Minggu, 30 Desember 2012

Fan Fiction Escape From The Undead Land [Part VI]

Title                : Escape from the Undead Land [ Part 6 ] The Battle
Author             : Jung Yeonmin

Posted by Lee Hyemi

Cast                 :
Main cast:
-          Lee Hyukjae
-          Lee Donghae
-          Jo Twins
Hermina’s family:
-          Park Jungsoo
-          All of SHINee member
-          Cho Kyuhyun
Other cast:
-          Kim Youngwoon
-          Lee Sungmin
-          Kwon Boa
-          Kim Ki Bum
Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy
Rating              : G
Summary             :
Mataku terbelak bagai tak percaya akan sebuah pemandangan yang benar-benar membuat emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Kudapati sebuah asap yang bergerumul dan memancarkan sebuah gambar, gambar dari donghae yang disiksa oleh para makhluk-makhluk aneh itu yang kurasa mereka adalah sebangsa hermina. Tempat yang mengerikan, tidak ada cahaya matahari tidak ada kehangatan mereka terlihat begitu mengerikan, seolah mereka hendak membunuh donghae.
“APA YANG KAU LAKUKAN??” bentakku tak sabaran kepada angeloth yang kini berdiri menatapku dengan muka serius.
“cepat atau lambat dia akan menjadi aphr, dia bisa membahayakan kami semua. Sebelum kami semua lenyap… ialah yang harus dikorbankan..”
“m-m-maksudmu????”
“kami akan melenyapkan donghae dari dunia ini untuk selamanya..”
***

Author POV, Kerajaan Hactrex
Sebuah Aphr kerdil dengan bola matanya yang mencuat berjalan dengan payah dengan sebelah kakinya dan senyuman mengembang dibibirnya hingga memperlihatkan deretan giginya yang menghitam dan kurus seperti kacang kering. Iapun berjalan setengah berlari dengan pontang-panting seakan membawa kabar gembira. Fisiknya terlihat begitu kumuh dan menghentikan langkahnya tepat didepan sebuah kerajaan yang sangat megah dan terlihat begitu mengerikan.
“apa urusanmu?” Tanya salah seorang aphr bertubuh besar yang dilapisi jeratan rotan yang melilit disekujur tubuhnya yang merupakan salah satu dari ribuan prajurit yang menjaga didepan pintu besar yang terlihat lapun namun sangat kokoh dan bahkan tidak bisa ditembus oleh benda apapun.
“aku menemukan mereka” katanya dengan senyumnya yang semakin melebar.
Aphr itupun menatap lekat aphr kerdil yang masih mengembangkan senyumannya itu. Seakan menelaah akan kebenaran yang diucapkan aphr kecil itu, setelah agak lama iapun  membukakan pintu raksasa tersebut hanya dengan sentuhan jarinya. Hanya terdapat sebuah ruang hampa yang sangat gelap.
“kau akan ku antarkan langsung bertemu dengan raja, jaga sikapmu atau kau akan mati”
“baiklah”
Aphr kerdil itupun berjalan dengan hati-hati memasuki ruangan hampa tersebut dan sekejap, gelap yang ia lihat sebelumnyapun berubah menjadi sebuah tempat yang sangat mengerikan. Api biru berkobar disamping kiri dan kana aphr tersebut, sebuah ruangan yang begitu luas, begitu megah namun gelap dan memiliki tatanan yang mengerikan. Tepat didepannya terdapat sebuah singgasana yang sangat megah, dan terdapat seseorang duduk dengan jubah hitam legam membalut tubuhnya. Suasana disanapun seakan mengancam, aphr kerdil tersebut dapat dengan jelas merasakan ratusan pasang mata memperhatikannya.
“apa yang kau dapatkan?” Tanya seseorang yang duduk di singgasana tersebut, dengan suaranya yang mencekam.
“m-m-maaf mengganggu anda tuan, hamba datang karena mengetahui keberadaan para buronan yang sedang tuan cari”
Raja tersebut hanya terdiam menunggu kata-kata berikut yang akan diucapkan aphr kerdil itu.
“umm, seorang arwah pengacau, seorang manusia utuh dan… seorang penghianat mereka kan yang kau cari?”
“lalu?”
“waktu itu.. aku melintasi hutan yang tidak pernah dimasuki seorang aphr karena disana.. yaa entahlah disana memang tidak ada yang menarik untuk didatangi namun.. ketika aku melintasinya, aku bisa merasakannya! Aku merasakan kehadiran seorang aphr namun baunya tidak begitu kuat. Akupun memasuki hutan itu namun tidak terdapat apa-apa namun tuan aku berani bersumpah aku merasakannya!”
“hem HUAHAHAHAHAHAHAHA” raja itupun merespon dengan tawanya yang jahat seakan ia menang akan sesuatu hal.
“ha.. hahahahahahaha” aphr kerdil itupun ikut tertawa
“DIAM! Aku tidak menyuruhmu tertawa!” aphr itupun terdiam.
“huh, kerja bagus aphr kerdil, tunjukan tempat tersebut padaku” sembari berkata tersebut iapun bersiul sekejap sepasang mata mulai terpasang didalam kegelapan dan merekapun mulai menampakan wujud mereka. Rex, monster yang sangat mengerikan, dengan ketiga tanduknya yang runcing dan taring-taring mereka yang begitu tajam dan air liur mereka yang sukses melepuhkan benda apapun. Namun diantaranya, terdapat Rex yang paling mengerikan. Ia memiliki tubuh yang lebih besar dari yang lainnya, rupanya menyerupai naga namun sama dengan rex lainnya, ia memiliki tiga buah tanduk runcing dan taring-taring yang jauh lebih tajam serta air liur yang mampu memusnahkan dalam sekejap. Cakar-cakarnya yang tajam dan keras, makhluk-makhluk ini kurang lebih menyerupai dinosaurus jenis T-rex namun memiliki sayap seperti naga dan taring yang mencuat seperti mammoth* namun lebih runcing dan ramping dari seekor mammoth.
“bersiaplah, kita akan berperang”
***
Hyukjae POV
“DIMANA DONGHAE?? JAWAB!” bentakku kepada seorang angeloth yang sedang menampilkan penyiksaan yang dilakukan para hermina terhadap donghae.
“maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini karena..”
“AKU TIDAK BUTUH PENJELASANMU!! ANTAR AKU KESANA SEKARANG!” akupun menarik baju putihnya hingga membuat tubuhnya terangkat. Wajahnya tetap sama tenang. Ia sama sekali tidak melakukan perlawanan. Akupun menghempaskan tubuhnya dan hendak melayangkan tinju, seketika itu juga ia menjentikan jarinya dan pemandangan padang bunga yang indah itupun sirna.
Hanya gelap menyelimuti tempat aku berpijak sekarang, gelap dan sangat menyeramkan, suasana yang begitu tegang dan mencekam. kudapati para hermina yang menyerupai setengah manusia berkepala hewan dan berdiri dengan kedua kaki mereka menyiksa donghae yang meronta-ronta kesakitan. Akupun berjalan mendekat dengan tidak sabaran, langkahkupun dihentikan oleh salah satu keluarga hermina yang berjenis peri itu.
“maaf hyukjae.. ini demi keselamatan kita semua” tukasnya dengan wajahnya yang menunjukan penyesalan.
“kau.. kau salah satu dari lima peri yang tadi bukan???? Minggir!! Aku ingin menghentikan semua ini!”
Tiba-tiba ruangan itupun bergetar seakan terkena gempa namun bukan sebuah gempa biasa. Seperti sesuatu menubruk pohon-pohon yang menjadi pondasi tempat hidup para hermina itu. Semuanyapun membeku. Mereka semua berhenti menyiksa donghae. Akupun memperhatikan jungsoo yang seketika matanya membelak, dan suasanapun menegang.
“oh tidak… kita terlambat” ucap salah seorang peri hermina tersebut.
Akupun memperhatikan jungsoo yang mengatakan suatu bahasa yang tidak ku mengerti seolah menyerukan kepada para hermina tersebut untuk melakukan perlindungan. Sebuah terompet yang sangat pengang dan jelas tidak ramah ditelinga diperbunyikan seolah menandakan sesuatu yang gawat. Para hemrmina tersebutpun merancu pergi meninggalkan donghae dan air muka mereka semua terlihat panic. Akupun mendekati donghae dan segera melepaskan tali yang mengikatnya.
“donghae ya, apa yang telah terjadi??”
“ini semua.. salahku..”
“apa?? Apa yang telah kau lakukan???!!!”
“tidak… semakin hari aku semakin terlihat menjadi aphr, para aphr itu dapat dengan mudah mencium keberadaan sesamanya”
“m-m-maksudmu..”
“mereka.. mereka me—“
Tiba-tiba saja kalimat donghae terputus dan menghunuskan pedangnya ke arahku dengan air mukanya yang seolah-olah ia tidak ingin melakukan itu.
“donghae ya apa yang terjadi padamu?!!”
“lari!!! Lari hyukjae!! Aku—“ lagi-lagi kalimatnya terputus dan pedangnya berusaha menusukku.
Donghaepun terus menerus menyuruhku berlari dengan tangan dan pedangnya yang seolah tidak bisa berkoordinasi dengan pikirannya. Seakan memangsaku dan menghunuskan pedangnya berkali-kali kearahku. Akupun berlari secepat mungkin meninggalkan donghae. Dari kejauhan aku mendengarnya berteriak dengan begitu mengerikan. Akupun berlari tanpa arah dan begitu rancau.
“lee hyukjae kau bisa mendengar suaraku?”
Akupun terdiam. Suara seorang wanita yang tidak kukenal. Hanya terdengar suaranya tanpa sosok yang jelas.
“aku Kwon Boa, dengarkan suaraku. Aku akan menuntunmu untuk dapat keluar dari tempat ini”
“bagaimana aku bisa mempercayaimu?”
“ayahmu, ialah yang meminta bantuan kepadaku”
Tiba-tiba getaran semakin kuat dan membuat tubuhku tidak seimbang. Akupun berjalan dengan susah payah kearah jendela. Akupun mengintip dibalik jendela mungil yang terdapat disisi kananku. Mataku terbelak tidak percaya berates-ratus ah tidak mungkin ribuan aphr dan beberapa makhluk aneh yang mereka tunggangi kini mengerumuni rumah pohon yang luar biasa ini. Makhluk-makhluk aneh yang ditunggangi para aphr tersebut menyeruduk pohon-pohon yang menjadi pondasi tempat ini sehinga menyebabkan getaran-getaran yang sedaritadi ku rasakan. Tiba-tiba seekor makhluk aneh dengan aphr diatasnya melesat dengan cepat dan mendekat ke arah jendela mungil tempatku mengintip namun jaraknyapun tak sampai, seolah sesuatu menyelubungi tempat ini sehingga tidak bisa ditembus oleh para aphr tersebut. Namun aphr itu mencobanya berkali-kali hingga aku mendapati sebuah retakan. Akupun mengambil langkah mundur dan segera melangkahkan kakiku untuk berlari menjauh dari jendela mungil tersebut.
“berlarilah hyukjae, selamatkan dirimu! Ambil senjatamu ditempat kau bangun tadi. Aku akan memberitahukanmu cara untuk selamat dari tempat itu” sahut suara wanita tersebut.
Akupun mengingat-ngingat kamar tempat aku terbangun tadi. Hanya bermodalkan insting dan perasaan, akupun melangkahkan kakiku tanpa aku yakin jalan apa yang akan kutemui. Tiba-tiba terdengar kembali suara wanita itu, iapun membimbingku untuk menemukan kembali kamar tempatku terbangun. Perlahan goncanganpun semakin kuat dan langit-langit yang menutupi bagian atas rumah inipun mulai runtuh. Dengan susah payah aku setengah berlari menerobos segala macam benda yang hendak menimpaku hingga aku mendapati sebuah pintu yang sedikit terbuka. Ya, kurasa disanalah tempat pertama kali aku membuka mataku setelah pingsan.
Akupun memasuki pintu yang sudah terbuka itu. Dengan sigap aku mencari-cari panah yang diberikan youngmin waktu itu, namun nihil! Aku mencari disetiap sudut ruangan namun aku sama sekali tidak menemukan benda itu. Rumah pohon raksasa itupun kian bergoncang hebat hingga membuat tubuhku tidak dapat berdiri dengan seimbang. Sial! Kurasa para hermina itu sengaja mengambil senjata itu dariku agar kita tidak melakukan perlawanan. Akupun tiarap dan berusaha merangkap, kedua kakiku sudah tidak mampu untuk menjaga keseimbangan untuk berdiri. Akupun merangkak menuju pintu luar hingga kudapati sepasang kaki yang errrr menjijikan! Sepasang kaki dengan kuku-kuku jari kakinya yang rusak kehitaman, salah satu jempol kaki kirinya yang copot sebagian sehingga menggantung dan bergelayut. Betisnya yang sudah tidak diselimuti kulit dan hanya diselimuti sebagian daging sehingga aku dapat melihat jelas tulang keringnya. Akupun berfikir keras, hermina? Ah tidak ini kan…
HARPPP
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Tepat saat aku berfikir keras aku merasakan lengan kiriku digigit oleh makhluk yang berdiri didepanku itu. Akupun mengerang dan berusaha berdiri dan dengan susah payah aku menendang makhluk itu sebelum ia berhasil membuat lengan kiriku copot. Akupun mengambil langkah mundur dengan berpegangan ke dinding kayu. Matakupun terbelak melihat sosok didepan ku, aphr. Aku nyaris tidak percaya, aphr didepanku ini adalah orang yang membawaku sampai kesini dan membuat diriku merasa nyaman didekatnya. Donghae, dia benar-benar telah berubah menjadi aphr sepenuhnya. Wajahnya tak setampan ketika pertama kali kita bertemu. Bagai aphr yang kehausan darah ia melihatku dengan wajahnya yang rusak dan kedua bola matanya yang nyaris keluar dari wajahnya itu. Ia menatapku seolah aku adalah santapan lezat untuknya. Bagus! Senjataku hilang entah kemana dan aku berada di sebuah rumah pohon yang bergoncang dan pintu masuk dicegat oleh seorang aphr yang menjadi teman seperjalananku yang kini menatapku sebagai santapan lezatnya. Bagus.
Ottokhae???? Apa yang harus kulakukan?? Ditempat seperti ini aku benar-benar tidak memiliki jalan keluar. Darah terus mengucur deras dari lengan kiriku yang sukses menimbulkan bekas luka yang sangat buruk membuat lenganku terlihat membusuk. Kalau aku biarkan terus menerus seperti ini aku akan mati kehabisan darah! Lagi-lagi goncangan hebat sukses membuat kedua kakiku lemas dan tangan kananku yang sudah tidak mampu bertahan didinding. Akupun terjatuh dan donghae semakin mendekat. Jangankan untuk berlari, untuk berteriak meminta tolongpun aku sudah tidak mampu. Perlahan akupun memejamkan mataku Appa, eomma mianhae.. jeongmal mianhae..
.
.
.
.
“hyukjae ya! Hyukkie! Bangun kau harus pergi sekolah! Hey jangan malas!”
Seorang wanita berparas cantik, menarik selimut seorang bocah kecil yang terbangun dan mengerucutkan wajahnya. Bocah kecil itupun menarik kembali selimutnya sehingga kini ia tenggelam dalam selimut tebal itu. Wanita itupun tersenyum. Dengan mengambil langkah dengan hati-hati seolah ia tidak ingin menimbulkan suara, iapun keluar dari kamar tersebut. Bocah kecil itupun mengintip dari sedikit celah yang ia buka dari selimutnya dan mendapati kamarnya yang kini kosong. Iapun menahan nafasnya seolah takut jika musuh mendapatinya. Perlahan ia membuka selimutnya dengan hati-hati.
DORR!
Bocah kecil itupun terlonjak, mendapati seorang pria yang cukup tampan yang kini hadir disampingnya dengan senyumannya yang lembut. Pria itupun mendekat dan menggelitik anak semata wayangnya itu. Bocah kecil itupun tertawa terkekeh geli mendapati sekujur tubuhnya digelitik oleh pria tampan itu. Tidak lama kemudian, wanita cantik itupun kembali memasuki kamar bocah kecil itu dengan nampan di tangannya yang berisikan beberapa potong roti dan segelas susu segar. Pria itupun berhenti menggelitiki anak semata wayangnya yang kini kelelahan akan tertawa.
“hyukjae ya, ini eomma bawakan segelas susu strawberry kesukaanmu”
Dengan cepat bocah kecil yang nyawanya sudah terkumpul itu menyergap susu strawberry kesukaannya itu.
“nah sekarang habiskan sarapanmu, mandi dan siap-siap pergi ke sekolah bersama appa” ajak appanya dengan lembut.
“bfaiklah affa! (baiklah appa)”
Bocah kecil itupun segera mengahabiskan sarapannya, iapun segera berbenah dan kini ia siap pergi ke sekolah. Iapun mencium eommanya sebelum akhirnya ia menaiki mobil bersama appanya. Senyum bahagia terlukis jelas di ketiga wajah keluarga yang hangat itu. Mobil berhenti tepat di sebuah taman kanak-kanak dan terdapat seorang wanita muda yang cantik yang siap menyambut kehadiran muridnya. Bocah kecil bernama hyukjae itupun menciup tangan appanya dengan lembut. Appanyapun mengusap dengan lembut kepala anaknya tersebut.
“jadilah anak yang baik ya nak”
“serahkan padaku!” bocah kecil itupun tersenyum dengan senyumannya yang manis dan melangkah keluar dari pintu mobil appanya. Iapun melambaikan tangan sembari diantar oleh gurunya kekelas.
Teng nong neng
Cklek
“Hyukjae ya!!! Kemana saja kau??? Ini sudah sangat larut malam dan kau baru pulang??!! Tidakah kau tahu jam berapa sekarang??!!” sambut seorang wanita paruh baya dengan beberapa kerutan kecil di sekitar matanya.
“jam 1.30 pagi? Ayolah ini bukan masalah yang besar! Remaja jaman sekarang bahkan sering pulang di pagi hari apa yang salah dari pulang jam 1.30 pagi??”
“kau..” belum sempat wanita itu melanjutkan kalimatnya namja yang memiliki wajah tampan dan tegas itupun masuk ke dalam rumahya begitu saja tanpa menghiraukan omongan wanita tersebut.
“cih dasar wanita tua! Bisamu hanya marah-marah saja setiap hari!”
“apa kau bilang??!!”
Namja itupun hanya berjalan dengan santai dan tidak menghiraukannya, kemudian ia memasuki kamarnya dan menguncinya dengan rapat.
***
“ehem, anakmu terbukti membolos sekolah selama tiga bulan, tertangkap basah berjudi di sekolah, membawa majalah dan video yadong ke sekolah, dan kasus yang sama sekali tidak bisa di tolelir lagi, ia memukul guru olahraganya. Kasusnya terlalu berat sehingga ia harus dikeluarkan dari sekolah”
“apa?? Kau tidak bisa berbuat begitu kepada anak kami!”
“maaf pak, namun kasusnya sudah terlalu berat inilah satu-satunya jalan yang bisa kami ambil”
“tidak! Kau harus membiarkannya tetap sekolah! Aku tidak ingin anakku dikeluarkan dari sekolah”
“maaf nyonya tapi..”
“kumohon” wanita itupun bersujud sambil berderai air mata di bawah kaki seorang kepala sekolah.
“nyonya kau tidak perlu melakukan…” pria paruh baya yang sedaritadi ikut memperjuangkan anaknyapun turut bersujud dikaki kepala sekolah tersebut.
“kumohon jangan keluarkan anak kami! Aku akan membayar berapapun agar anak kami tetap bisa sekolah! Aku mohon jangan biarkan ia tidak bersekolah”
“tuan.. nyonya.. ah baiklah baiklah aku akan memberikan satu kesempatan terakhir untuk anak kalian sekarang bangunlah kalian tidak perlu sampai harus bersujud kepadaku”
“benarkah??” kini wanita dan pria paruh baya itupun perlahan berdiri.
“ya ya yaa, tapi ingat ini adalah satu kesempatan terakhirnya! Dengan syarat, ia harus berubah, arraseo?”
“ne, kamsahamnida jeongmal kamsahamnida” sahut kedua orang tuanya bahagia dan tidak henti-hentinya membungkuk.
***
Sebuah mobil melintas dengan kecepatan diatas rata-rata menembus malam yang sunyi.
“sayang, mobilmu keren sekali! Kau benar-benar hebat!”
“hahahaha si tua bodoh itu untung saja ia mau membelikanku sebagai hadiah ulang tahunku! Ah, kau tahu? Mobil ini memiliki kecepatan maksimal yang melebihi angin!”
“benarkah?? Waah aku ingin melihatnya!”
“pegangan yang erat ya nona, kita akan berjalan lebih cepat dari angin!!”
Mobil ferari merah itupun melintas dijalanan yang sunyi hingga sorot lampunyapun mendapati sebuah tubuh seorang wanita dengan seorang anak kecil. Namun terlambat, pedal rem belum sempat ia injak dan sukses menabrak wanita dan anak kecil tersebut.
Nguing nguing nguing nguing
Sirine ambulance dan polisi bersahutan.
“anak anda terjerat kasus tabrakan serta pengemudi ugal-ugalan dan mendapati tindak pidana penjara minimal 5 tahun”
“apa??? Pak polisi, ayolah dia baru saja menginjak usia 16 tahun dia tidak seharusnya menghabiskan masa remajanya di penjara!”
“maaf pak sudah kewajiban bagi tiap warga menaati peraturan dan sudah sewajarnya bagi yang melanggar harus menerima hukuman”
“aku akan membayarnya! Ya berapapun itu akan kubayar selama anakku bisa bebas dari penjara!”
“hmm baiklah kalau kau ingin membayar namun hukuman penjaranya tetap ada namun hanya berkurang”
“berapa lama?”
“tiga bulan”
“bagaimana jika… aku saja yang menggantikannya dipenjara? Kumohon! Aku menjaminmu ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama, aku yang akan menghukumnya sendiri namun biarkan aku yang menjalankan hukuman penjaranya”
“maaf pak tapi..”
“ayolahh kumohon”
Polisi itupun menghela nafasnya dan menatap iba pria paruh baya yang mulai memutih rambutnya itu yang memohon dengan sangat kepadanya.
“kau tahu? Seharusnya ini tidak boleh.. ah anakmu itu harus membayar mahal untuk mempunyai seorang ayah sepertimu..”
Tok tok tok
“hyukjae ya, bangun hari sudah siang hari ini appamu sudah pulang..”
“hahh maksudmu si tua yang meninggalkan anak istrinya selama tiga bulan tanpa kabar itu?? Cih appa macam appa itu! Aku tidak mau menyambutnya”
“hyukjae ya..” sahut wanita tua itu melemah. Kerutan-kerutan kian banyak terlukis di wajahnya matanya yang lelah dan sedih melihat tingkah anak semata wayangnya. Begitu sakit hatinya memperjuangkan anaknya sedangkan ia terus dihujat oleh anak semata wayangnya itu.
Teng nong neng nong
“iyaa sebentar akan kubukakan pintu”
Cklek
“syukurlah kau sudah boleh pulang” sambut wanita itu dengan hangan akan kedatangan suaminya.
“bagaimana kabarnya?”
“yah.. begitulah.. aku mendapat surat dari sekolah.. kali ini dia benar-benar tidak bisa diselamatkan..”
Ayahnyapun membuang nafas lelah.
“sudahlah, ini sudah sampai titik terakhir kita.. kita sudah tidak memiliki jalan lain”
Wanita itupun perlahan terisak dan mulai meneteskan air matanya. Namja yang bernama hyukjae itupun mendengar jelas percakapan mereka berdua. Iapun membaringkan tubuhnya dan perlahan menutup kedua matanya.
“dasar membosankan sekali! Kuharap aku bisa keluar dan tidak bertemu mereka kembali!”
.
.
.
.
“hey hyuk bodoh bangun! Hey bangun!!! Enak saja kau tidur enak-enak disaat genting begini!”
Perlahan aku mendengar sebuah suara yang familiar dikupingku dengan nadanya yang tinggi seperti biasanya. Perlahan aku membuka kedua mataku dan mencoba menyesuaikan itensitas cahaya yang merasuki lensa mataku. Kudapati paras seorang namja yang menatapku dengan dingin.
“engghh youngmin..? kau kah itu?”
PLAAAK
Sebuah deplakan cukup kuat mendarat dikepalaku.
“bodoh! Ini bukan saatnya kau tidur enak-enakan disaat begini!!”
Akupun memutar kepalaku dan mencoba melihat siapa yang telah mendeplak kepalaku. Kudapati sosok namja yang sudah tidak asing bagiku. Ia menatapku dengan tatapannya yang datar tanpa mengubah sedikitpun ekspresinya. Iapun mendekat dan menjabat tangan kananku.
“cho kyuhyun, panggil aku kyuhyun dan sebaya denganmu”
Akupun mengangguk dan masih berusaha mencerna ini semua. Akupun merasakan sakit dilengan kiriku ternyata.. apa yang sudah terjadi padaku bukanlah sebuah mimpi. Akupun menatap sekeliling, kami seperti berada disebuah puncak dari rumah pohon tersebut yang hanya beratapkan langit bermandikan cahaya matahari yang begitu hangat. Hamparan rumput yang tidak begitu luas dan terdapat penyangga dipinggirnya. Akupun dapat mendengar jelas keramaian hiruk pikuk dibawah sana.
“disini, kita seharusnya akan aman” kata kyuhyun yang seolah bisa membaca pikiranku. Namja itupun menatap serius kepada sebuah layar. Akupun mendekatinya.
“apa itu?”
“ini keadaan dibawah sana”
Akupun mendapati suasana yang begitu chaos dibawah sana. Para aphr yang berhasil membobol pertahanan para hermina. Membunuh dan menebas para hermina tanpa belas kasihan. Para hermina berjenis peri yang kutemui tadi pagi tidaklah menunjukan sikap mereka yang bodoh, namun mereka benar-benar serius. Goresan-goresan terdapat disekujur tubuhnya darahnya mereka menetes namun mereka menghiraukannya. Bekerja sama untuk melindungin satu sama lainnya. Hingga tanpa mereka sadari salah seorang aphr menggigit lengan salah satu namja yang kurasa termuda diantara mereka berlima.
“itu.. taeminnie..” kata kyu yang kini aku dapati air mukanya berubah.
Keempat hermina peri lainnya berusaha menyelamatkannya namun nihil. Tidak ada yang bisa melepaskan peri kecil itu. Ia terus meronta kesakitan, dan keempatnya hanya bisa menyaksikan sambil berjuang melepaskannya walau mereka tahu itu percuma. Perlahan lengan peri kecil itupun mulai lenyap dengan rakus aphr itupun mencabik-cabik dan mengunyah bagian tubuh lainnya. Seolah aphr tersebut sedang menyantap sosis, peri kecil hermina itupun dikoyak dan dikunyah dengan rakus tanpa berdaya disaksikan oleh keempat kakaknya yang kini hanya bisa berderai air mata.
“dia.. mati..” akupun menelan ludahku dan menatapnya dengan sangat iba.
Namja yang bernama cho itupun hanya dapat mengela nafasnya dengan berat.
Akupun kembali menyaksikan keadaan dari layar mungil itu. Kali ini angeloth, bernama leeteuk itu yang ikut dalam perang. Berbagai macam benda tajam telah menancap dan merusak sayapnya yang indah. Kekuatan sihir yang dilakukannyapun mulai melemah. Namun sekuat tenaga ia berusaha bertahan melawan ribuan aphr yang menyerbu didepannya. Hingga satu diantara ribuan aphr itu ada satu yang mencolok dan berbeda. Dengan makhluk sangat aneh dan paling besar diantara yang lainnya ditungganginya. Datang dengan santainya kearah angeloth tersebut seolah ia menantangnya.
“dialah raja hactrex!” sahut youngmin dengan penuh dengki menatapnya.
Seseorang yang ditutup dengan jubah hitam sehingga aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Iapun mengacungkan sebuah tongkat yang berbentuk sangat aneh tepat didepan angeloth itu kemudian iapun mulai membidik ke arahnya. Iapun turun dari tunggangannya, sang angeloth yang sudah melemah sekuat tenaga mengeluarkan berbagai macam sihirnya namun nihil. Ia tidak terkalahkan, dan iapun berjalan dengan santai semakin mendekat dan mendekat ke arah angeloth tersebut yang nampaknya sudah mulai pasrah. Angeloth itupun menutup kedua matanya dengan perlahan iapun tersenyum tipis.
“ani… ANDWAAAAAAEEEEEEEEE” namja bernama cho itupun berteriak sekuat tenaga menyaksikan tongkat tersebut yang menembus tubuh angeloth tersebut.
Sayapnyapun perlahan lepas dan mengurai menjadi butiran-butiran cahaya yang indah. Begitu dalam tongkat itu ditancapkan ke dadanya sehingga menembusnya. Dengan tanpa belas kasihan tubuh angeloth yang sudah tidak bernyawa itu diinjaknya sehingga melepaskan tongkatnya dari tancapan tubuhnya. Kemudian dengan beringas ia melempar tubuh angeloth itu ke lautan aphr yang terlihat lapar dan mengoyak tubuh angeloth yang sudah tidak bernyawa itu. Tepat saat angeloth itu kalah para aphr itupun masuk dan menyerbu rumah pohon tersebut. Pertahanan mereka mulai pudar, keempat peri anak buah angeloth itupun melemah. Hujan kematian berbagai macam hermina yang menjadi santapan para aphr. Semua pemandangan yang begitu membuat hatiku berderit. Isak tangis perlahan kudengar dari namja bernama cho itu. Kufikir, orang sepertinya tidak akan pernah mengeluarkan air matanya. Terlihat di wajahnya kesedihan yang begitu mendalam.
“lalu.. bagaimana kita bisa keluar dari sini?” Tanya youngmin pada kyu.
Iapun tidak menjawab dengan air matanya iapun menatap layar yang menampilkan pemandangan para aphr yang mulai menerobos rumah pohon tersebut.
“kita…”
“hey, kau bilang kita akan selamat kalau disini bukan??”
“kubilang seharusnya
“jadi maksudmu???”
“angeloth itu mati… kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini..” jawab namja itu dengan tatapannya yang sendu.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Mianhaeeeeeeeeeeeeeeeeeee jeongmal mianhae yo reader lama buaangggettt apdetnyaa TT_TT author abis ngajarin suami author akang ayam baru bikin twitter *digeplak mvp* tenang aja reader author janji buat part berikutnya ga bakal lama deh :D oke deh kalo gitu, salam olahraga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger