aku akan mengakhiri mimpi burukmu dan ini.. rasanya akan sedikit sakit”
“apa yang akan kau lakukan???”
“mengirim bocah nakal sepertimu ke neraka HA HA HA HA HA”
JLEEEEEBB
Gelap
.
.
.
.
Dalam gelap, terdapat sebuah suara serak dari bocah kecil itu dan berkata
angeloth?
~.~.~.~.~.


Seoul, police office
Seorang pria paruh baya dengan penampilan yang sangat berantakan dengan kemeja yang lusuh, sepatunya yang penuh dengan tanah, jamnya yang sudah retak, lingkaran hitam yang melingkar di kedua matanya dan raut wajahnya yang terlihat sangat panik. Berjalan terburu-buru menghampiri seorang polisi yang tengah siap menerima tamu lengkap dengan laptopnya untuk mencatat kesaksian apa yang akan diberikan. Pria paruh baya itu setengah berlari menuju meja polisi itu dan ketika sampai ia menggebrak meja polisi itu. Sukses membuat sebuah cangkir berisi kopi hangat yang baru diminum setengah jatuh kelantai dan menghadirkan suasana hening di ruangan kantor polisi itu.
“TOLONG!! TOLONG ANAK KAMI!!”
Dengan muka merah padam dan gelagatnya yang tidak sabaran terlihat jelas di wajahnya, takut khawatir penyesalan menumpuk dan bercampur di raut wajahnya.
“tenang dulu pak, kami akan menolong anakmu.. tenangkan diri bapak dahulu duduklah dengan rileks dan ceritakan apa yang terjadi”
Dengan raut muka yang masih tidak berubah, dan sekujur tubuhnya yang menegang iapun mencoba untuk duduk di bangku yang tersedia di depan meja polisi tersebut.
“minumlah ini, tenangkan dirimu”
Slurrrp
“bagus, sekarang tarik nafas dalam dan ceritakan semuanya pelan-pelan”
Pria itu mencoba menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Nampaknya itu cukup berhasil, namun tetap saja raut wajahnya tidak berubah.
“anakku.. anakku menghilang!! Tolong dia!! Kumohon! Istriku.. sekarang istriku sudah menjadi gila! Dan aku juga.. aku nyaris gila akan semua ini!! Kumohon tolong anakku, ia adalah anak sematawayang kami!! Tolongg kumohon tolong!!”
“baik pak, tenang dulu kami pasti akan menolong anak bapak. Bisa bapak ceritakan bagaimana dia bisa hilang?”
Pria itu terdiam iapun menunduk dan mengerutkan kedua alisnya. Ia seperti memikirkan sesuatu.
“bagaimana kalau.. kalian ikut denganku? Ditempat anakku hilang! Aku akan membayar berapapun yang kalian minta asal ia bisa selamat!!”
“hem.. baiklah kami akan menyediakan tim pencarian dan juga anjing pelacak, bagaimana kalau besok kita berangkat?”
“ya!! Benar, aku akan mengantar kalian ketempat itu besok!”
Sungmin POV
Keesokannya
“hyung.. aku khawatir melihat keadaanmu, apa kau yakin ingin mengantar tim polisi itu ketempat yang.. menurutmu hyukjae menghilang?”
“bukan menurutku sungmin-ah! Tapi dia benar-benar menghilang disana! Sudahlah kemudikan mobil ini dengan benar dan arahkan ke tempat itu”
“tapi hyung.. bagaimana jika para polisi itu.. menolak lagi seperti polis-polisi yang sebelumnya?”
“tidak.. mereka tidak boleh setega itu kepadaku! Aku sudah membayar mereka mahal!”
“jongwoon hyung.. aku kasihan padamu” kataku di dalam hati
Jongwoon hyung terdiam, hening di dalam mobil mewah milik hyungku ini yang sedang kupegang kemudinya. Berhari-hari semenjak aku memberitakan kematian noona membuatnya terlihat sangat kacau. Belum lagi hyukjae, anak sematawayangnya yang menghilang secara misterius. Dari cerita yang kudengar darinya, penjelasannya sangat jauh dari akal manusia. Sama sekali tidak logis dan masuk akal. Mungkinkah ia memiliki gangguan jiwa? Mungkin saja hyukjae kabur dengan teman-temannya dan bersembunyi di suatu tempat, anak itu memang nakal. Sampai aku mendapatinya telah bersama dengan teman-temannya aku tidak akan segan untuk menamparnya, ini sudah sangat kelewatan. Tidak tahu kah ia? Bahkan eommanya menjadi gila dan sekarang appanya setengah gila! Akupun menginjak pedal rem secara perlahan dan menghentikan mobil mewah berwarna hitam legam ini. Begitupun tim polisi yang berada di belakang kami yang ikut berhenti.
Dengan tidak sabaran jongwoon hyung melepaskan seat belt yang mengikat tubuhnya sepanjang perjalanan. Iapun memencet sebuah tombol dan secara otomatis pintu mobilpun terbuka. Ia keluar mobil secara terburu-buru dan langsung menghadap pemimpin para polisi itu. Akupun mengikutinya.
“ia menghilang disini!”
“disini?”
Dengan muka sedikit heran polisi tersebut melangkah mendekati tebing juram dan melihat pemandangan di bawah. Kemudian iapun menatap sekeliling. Hanya ada jalan, tebing tinggi yang menjulang di samping kami, dan jalan buntu yang dibawahnya terdapat sungai deras dan hutan yang sangat lebat.
“mungkin.. sekarang.. dia sudah mati”
“tidak!!! Kesimpulan apa itu?? Terakhir aku meninggalkannya dia masih hidup! Hidup sehat walafiat!”
“hemm.. apa dia gila?” kata polisi itu dan menatapku
“dia..”
“aku tidak gila!! Saat itu.. ada sebuah kota disini!! Yaa, jalan ini tidak buntu!! Ada sebuah kota yang sangat mengerikan!! Para penduduknya berkulit pucat seperti zombie! Aku mengirimkan anakku ketempat tinggal noonaku, dari alamat yang noona berikan tapi..”
“apa?”
“ketika aku telah mengantar anakku dan dalam perjalanan pulang, sungmin menelponku! Ia berkata.. hyeon noona sudah meninggal seminggu yang lalu!!!! Dan ketika aku hendak kembali ke kota itu.. kota itu hilang!!! Dan berubah menjadi jalan buntu!!”
“kau seharusnya membawa dia ke psikiater, atau rumah sakit jiwa..” kata polisi itu kepadaku.
Oke, aku sudah menduga ini akan terjadi.
“AKU TIDAK GILA PAK POLISI!! pak polisi aku serius! Anakku hilang dibalik tebing ini! Waktu itu disini ada sebuah kota aneh! Aku berani bertaruh! Aku tidak gila!”
“maaf sudah membuat kekacauan” kataku kalem dan membungkukan badanku
“tidak!! Apa yang kau katakana sungmin-ah??? Tunggu!! Anjing pelacak! Tunggu dulu, biarkan anjing itu mencium bau anakku!!”
Jongwoon hyungpun setengah berlari menuju anjing itu dan menyodorkan sebuah sepatu kets milik hyukjae. Anjing itupun mendengus-dengus sepatu itu. Terlihat jelas di wajah jongwoon hyung penuh dengan kecemasan dan penuh harap. Ia berharap anjing itu melangkah ke suatu tempat dan menemukan hyukjae. Namun semuanya sirna, karena tidak ada reaksi yang dilakukan anjing itu.
“baiklah nampaknya ini waktunya untuk kembali” kata polisi itu dan mengangkat alisnya
“sekali lagi maaf telah merepotkanmu” kataku dan membungkuk kepadanya.
“ya tidak masalah, kusarankan untuk membawanya ke psikiater”
“baiklah terimakasih”
Satu persatu tim polisipun mulai menaiki mobil patroli, begitupun polisi yang memegang anjing pelacak itu. Namun, aku mendapati suatu keganjalan. Ketika polisi tersebut menarik tali anjing tersebut, anjing tersebut tidak bergeming sedikitpun! Nyaris tidak ada reaksi, ia hanya terdiam menatap lurus dan seperti mati.. anjing itu terlihat seperti patung.
“anjing itu sakit?”
“mwo? Apa maksudmu?” kata pemimpin polisi itu yang baru saja hendak menaiki mobil patroli.
“umh aniya..” kataku.
Akupun berjalan menuju jongwoon, yang nampaknya ia menyadari keganjalan dari anjing pelacak itu. Jongwoonpun berlutut menatap anjing itu. Dan polisi yang memegang kendali anjing tersebutpun tidak berusaha memaksa anjing itu untuk pergi. Ketika aku mendekat, sekilas aku melihat polisi tersebut tersenyum tipis. Kemudian polisi tersebut berjongkok dan mengusapkan tangannya ke kepala anjing itu dengan lembut. Jongwoon terdiam dengan wajah penuh harap.
“chien de grade, bon travail”
Polisi itu berbicara pada anjing itu, kurasa ia berbicara dalam bahasa perancis. Seakan mengerti perkataan tuannya, anjing tersebutpun menghentakan kakinya secara teratur selama tiga kali.
“apa yang terjadi padanya?” tanyaku kemudian
“ia senang atas pujianku”
“eh?”
TINN TINN TIIINNN
Bunyi klakson mobil patroli menglaksoni kami, memberikan pertanda kepada sang polisi untuk segera kembali ke dalam mobil patroli.
“temui aku di la borerau bleu besok jam 4 sore”
Kata polisi itu kemudian iapun memberiku secarik kertas dan meninggalkan kami. Iapun menaikan anjingnya di tempat khusus anjing di bagian belakang dan iapun naik dan duduk di bagian depan mobil. Kemudian mobil itupun bergegas jalan. Anjing itupun menyembulkan kepalanya melalui jendela. Perlahan mobil-mobil patrol itu mulai meninggalkan kami. Dan ketika mobil patrol itu mulai menjauh, tiba-tiba saja semua anjing pelacak yang terdapat di mobil polisi itu meraung secara bersamaan. Seolah malam bulan purnama telah datang, merekapun menyerukan senandung yang sukses membuat bulu kudukku berdiri. Jongwoon tersenyum puas.
“lihat, kurasa.. polisi itu tau! Lihat sungmin-ah aku tidak gila!!”
Akupun mengerutkan dahiku, akupun mencek secarik kertas yang telah diberikan polisi itu. Tertulis:
ßφД
“tulisan latin? Apa ini? Sandi?”
.
.
.
.
Hyukjae POV, Axphrote world
“heeyy lepaskan aku kalian pabo!! Lepaskan dasar anak manusia bodoh!! Lepaskan lepaskaaann” amuk youngmin kepada kami.
“hey, donghae-ya apa kau punya obat tidur?”
“obat tidur? Kekekeke yang benar saja, aku tidak menyimpan benda seperti itu!”
“anak ini berisik sekali, kau mau kusumpal mulutmu dengan kaus kakiku hah??”
“huh anak manusia bodoohh lepaskan akuu!!”
“baiklah baiklah hyukkie, kita sudah berjalan sekitar dua kilometer jauhnya dengan memeganginya sepanjang jalan, apa kau tidak lelah? Bagaimana kalau kita melepaskannya saja?”
“huh menyusahkan saja kau youngmin! Baiklah baiklah kita lepaskan”
Akupun melepaskan tanganku yang sedari tadi memeganginya sepanjang perjalanan. Iapun menepuk-nepuk bahunya dan sekujur lengannya seolah-olah terdapat banyak debu di sekujur tubuhnya. Dasar anak yang sombong, padahal aku kan bermaksud menyelamatkannya bermaksud berbaik hati kepadanya tapi kenapa ini balasannya???
KRIUUKK~~ KRIUKK~
“kau lapar?” Tanya donghae padaku
Akupun memegangi perutku dan tersenyum. Kamipun melemparkan pandangan ke segala arah. Akupun melirik ke arah jam tangan hitamku yang tak pernah lelah mengalung di pergelangan tanganku walaupun kini kacanya telah penuh goresan.
“sekarang sudah jam 12 siang, memang sudah sepantasnya kita lapar”
“ah iya benar juga, kau kan butuh makan hemm”
Iapun terlihat berfikir sebentar kemudian ia menghampiri sebuah pohon yang uh., apa itu benar-benar pohon? Maksudku, tumbuhan itu terlihat seperti sebuah.. bongkahan kayu besar yang menjulang tinggi sekali dan aku tidak dapat melihat ujungnya karena hanya gelap yang kudapati. Mungkin itu adalah daun dari pohon tersebut yang menutupinya sangkin lebatnya pohon tersebut. Namun.. batang pohon itu sangat tidak kokoh, malah sangat lunak dan terlihat sangat uh menjijikan. Batang pohon itu terlihat seperti bangkai yang sudah membusuk. Donghaepun menggapai salah satu batang yang berukuran sedang dan dengan sekuat tenaga ia menariknya. Hingga aku dapat melihat batang sedang itu terpisah dari badannya dan terdapat lendir berwarna kemerahan keluar dari dalamnya dan menjuntai seakan tidak mau terpisah dengan badannya. Hal ini membuat donghae harus mengeluarkan pedangnya untuk memisahkan lendir kental kemerahan itu dengan badannya. Setelah berhasil terpisah secara ajaib lendir itupun membentuk batang baru lagi.
“kurasa ini cukup untuk kita bertiga”
“kau tidak akan menyuruhku memakan itu kan?” kata youngmin
“hemmm menurutmu?” sambil berkata itu donghaepun mengayunkan pedangnya dan menebas batang pohon itu menjadi tiga bagian.
Uhh sejujurnya kalau boleh memilih aku lebih memilih untuk tidak makan tapi.. perutku tidak bisa di kompromi. Sudahlah eunhyuk, anggap saja kau sedang memakan kimchi.. yah.. mungkin sedikit mirip dengan kimchi karena warnanya kemerahan.. uh kurasa begitu.
“ini untukmu hyukjae dan ini untukmu youngmin”
“tidak! Aku tidak lapar!” iapun membuang mukanya. Beberapa menit kemudian.
KRIUUKK~~ KRIUKK~~
Aku dan donghaepun saling berpandangan, suara itu berasal dari youngmin. Kamipun melempar pandangan kami kearahnya dan mengangkat kedua alis kami.
“apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu?? Aku tidak la—“
KRIUUUKKKK~~
“hahahahaha sudahlah ambil ini, hanya ini yang bisa kita makan untuk menyelamatkan perut kita makanlah” kata donghae dan diikuti oleh gigitannya ke batang itu. Lendir merah itupun menjalar ke sekitar mulutnya donghae terlihat sangat menikmatinya seolah ia memakan ayam panggang yang berlumuran saus.
Aku mematung
“AKU MANUSIA BODOH! Bukan Aphr sepertimu!!! Aku tidak mau makan makanan menjijikan seperti itu!!”
“uh.. ayolah youngmin kurasa ini tidak masalah” kataku dan mulai mengangkat batang itu mendekati mulutku. Akupun menelan ludah dengan muka sedikit khawatir akupun menutup hidungku dengan tangan kiriku dan memejamkan mataku. Baiklah hyukjae, masukan benda ini kemulut segera kunyah dan habiskan, begitu saja kan? Bayangkan ini kimchi hyukjae!! Ini kimchi!! Dan benda itu semakin mendekat semakin mendekat dan..
PLAAKKK
Aku merasakan basah di punggungku. Dingin, seperti ada sesuatu cairan yang menghantamku dari belakang namun nampaknya cairan ini masih berada di punggungku ah, tidak bukan cairan biasa sepertinya.. ini..
PLAAAKKK
Bagus sekarang benda itu mendarat di kepalaku. Akupun menjatuhkan batang yang akan kumakan tadi, melepaskan tangan kiriku dari hidungku dan kini kedua tanganku menuju kepalaku. Akupun memegan kepalaku dan mendapati suatu.. cairan kental, dingin dan bergerak-gerak diatas kepalaku. Akupun mengambil secuil dan perlahan membuka mataku dan mendekatkan secuil cairan kental itu ke depan kedua mataku. Perutku mual, dan mataku terbelak. Kudapati sebuah cairan berwarna oranye bergerak gerak bagai hidup dan terdapat sebuah bola mata kecil di dalamnya.
“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
Tiba-tiba terdapat hujan dari cairan-cairan aneh itu menghujani kami. Donghae dan youngmin memainkan pedangnya secara rancau aku cuman bisa berlari sambil berteriak. Uh ini sangat menjijikan rasanya aku mau memotong rambutku hingga botak agar aku bisa terpisah dari cairan yang berisikan bola-bola mata yang sangat menjijikan ini.
“HUAAAAAA EOMMAAAAA EOMMMAAAAAAAAAAAAA”
“dasar anak manusia bodoh, seharusnya kau membantu kami mencari musuh yang bersembunyi yang melempari kita dengan cairan aneh itu bukan berteriak memanggil ibumu!!!!”
“aaaaaaahhh aku tidak bisa melakukan apapun!! Ini menjijikan aku mau mun—“
HOEEEEKK
“bagus, sekarang kau malah muntah! Dasar tidak berguna”
“anii, kurasa mereka menyerang kita dari atas pohon itu”
“itu semua pasti gara-gara kau haedong!! Kau yang seenak jidat menebas batang pohon itu!!”
“haedong?? Ya youngmin!! Namaku donghae bukan haedong!!”
“terserah, hey anak manusia kau kan punya panah kalau mereka berada di atas pohon cepat gunakan itu!!”
“ah iya kau benar..”
PLAAKK sebuah cairan mendarat di punggungku kembali
HOEEEKKK
“ahh kau tidak bisa diandalkan setiap kena lendir itu kau muntah, sini berikan senjatamu itu padaku!”
“tidaakk!! Aku yang akan memanah sen—“
“HUAAAAAAAAAAA!!” jerit kami bertiga dan..
BLUBB
Bagus, sekarang kami terperangkap di dalam kubangan yang lagi-lagi berbentuk lendir aneh berwarna kehijauan.
HOEEEEKKKK
“YA! HYUKJAE YA BISA TIDAK KAU BERHENTI MUNTAH????”
~.~.~.~.~.~
Sekarang aku telah berada di sebuah panci besar berisikan lendir berwarna kehijauan itu tubuhku yang penuh dengan lendir oranye dan terdapat bola mata di dalamnya, dan kini?? Kami digerek dengan sebuah tali yang berasal dari batang hijau pohon tersebut menuju ke atas. Semakin ke atas mendekati kegelapan yang terdapat di atas pohon itu. Apapun itu, aku berharap semoga kami tidak akan dijadikan santapan makan siang mereka. Ya semoga saja.
Sekarang, kami sampai di atas, lebih tepatnya disebuah rumah pohon. Gelap, sangat gelap aku tidak bisa melihat apapun. Tubuhku sangat lemas karena sedari tadi aku mengeluarkan isi perutku yang sebenarnya isinya saja sudah kosong. Ini tidak bagus. Rasanya aku mau mati, aku benar-benar ingin keluar dari sini! Didalam gelap, aku dapat mendengar suara seseorang yang berbincang-bincang dengan sebuah bahasa yang yang sangat aneh. Sepertinya ia berbicara dengan sebuah benda.. mungkinkah handphone? Nampaknya ia juga bukan seorang aphr, entah kenapa firasatku menyatakan tubuhnya sempurna dan dia bukanlah aphr. Tiba-tiba panci kami bergerak dengan sendirinya, seperti sebuah kekuatan sihir yang menggerakannya. Dan orang yang melakukan itu berada di belakang kami karena aku dapat mendengar jelas langkahnya. Aku dapat mendengar jelas suara seseorang berusaha membuka pintu yang terkuci, kemudian perlahan pintu itu terbuka. Sebuah cahaya silau menyorot kedua mataku. Sangat silau aku memejamkan mataku, kornea mataku belum siap untuk menerima cahaya yang begitu menyilaukan setelah aku menyelami kegelapan.
“manusia?? Dia manusia!!” kata salah seorang dari mereka dan aku masih tidak bisa melihat jelas wajahnya.
Tiba-tiba sebuah semprotan lembut menepuk kepala dan sekujur tubuhku, sebuah air segar yang sangat kurindukan. Air segar itupun membasahi kepalaku hingga lendir menjijikan itu telah hilang, air itu juga berhasil mencairkan lendir hijau yang terdapat di panci kami. Kemudian salah satu dari mereka menaruh suatu benda di dekat panci kami dan..
BOOOOMMM
Sebuah ledakan meledak tepat di depan panci kami namun anehnya hanya asap yang mengebul menghalangi pandangan dan berhasil menghancurkan panci itu beserta lendir hijau yang kini telah menhilang dalam hitungan detik. Masih didalam asap yang tebal semprotan air segar itu kini dapat kurasakan kembali, dan benar-benar mengenai sekujur tubuhku. Aku berasa hidup kembali. Perlahan asap itu mulai menghilang, perlahan aku bisa melihat beberapa sosok dan seorang sosok yang berdiri di depan kami, dengan sayapnya yang menjuntai indah di pundaknya. Astaga.. apa aku bermimpi? Ini.. ini..
“malaikat??”
“bukan hyukkie, tapi angeloth” kata donghae dan tersenyum.
“kau benar, selamat datang di hermina aku Jungsoo, angeloth pemimpin dari para hermina
~.~.~.~.~
Author POV
“yang mulia.. mereka pergi ma-ma-maafkan aku”
“aku tahu”
“arwah bodoh itu yang membawa mereka pergi”
“lalu..?”
Raja merekapun tersenyum tipis, dibalik sorot matanya yang tajam diantara kegelapan. Aphr itupun menundukan kepalanya, melangkahkan mundur kakinya dan membalik badannya seolah ia berbicara kepada para prajurit.
“cepat sampaikan ke seluruh penjuru kota! cari manusia-manusia itu! Kita harus mendapatkan mereka semua! Kita harus membawa mereka semua kesini!”
Iapun menghela nafas
“tenang saja, aku berani menjamin manusia-manusia bodoh itu tidak akan pernah bisa lari dari sini..”
“be-begitukah? Sy-syukurlah.. apa kau menggu—“
“pengawal”
“ya?”
“bawa aphr yang tidak berguna ini pergi”
“kemana tuan?”
doomshell”
“baik laksanakan tuan”
“tu-tunggu!! Ja-ja-jangaan! Maafkan aku tidak maafkan aku yang mulia!!”
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
.
.
.
.
.
.: To Be Continued :.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Akhirnya~ selesai juga part 4nya ^^ mian lama updatenyaaahh >< author sibuk liburan keliling eropa sama akang henli u.u *digilesstrings* hehehe ^^v jeongmal kamsahamnida buat chingudeul yang udah setia nungguin dan baca fanfic EFTUL ini. Please like and commentnya yaahh chingu, satu comment mu berharga untuku u.u tunggu kelanjutannya  kapan-kapan~ #plak
Powered By Blogger